KABARBURSA.COM - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wiroatmodjo atau Tiko menyampaikan rencana pemerintah mendirikan bank emas sebagai aset investasi yang sedang diminati oleh investor karena ketegangan konflik geopolitik global.
Menurut Tiko, negara-negara besar seperti China dan Amerika Serikat (AS) kini kembali tertarik pada emas sebagai aset investasi, mengingat situasi geopolitik yang semakin tidak terduga.
"Emas tidaklah menjadi aset yang ketinggalan zaman karena dengan situasi geopolitik yang sekarang semakin tidak terprediksi. Jadi ini sebenarnya bukan aset yang sunset," ujarnya, dikutip Rabu, 8 Mei 2024.
Tiko juga menggarisbawahi pembangunan smelter yang dimiliki oleh PT Freeport Indonesia di Manyar, Gresik. Smelter tersebut berpotensi menghasilkan sekitar 50 ton emas per tahun.
Selain itu, Tiko mengajak PT Pegadaian, yang memiliki pengalaman dalam mengelola investasi emas, untuk berkolaborasi dengan Holding BUMN Pertambangan MIND ID.
"Jadi dari awal, Pak Damar (Direktur Utama PT Pegadaian) sudah menyatakan bahwa ketika bank bullion sudah berdiri, Pegadaian akan bekerja sama dengan ekosistem MIND ID. Ini harus terus diperbaiki," ujar dia.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pegadaian (Persero), Damar Latri Setiawan, mengonfirmasi kesiapan perusahaan untuk mengelola bank bullion tersebut. Damar menyebut bahwa perusahaan telah melakukan uji sistem dalam pengembangan ekosistem untuk menabung emas.
"Kami sudah memiliki mekanisme produk yang tersedia, contohnya jika masyarakat ingin menabung emas atau memperoleh margin emas, atau bahkan jika pengusaha emas ingin meminjam emas sebagai jaminan," ujarnya.
Namun, kendala saat ini adalah terkait regulasi yang belum tersedia di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai pengelolaan bank bullion.
"Dalam hal layanan bullion untuk Pegadaian, produk-produknya telah siap, namun regulasi dari OJK belum diterbitkan, jadi kita masih menunggu keputusan dari OJK," tambahnya.