KABARBURSA.COM - Berbelanja merupakan kegiatan rutin yang dilakukan masyarakat Indonesia ketika menjelang hari raya Idulfitri. Mereka rela merogoh kocek demi bisa membeli kebutuhan pakaian ataupun makanan.
Seorang Sosiolog, Tantan Hermansah, mengatakan kebiasaan masyarakat berbelanja menjelang lebaran sudah menjadi fenomena sosio antropologis yang terjadi di Indonesia. Dia menyebut, ada beberapa hal yang berkontribusi pada lahirnya kegiatan tersebut.
"Yang pertama, agama, di mana agama dalam hal ini adalah Islam, mengajarkan dan menganjurkan kepada penganutnya untuk memuliakan Ramadan dan hari raya Lebaran," ujar dia kepada Kabar Bursa, Selasa 9 April 2024.
Tantan menyampaikan, umat muslim dianjurkan menggunakan pakaian dan busana terbaik sebagai bentuk penghormatan kepada hari raya Lebaran.
Lalu yang kedua adalah menyajikan makanan terbaik. Sehingga, kata Tantan, wajar saat hari raya Lebaran setiap orang berlomba-lomba untuk membeli sesuatu yang eksklusif demi memberikan layanan tebaik kepada tamu yang datang.
"Umat muslim sedemikian rupa memaksakan diri untuk membeli dan menyajikan makanan-makanan terbaik sebagai bagian dari pelaksanaan nilai-nilai anjuran agama, serta karena dalam bulan Ramadan dan hari raya selalu disertai dengan aktivitas silaturahmi," jelas dia.
Kemudian yang ketiga, ujar Tantan, adalah ekstraksi dari nilai-nilai agama yang diekspresikan dalam kehidupan, akhirnya memunculkan kebudayaan untuk menggunakan atau membeli busana terbaik hingga menyajikan makanan yang terbaik.
Jika diamati lebih dalam, lanjut Tantan, kebiasaan masyarakat muslim Indonesia menggunakan momen lebaran untuk berpenampilan terbaik, bisa menghasilkan economic impact.
"Itu menghasilkan economic impact yang luar biasa, di mana para penyedia produk-produk makanan maupun busana pun berlomba-lomba untuk menyambut (lebaran) ini dengan berbagai produknya," jelas dia.
Menurut Tantan, fenomena tersebut tidak hanya menguntungkan umat muslim saja, namun juga pihak-pihak yang terlibat dalam proses sosial ini.
"Tapi siapapun yang melibatkan diri pada proses sosial ini, mereka akan saling menguntungkan atau mendapat keuntungan," ucapnya.
Lebih lanjut Tantan menjelaskan, kebiasaan berbelanja menjelang Lebaran dilakukan semua lapisan masyarakat, mulai dari kelas ke bawah, menengah, hingga atas.
"Bahkan kalau di daerah pinggiran, orang-orang berbondong-bondong ke pusat kota mencari pakaian dan makanan diskon, supaya bisa menikmati hari raya sebagai hari kemenangan," pungkasnya.