KABARBURSA.COM - PT Pertamina New Renewable Energi (NRE) telah mengonfirmasi kesiapan untuk mengoperasikan Pembangkit Listrik Gas Uap (PLTGU) Jawa-1 dengan kapasitas sebesar 1.760 MegaWatt (MW), setelah tertunda dari target awal pada Desember 2021.
Persiapan penuh operasional PLTGU, yang memiliki nilai investasi mencapai US$1,4 miliar dan diklaim sebagai yang terbesar di Asia Tenggara, telah selesai setelah melewati serangkaian tes seperti plant reliability run & net dependable capacity test pada Jumat (29/3/2024) lalu.
"Dukungan dari semua pihak sangat penting agar PLTGU Jawa-1 dapat menunjukkan operational excellence dan memberikan manfaat optimal bagi Pertamina dan NKRI," kata Direktur Utama Pertamina NRE, Jhon Anis, dalam pernyataan resminya, Sabtu (30/3/2024).
PLTGU ini dioperasikan oleh PT Jawa Satu Power (JSP), yang merupakan perusahaan patungan antara Pertamina NRE dan Marubeni Corporation, masing-masing memiliki porsi saham 40persen, sedangkan sisanya dimiliki oleh Sojitz sebanyak 20persen.
PLTGU Jawa-1 merupakan pembangkit listrik yang menggabungkan floating storage and regasification unit (FSRU) dengan unit pembangkit listrik berkapasitas total 1.760 MW, terdiri dari 2 unit pembangkit dengan kapasitas masing-masing 880 MW.
Unit kedua telah beroperasi komersial sejak Desember 2023. Proyek ini bertujuan untuk menghubungkan pasokan gas di Papua dengan kebutuhan listrik di Pulau Jawa dan Bali.
Diharapkan bahwa proyek ini akan menjadi pencapaian penting bagi Pertamina dan menambah portofolio pemanfaatan energi bersih. Selain itu, proyek ini memiliki keunggulan teknologi yang lebih efisien dan mampu menekan emisi karbon sebesar 3,3 juta ton per tahun.
Proyek tersebut juga mencakup FSRU, pipa gas, serta jalur transmisi yang menghubungkan PLTGU dengan titik interkoneksi. Gas alam cair (LNG) yang dipasok oleh PLN akan diregasifikasi di FSRU dan dialirkan ke PLTGU melalui pipa gas.
Listrik yang dihasilkan oleh PLTGU Jawa-1 akan disalurkan ke PLN selama 25 tahun dengan skema build, own, operate, and transfer (BOOT) ke sistem kelistrikan Jawa-Bali melalui jaringan transmisi 500 kV.