KABARBURSA.COM - Pejabat Federal Reserve Bank of San Francisco, Mary Daly, menyampaikan bahwa data inflasi yang dirilis pada Jumat 28 Juni 2024 menunjukkan bahwa kebijakan moneter berjalan efektif. Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa masih terlalu dini untuk menentukan timing yang tepat untuk menurunkan biaya pinjaman.
Menurut Daly dalam sebuah wawancara, dampak dari kebijakan moneter terlihat jelas dalam berbagai aspek ekonomi. Pertumbuhan melambat, pengeluaran konsumen juga mengalami perlambatan, dan pasar tenaga kerja menunjukkan penurunan aktivitas, sementara laju inflasi juga mengalami penurunan.
Gubernur The Fed San Francisco itu muncul di televisi setelah Departemen Perdagangan merilis data terbaru tentang pengeluaran konsumen dan indikator inflasi yang diperhatikan oleh bank sentral.
Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti (PCE price index), yang tidak mencakup makanan dan energi yang fluktuatif dan dianggap sebagai ukuran inflasi inti yang lebih akurat, hanya mengalami kenaikan sebesar 0,1 persen pada bulan Mei, yang merupakan kenaikan paling rendah sepanjang tahun ini.
Daly menegaskan bahwa The Fed akan terus memantau data ekonomi dan menyesuaikan kebijakan sesuai dengan perkembangan yang terjadi dalam beberapa bulan ke depan. Dia menyoroti berbagai skenario yang mungkin terjadi, seperti kemungkinan bahwa inflasi turun lebih lambat dari perkiraan, yang akan mengharuskan bank sentral untuk mempertahankan suku bunga yang tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.
Namun demikian, jika terjadi penurunan inflasi seperti yang terjadi pada akhir tahun lalu dan kondisi pasar tenaga kerja tetap stabil atau bahkan membaik, maka ada kemungkinan The Fed akan menyesuaikan kebijakan moneter untuk merespons perubahan tersebut. Namun, Daly menegaskan bahwa saat ini masih terlalu dini untuk membuat kesimpulan yang pasti.
Pada awal pekan ini, Daly telah mengingatkan bahwa pasar tenaga kerja AS sedang mendekati titik balik di mana perlambatan ekonomi dapat mengakibatkan peningkatan tingkat pengangguran. Meskipun perusahaan-perusahaan terus merekrut dengan kecepatan yang solid, tingkat pengangguran telah menunjukkan peningkatan dalam beberapa bulan terakhir. Data laporan ketenagakerjaan untuk bulan Juni dijadwalkan akan dirilis minggu depan.
The Fed Tahan Suku Bunga
Bank sentral Amerika Serikat (AS), memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 5,25-5,50 persen untuk kali ketujuh berturut-turut pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia 13 Juni 2024. Keputusan ini mengindikasikan kebijakan moneter yang tetap stabil dalam menghadapi kondisi ekonomi saat ini.
Chairman The Fed, Jerome Powell, menjelaskan dalam konferensi pers setelah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) bahwa meskipun terdapat kemajuan seperti perlambatan inflasi, kebijakan moneter yang lebih longgar belum menjadi opsi yang tepat saat ini. Powell menekankan bahwa kebijakan restriktif sebelumnya telah memberikan dampak yang diharapkan.
Pada Mei 2024, tingkat inflasi AS melandai ke 3,3 persen (year on year/yoy), turun dari 3,4 persen (yoy) pada bulan sebelumnya, mencapai level terendah dalam tiga bulan dan lebih rendah dari proyeksi pasar yang sebesar 3,4 persen (yoy).
Dalam proyeksi terbarunya, The Fed memperkirakan hanya akan melakukan satu kali penurunan suku bunga sebesar 25 bps pada tahun ini, kemungkinan terakhirnya adalah pada Desember 2024. Hal ini menandai sikap yang lebih hati-hati dibandingkan proyeksi sebelumnya yang mencatat tiga penurunan dengan total 75 bps.
The Fed juga mempublikasikan dot plot terbaru mereka, menunjukkan pandangan masing-masing anggota komite terhadap arah suku bunga. Mayoritas anggota memproyeksikan dua kali penurunan, sementara beberapa lainnya menginginkan satu kali penurunan atau bahkan tidak ada penurunan sama sekali.
Untuk tahun 2025, The Fed memperkirakan kemungkinan empat kali penurunan suku bunga, dengan total 100 bps, sehingga menempatkan suku bunga di sekitar 4,1 persen pada akhir tahun tersebut. Namun, proyeksi jangka panjang menunjukkan suku bunga stabil di sekitar 2,8 persen, meskipun naik sedikit dari proyeksi sebelumnya.
Secara keseluruhan, kebijakan higher for longer dipertahankan sebagai respons terhadap tantangan dalam menurunkan inflasi AS, yang diproyeksikan akan tetap tinggi dalam beberapa waktu mendatang.
The Fed juga memperbarui proyeksi ekonomi AS, dengan pertumbuhan ekonomi direvisi sedikit turun menjadi 1,9-2,3 persen untuk tahun 2024, sementara tingkat pengangguran diperkirakan akan berada di kisaran 4,0-4,1 persen.
Keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 5,25-5,50 persen telah memiliki dampak yang signifikan terhadap berbagai aspek ekonomi AS. Kebijakan ini menunjukkan komitmen untuk menjaga stabilitas dalam kondisi ekonomi yang masih menghadapi tantangan.
Pertama, keputusan untuk tidak menaikkan suku bunga menunjukkan kehati-hatian dalam menghadapi inflasi. Meskipun inflasi AS mengalami perlambatan menjadi 3,3 persen (yoy) pada Mei 2024, kebijakan The Fed menegaskan bahwa mereka masih memantau dengan ketat perkembangan ini sebelum memutuskan untuk melonggarkan kebijakan moneter.
Kedua, sikap hawkish yang diperlihatkan melalui proyeksi dot plot menunjukkan bahwa sebagian besar anggota The Fed memperkirakan hanya satu kali penurunan suku bunga pada tahun ini, dengan kemungkinan terakhirnya pada Desember 2024. Hal ini mencerminkan pandangan yang lebih konservatif terhadap kondisi ekonomi yang sedang berubah-ubah.
Ketiga, proyeksi jangka panjang yang menunjukkan suku bunga tetap lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama (higher for longer) dapat berdampak pada keputusan investasi dan keuangan di pasar AS. Ini menciptakan lingkungan di mana pinjaman dan investasi bisnis mungkin menjadi lebih mahal, mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja.
Keempat, revisi proyeksi ekonomi AS oleh The Fed menunjukkan penurunan sedikit dalam perkiraan pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2024, yang mempengaruhi sentimen pasar dan kepercayaan pelaku pasar terhadap prospek ekonomi AS. (*)
Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia
dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu.
Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional.
Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.