Logo
>

The Fed Tak Naikkan Suku Bunga Bikin Rupiah Perkasa

Ditulis oleh Pramirvan Datu
The Fed Tak Naikkan Suku Bunga Bikin Rupiah Perkasa

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Keputusan Federal Reserve (The Fed) untuk tidak meningkatkan suku bunga Amerika Serikat (AS) lebih lanjut pada tahun 2024 telah memberikan dorongan bagi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, menurut Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuabi.

    "Kebijakan The Fed untuk tidak melanjutkan kenaikan suku bunga lebih lanjut telah meredam nilai dolar AS dan memberikan sedikit kelonggaran pada harga komoditas. Namun, The Fed tetap menunjukkan sikap hati-hati dalam memotong suku bunga," kata Assuabi dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis 2 Mei 2024.

    Data ekonomi AS yang dirilis baru-baru ini memberikan hasil yang bervariasi. Beberapa data menunjukkan peningkatan dari perkiraan, seperti data Non Farm Payrolls dari Automatic Data Processing (ADP) sebesar 192 ribu dari prediksi 179 ribu.

    Namun, ada juga data yang di bawah prediksi, seperti Purchasing Manager’s Index (PMI) versi Institute of Supply Management (ISM) yang mencapai 49,2 dari perkiraan 50,0.

    Pada penutupan perdagangan Kamis, rupiah menguat 74 poin atau 0,46 persen menjadi Rp16.185 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.259 per dolar AS.

    Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis juga menguat menjadi Rp16.202 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.276 per dolar AS.

    Ariston Tjendra, seorang pengamat pasar uang, menyatakan bahwa terdapat dua hal yang dapat disimpulkan dari pernyataan Gubernur The Fed Jerome Poweel dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Rabu (1/5) dini hari.

    Pertama, The Fed tidak mempertimbangkan kenaikan suku bunga AS pada tahun 2024. Kedua, The Fed menunda pemotongan suku bunga karena belum yakin inflasi AS akan turun ke 2 persen saat ini.

    Tjendra menyatakan bahwa sementara pernyataan tentang tidak adanya kenaikan memberikan kelegaan di pasar dan dapat memberikan sentimen positif pada aset berisiko, indikasi penundaan pemangkasan suku bunga memberikan kekhawatiran bahwa The Fed mungkin tidak akan mengeluarkan keputusan tersebut pada tahun ini.

    Sementara itu, data inflasi dalam negeri untuk bulan April diharapkan dapat memberikan sentimen positif untuk rupiah jika tetap berada di kisaran 3,0 persen. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan angka inflasi tahunan sebesar 3 persen (year-on-year/yoy) dan inflasi tahun kalender sebesar 1,19 persen (year-to-date/ytd).

    Berdasarkan perhitungan Indeks Harga Konsumen (IHK), inflasi bulan April 2024 mencapai 0,25 persen dibandingkan bulan sebelumnya. IHK juga mengalami peningkatan dari 106,13 pada Maret 2024 menjadi 106,4 pada April 2024.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.