Logo
>

Tiga Bank BUMN Bergerak Positif, ini Katalisnya

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Tiga Bank BUMN Bergerak Positif, ini Katalisnya
Ilustrasi pergerakan positif saham bank BUMN.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta memperkirakan tiga bank BUMN yakni Bank Mandiri, BRI, dan BNI masih memiliki prospek cerah karena didukung oleh kinerja kredit. 

    Nafan mengatakan potensi pertumbuhan kredit tiga bank tersebut masih memiliki peluang  positif seiring adanya tren penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI). 

    "Tentu ini bisa memberikan benefit terhadap potensi pertumbuhan peningkatan kredit ke depan," ujarnya saat dihubungi Kabarbursa.com, Senin, 3 Maret 2025.

    Nafan mengakui di awal 2025 kinerja saham perbankan masih di bawah ekspektasi para investor. Menurutnya, hal ini terjadi lantaran pelambatan pertumbuhan kredit yang dipengaruhi oleh tingginya suku bunga acuan pada waktu itu. 

    "Tapi diharapkan adanya perbaikan kinerja pertumbuhan kredit khususnya akan meningkatkan kepercayaan bagi pelaku investor terkait dengan saham perbankan," ujarnya 

    Lebih jauh dia memandang, prospek positif pertumbuhan kredit tersebut juga berpeluang meningkatkan kinerja fundamental dari Bank Mandiri, BRI, maupun BNI.  

    Sementara itu tiga saham Bank BUMN tersebut secara bersamaan mengalami penguatan pada sesi I perdagangan Senin, 3 Maret 2025. Mengutip Stockbit, BBRI menguat 8,04 persen di level 3.630.

    Saham Bank Mandiri yakni BMRI turut meningkat sebesar 6,09 persen di harga 4.880. Sementara saham BBNI menghijau 5,71 persen ke level 4.260.

    Akan tetapi jika ditarik ke belakang secara bulanan, tiga saham tersebut memiliki performa yang kurang baik. 

    BBRI misalnya, selama satu bulan terakhir memiliki performa -13,98 persen. Pun  saham BMRI dan BBNI yang masing-masing memiliki kinerja -19,00 persen dan -10,69 persen. 

    Perbankan Terpukul pada Pekan Lalu 

    Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG periode 24 - 28 Februari 2025  mengalami penurunan sebesar 7,83 persen ke level 6.270,597 dari 6.803,001 pada pekan lalu.

    Founder Stocknow.id Hendra Wardana mengatakan pelemahan IHSG pekan lalu tepatnya Jumat, 28 Februari 2024 memperpanjang tren yang telah berlangsung selama dua pekan terakhir.

    Menurutnya, sentimen negatif semakin kuat setelah MSCI (Morgan Stanley Capital International) menurunkan peringkat Indonesia dari Equalweight menjadi Underweight, yang berimbas pada derasnya arus modal asing keluar dari pasar saham domestik. 

    "Total rebalancing MSCI Indonesia mencapai Rp1,9 triliun atau sekitar USD120 juta, memicu aksi jual masif dan meningkatkan kekhawatiran investor," ujar dia dalam risetnya kepada Kabarbursa.com dikutip, Sabtu, 1 Maret 2025.

    Dilanjutkannya, aksi jual investor asing cukup  agresif dalam sepekan terakhir dengan total net sell mencapai Rp7.67 triliun, terutama pada saham-saham perbankan seperti BBRI (Rp2,1 triliun), BBRI (Rp1,8 triliun), dan BMRI (Rp1,1 triliun). 

    Hendra melihat perbankan menjadi salah satu sektor paling terpukul, dengan tekanan jual besar-besaran yang menyebabkan saham-saham big caps menjadi top laggards. 

    "Tidak ada indikasi rotasi dana ke sektor lain, mengingat sebagian besar investor lebih memilih bersikap wait and see. Dengan bobot 24 persen terhadap IHSG, di mana BBCA menyumbang 9,3 persen, BBRI 5,7 persen, dan BMRI 3,8 persen, pelemahan di sektor ini menjadi faktor utama yang menyeret IHSG ke level lebih rendah," jelasnya. 

    Pada sesi I perdagangan hari ini, IHSG menguat tajam sebesar 3,77 persen atau naik 236 poin ke level 6.506. Mengutip RTI Business, IHSG hari ini bergerak konsisten di kisaran 6.347 dan 6.512. 

    Volume perdagangan pada sesi I sebesar Rp10.424  miliar, sementara transaksi Rp7.825 triliun dengan frekuensi perdangan senilai 727,061.
     
     Adapun IHSG diproyeksikan terkoreksi pada perdagangan awal pekan ini, Senin, 3 Maret 2025. Analis MNC Sekuritas memproyeksikan IHSG terkoreksi agresif sebesar sebesar 3,31 persen ke level 6.270 disertai tekanan jual.

    “Koreksi dari IHSG pun sudah mencapai target koreksi yang kami berikan di area 6,269. Apabila IHSG kembali menembus 6,203 sebagai area support berikutnya, maka arah koreksi IHSG akan mengarah ke 6,122-6,184,” kata Tim Analis MNC Sekuritas, Senin, 3 Maret 2025.

    MNC Sekuritas mengungkapkan, level support pada perdagangan pagi ini adalah 6,203 , 6,086. Sedangkan untuk resistance berada di level 6,500 , 7,639.

    Pergerakan Saham BBNI, BBRI, dan BMRI

    Pada Senin, 3 Maret 2025, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menunjukkan kenaikan signifikan. Pada pukul 13:58 WIB, harga saham BBNI berada di level Rp4.280, naik 6,20 persen atau 250 poin dibandingkan penutupan sebelumnya. 

    Volume perdagangan mencapai 99,3 juta lembar saham, lebih tinggi dari rata-rata volume harian sebesar 61,24 juta lembar saham.

    Sementara, saham BBRI mengalami lonjakan signifikan dalam perdagangan terbaru, mencatatkan kenaikan sebesar 8,93 persen atau 300 poin ke level 3.660. Pergerakan ini menunjukkan sentimen positif yang kuat di kalangan investor, seiring dengan volume transaksi yang mencapai 4,87 juta lot.

    Saham ini dibuka pada level 3.520, lebih tinggi dari harga penutupan sebelumnya di 3.360. Sepanjang sesi perdagangan, saham BBRI bergerak dalam rentang harga antara 3.470 hingga 3.670, dengan harga rata-rata tercatat di 3.563. 

    Kenaikan ini mencerminkan minat beli yang tinggi terhadap saham BBRI, dengan nilai transaksi mencapai Rp1,734,5 triliun.

    BBRI juga memperlihatkan daya tariknya sebagai salah satu emiten unggulan di sektor perbankan. Level tertinggi yang dicapai di 3.670 menandakan adanya potensi untuk melanjutkan tren penguatan, dengan batas atas ARA (Auto Rejection Atas) berada di 4.200. 

    Sebaliknya, batas bawah ARB (Auto Rejection Bawah) tercatat di 2.520, memberikan gambaran mengenai volatilitas yang bisa terjadi dalam perdagangan saham ini.

    Dan, saham BMRI juga tengah mengalami kenaikan signifikan. Dengan harga yang melonjak 6,74 persen atau bertambah 310 poin, saham ini menunjukkan daya tarik yang kuat di tengah aktivitas perdagangan yang cukup aktif. 

    Volume transaksi mencapai 151,53 juta, sedikit di bawah rata-rata volume harian sebesar 163,59 juta, yang mengindikasikan adanya minat beli yang tetap tinggi meskipun belum sepenuhnya melampaui rata-rata historisnya.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.