KABARBURSA.COM - Tiga emiten ini masuk dalam daftar Unusual Market Activity (UMA) Bursa Efek Indonesia (BEI). Ketiga saham tersebut dianggap naik secara tidak wajar, sehingga perlu masuk dalam radar pengawasan BEI.
Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Yulianto Aji Sadono, mengatakan bahwa pengumuman UMA tidak selalu berarti adanya pelanggaran di pasar modal. Untuk kali ini, BEI memantau pola transaksi tiga saham untuk memastikan tidak ada indikasi yang merugikan investor.
Adapun tiga saham yang dimaksud adalah:
- PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk (SMLE)
- PT Metro Realty Tbk (MTSM)
- PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF)
"Kami sampaikan bahwa bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini," kata Yulianto dalam keterbukaan informasi, dikutip Rabu, 16 Oktober 2024.
PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk (SMLE)
Saham SMLE mencatatkan kenaikan harga yang signifikan sejak pengumuman UMA pada 15 Mei 2024 dan 30 Januari 2024. Hingga saat ini, BEI belum menerima penjelasan yang memadai dari perusahaan terkait lonjakan tersebut.
Hingga Rabu, 16 Oktober 2024, siang, harga saham SMLE mengalami tekanan jual yang cukup kuat. Hal ini tercermin dari penurunan harga yang cukup tajam. Penutupan di bawah Rp120 menunjukkan adanya tekanan yang mungkin disebabkan oleh sentimen negatif dari investor.
Meskipun membuka perdagangan di Rp122, saham ini cepat merosot hingga menyentuh level terendah di Rp101. Penurunan harga ini mengindikasikan ketidakpastian di pasar, yang bisa diakibatkan oleh berita buruk, kinerja keuangan yang kurang memuaskan, atau faktor eksternal lainnya.
Dengan harga yang sempat mencapai Rp122 dan turun ke Rp101 dalam satu hari perdagangan, saham ini menunjukkan volatilitas yang tinggi. Ini bisa menjadi sinyal bagi investor untuk berhati-hati, mengingat volatilitas tinggi biasanya mengindikasikan risiko yang lebih besar.
PT Metro Realty Tbk (MTSM)
Peringatan UMA untuk saham ini sudah dikeluaran pada 21 November 2023, namun lonjakan harga kembali terjadi tanpa adanya informasi signifikan sejak laporan bulanan pemegang efek pada 7 Oktober 2024.
Saham PT MTSM Tbk (MTSM) mengalami kenaikan signifikan pada perdagangan hari ini ditutup pada harga Rp183, mencatatkan kenaikan sebesar 9,58 persen dari harga sebelumnya yang berada di Rp167. Volume perdagangan mencapai 348 lot, menunjukkan minat yang kuat dari investor.
Pada sesi perdagangan ini, harga saham MTSM dibuka di level Rp183, sama dengan harga penutupan sebelumnya. Meskipun tidak ada pergerakan signifikan dari harga tertinggi dan terendah yang dicapai dalam hari tersebut, volume transaksi yang relatif rendah (Rp6,4 miliar) menandakan bahwa meskipun ada kenaikan harga, likuiditas di pasar mungkin terbatas.
Kenaikan harga saham MTSM kemungkinan besar didorong oleh faktor-faktor eksternal, termasuk sentimen positif di pasar yang lebih luas serta hasil laporan keuangan yang menunjukkan kinerja operasional yang baik. MTSM juga mungkin mendapatkan manfaat dari perkembangan industri yang mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan.
Dari perspektif teknikal, level resistensi untuk saham ini terlihat berada di sekitar Rp183, yang merupakan harga penutupan saat ini. Jika MTSM mampu menembus level ini dan bertahan di atasnya, ada potensi untuk melanjutkan penguatan menuju target berikutnya. Namun, pelaku pasar harus tetap waspada terhadap level support yang terletak di sekitar Rp151, sebagai patokan jika terjadi penurunan.
PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF)
Saham IOTF menunjukkan volatilitas yang tinggi. Sejak pengumuman UMA pada 23 September 2024 dan 18 Maret 2024, BEI terus mengawasi pergerakan sahamnya dan meminta investor untuk mencermati betul semua informasi terkai perusahaan, terutama mengenai volatilitas yang tidak wajar.
Saham IOTF mengalami penurunan yang cukup tajam setelah membuka perdagangan di Rp206. Harga tertinggi yang dicapai adalah Rp222, namun saham ini tidak mampu bertahan di level tersebut dan justru turun hingga mencapai Rp192.
Penurunan ini mencerminkan adanya tekanan jual yang signifikan dari investor, yang mungkin disebabkan oleh sentimen negatif di pasar atau faktor eksternal lainnya.
Volume perdagangan yang cukup tinggi (352.000 lot) menunjukkan bahwa terdapat aktivitas yang cukup banyak di pasar meskipun harga saham mengalami penurunan. Hal ini bisa menjadi indikator minat yang kuat dari investor, baik untuk melakukan pembelian di harga rendah maupun penjualan.
Yulianto mengimbau investor agar memperhatikan tanggapan perusahaan atas permintaan konfirmasi dari BEI. Ia juga menekankan pentingnya mencermati kinerja ketiga emiten dan keterbukaan informasi mereka.
Investor juga diingatkan untuk mengkaji ulang rencana corporate action dari perusahaan jika rencana tersebut belum mendapat persetujuan RUPS. Selain itu, investor perlu pula mempertimbangkan semua risiko sebelum membuat keputusan investasi.(*)