KABARBURSA.COM - Tiga indeks utama Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Selasa, 30 September 2025 di tengah berbagai sentimen yang melanda.
Mengutip Reuters, rata-rata Industri Dow Jones (.DJI), naik 81,82 poin, atau 0,18 persen menjadi 46.397,89 menandai rekor penutupan tertinggi terbarunya.
S&P 500 (.SPX) ditutup di level 6.688,46, naik naik 27,25 poin atau 0,41 persen. Sementara itu Nasdaq Composite (.IXIC) juga ditutup positif setelah peningkatan 68,86 poin atau 0,31 persen menjadi 22.660,01.
Investor sendiri saat ini tengah menghadapi sejumlah sentimen, seperti rencana penutupan pemerintah Amerika Serikat (AS), penundaan laporan ekonomi utama, dan prospek kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed).
Presiden AS, Donald Trump memperingatkan anggota Kongres dari Partai Demokrat bahwa penutupan pemerintah federal pada tengah malam akan memungkinkan pihaknya mengambil tindakan "yang tidak dapat diubah" termasuk menutup program-program penting bagi mereka.
Meskipun penutupan sebelumnya tidak terlalu berdampak pada pasar, beberapa analis memperingatkan bahwa kali ini bisa lebih mengganggu, mengingat kondisi ekonomi yang rapuh.
Sebelumnya pada hari Selasa, laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan lowongan kerja sedikit meningkat pada bulan Agustus , sementara perekrutan dan PHK menurun. Data lain menunjukkan kepercayaan konsumen AS menurun lebih besar dari perkiraan pada bulan September.
Diketahui, data pekerjaan terbaru tidak menunjukkan kehilangan pekerjaan yang signifikan. Mark Luschini, kepala strategi investasi di Janney Montgomery Scott mengatakan pasar sangat seimbang dan dapat berubah arah dengan cepat.
Ia menyebut bahwa perpaduan kepemimpinan pasar dari sektor-sektor defensif seperti layanan kesehatan, kebutuhan pokok konsumen, dan sektor yang lebih siklus seperti industri, menunjukkan kurangnya keyakinan yang signifikan terhadap arah.
"Mungkin ada sedikit penyesuaian posisi sebelum prospek penutupan pemerintah. Jika itu terjadi, dan berlangsung hingga Jumat, kita akan mulai mengumpulkan data ekonomi penting seperti laporan ketenagakerjaan hari Jumat yang tidak akan dirilis. Hal itu membuat investor sedikit terombang-ambing terkait perkembangan di lapangan." jelasnya.(*)