KABARBURSA.COM - Menjelang akhir Mei 2025, pasar mulai memperlihatkan tanda-tanda kebangkitan. Sentimen positif dari rencana stimulus ekonomi hingga ekspektasi laporan keuangan kuartal kedua membuat investor kembali aktif berburu saham-saham berfundamental kuat.
Di antara banyak nama, tiga emiten mencuri perhatian: Bank Tabungan Negara (BBTN), Barito Pacific (BRPT), dan Erajaya Swasembada (ERAA).
BBTN saat ini tengah menarik perhatian seiring keberhasilan ekspansi lini layanan wealth management lewat produk BTN Prospera. Diluncurkan Maret tahun lalu, produk ini sudah mencatatkan pertumbuhan luar biasa.
Per April 2025, jumlah nasabah naik 170 persen dan dana kelolaan (AUM) melonjak hingga Rp9,5 triliun, naik hampir 150 persen sejak awal peluncuran.
Target AUM di akhir tahun ini ditetapkan tumbuh 15 persen, menandakan ambisi BBTN untuk serius bermain di sektor yang selama ini bukan kekuatan utamanya.
Dari sisi teknikal, saham BBTN masih menunjukkan kecenderungan naik. Indikator RSI dan Stochastic K%D bergerak positif. Dengan harga saat ini di Rp1.270, saham ini memiliki support kuat di Rp1.225 dan area resistance di Rp1.305, memberi ruang kenaikan sekitar 2,76 persen.
Area beli ideal berada di rentang Rp1.255–Rp1.275, sementara batas risiko ditetapkan di bawah Rp1.020. BBTN juga masuk dalam daftar saham marginable, artinya bisa menjadi pilihan fleksibel bagi investor aktif.
Sementara itu, BRPT juga kembali menjadi bahan pembicaraan usai mengumumkan rencana ekspansi kapasitas panas bumi. Saat ini kapasitasnya berada di 886 megawatt (MW) dan ditargetkan menembus 1.000 MW dalam waktu dekat.
Tak berhenti di situ, perusahaan bahkan membidik kapasitas hingga 2.000 MW pada 2030. Langkah ini sejalan dengan arah kebijakan energi berkelanjutan nasional yang semakin mendapat prioritas.
Dari sisi teknikal, grafik mingguan BRPT memperlihatkan formasi candlestick positif berupa long white marubozu. Ini mengindikasikan tekanan beli yang kuat, diperkuat indikator RSI dan Stochastic yang bergerak naik.
Dengan harga terakhir di Rp1.155, BRPT punya potensi menguji resistance di Rp1.390 dengan ruang kenaikan nyaris 4 persen. Area akumulasi ada di kisaran Rp1.060–Rp1.160, dengan level cut loss disarankan di bawah Rp1.020.
Lalu ada ERAA, yang mulai dilirik menjelang peluncuran iPhone 16. Sebagai distributor utama produk Apple di Indonesia, penjualan seri terbaru ini diharapkan jadi pendorong penjualan kuartal kedua mereka.
Sentimen terhadap ERAA cenderung positif, terlebih jika tren permintaan untuk produk premium tetap kuat di tengah pemulihan daya beli masyarakat.
Secara teknikal, ERAA membentuk pola bullish outside barsin, yal klasik dari potensi pembalikan arah ke atas setelah masa konsolidasi. Indikator momentum seperti RSI dan Stochastic juga menunjukkan tren penguatan.
Dengan harga di kisaran Rp570, resistance berada di Rp590 dan support kuat di Rp500. Potensi kenaikannya sekitar 3,5 persen, dan area beli berada di rentang Rp545–Rp575, dengan cut loss disarankan jika harga turun di bawah Rp500.
Ketiga saham ini tidak hanya punya pondasi teknikal yang solid, tapi juga cerita fundamental yang jelas. BBTN dengan lini bisnis baru yang berkembang pesat, BRPT dengan ekspansi agresif di sektor energi hijau, dan ERAA yang siap memanfaatkan hype peluncuran produk teknologi global.
Bagi investor yang mencari saham dengan potensi pertumbuhan dalam waktu dekat, ketiganya layak masuk dalam radar utama pekan ini.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.