KABARBURSA.COM - Investment Analyst Lead Stockbit Sekuritas Edi Chandren menyampaikan sejumlah saham yang berpotensi menarik untuk dikoleksi pada kuartal ketiga tahun 2024. Ide ini sejalan dengan jelang musim penyampaian laporan keuangan akhir Oktober 2024.
Dalam risetnya, Rabu, 2 Oktober 2024, Edi menilai terdapat kesempatan bagi para investor mengoleksi saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Mastersystem Infotama Tbk (MSTI), dan PT Trans Power Marine Tbk (TPMA). Menurutnya, ketiga saham ini mengalami pelemahan harga dalam beberapa waktu terakhir.
"Meski melemah, tetapi (saham-saham tersebut) memiliki prospek kinerja yang solid dan/atau membaik pada semester kedua tahun ini. Oleh karena itu, kami optimis ketiganya memiliki potensi pemulihan harga dalam waktu dekat," ungkapnya seperti dikutip Kabarbursa.com, Rabu, 2 Oktober 2024.
Secara lebih rinci, ia menjelaskan prospek dari saham AKRA. Emiten yang bergerak pada bidang infrastruktur logistik, perdagangan dan distribusi bahan kimia dasar, distribusi bahan bakar minyak (BBM), dan pertambangan dan perdagangan batu bara ini memang membukukan kinerja yang lemah pada triwulan II 2024. Laba bersih menjadi Rp408 miliar dengan penurunan 4 persen (year on year/yoy) dan 32 persen (quarter on quarter/qoq).
Hasil tersebut utamanya disebabkan oleh kinerja segmen perdagangan dan distribusi yang lemah seiring turunnya permintaan dari sektor pertambangan pada Maret–Mei 2024 akibat tertundanya izin pertambangan (RKAB). Namun, manajemen AKRA optimistis bahwa kinerja akan mulai pulih seiring naiknya volume permintaan dari emiten pertambangan karena permasalahan izin yang sudah selesai, serta peningkatan penjualan lahan Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) pada semester II 2024.
"Pada harga Rp1.550, AKRA diperdagangkan dengan 10,1x 1–Year Forward P/E, di bawah rata–rata historis 5 tahun terakhir di level 12,4x," terang Edi.
Sementara itu, Edi memandang PT Mastersystem Infotama Tbk sebagai perusahaan berkualitas baik dengan prospek pertumbuhan yang tinggi. Ia optimistis bahwa kinerja MSTI akan berakselerasi pada paruh kedua tahun ini dan MSTI masih on–track untuk mencapai proyeksi laba bersih Stockbit Sekuritas sebesar Rp531 miliar pada 2024, yang merepresentasikan pertumbuhan sebesar 19 persen yoy.
"Harga saham MSTI sempat mengalami kenaikan hingga ke level Rp1.900 pada Agustus 2024, tetapi kembali melemah hingga ke level Rp1.500 pada akhir September 2024," papar Edi.
"Pada harga Rp1.600, MSTI diperdagangkan dengan valuasi 9,5x FY24F P/E, level yang atraktif menurut kami untuk perusahaan dengan kualitas yang baik dan prospek pertumbuhan yang tinggi," jelasnya, menambahkan.
Lebih jauh, menurut Edi, saham TPMA menarik untuk diperhatikan setelah terlihat sentimen positif terhadap harga sahamnya. Meski membukukan laba bersih USD5 juta pada triwulan II 2024, turun 13,1 persen qoq, menandai penurunan laba bersih berturut–turut selama dua kuartal terakhir, namun terdapat hal yang menarik untuk disimak.
Ia menambahkan, penurunan kinerja pada kuartal II 2024 utamanya disebabkan oleh volume angkut yang lebih rendah akibat bencana alam pada pit tambang salah satu klien perseroan. Berdasarkan keterangan manajemen TPMA, klien terkait telah berhasil menangani bencana alam di tambangnya per Juli 2024.
Selain itu, manajemen TPMA juga mengekspektasikan untuk mengkonsolidasikan laporan keuangan PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) yang baru saja diakuisisi. Berdasarkan laporan keuangan yang tersedia, BEST mencatatkan kinerja yang relatif lemah pada kuartal pertama tahun ini, yang juga disebabkan oleh bencana alam pada salah satu tambang milik klien serta adanya regular docking yang menyebabkan terjadinya penurunan margin.
"Namun, menurut IR TPMA, masalah tambang klien utama BEST tersebut telah terselesaikan pada triwulan II tahun 2024. Oleh karena itu, kombinasi prospek pemulihan kedua entitas berpotensi menjadi sentimen positif harga saham TPMA," ungkap Edi.
Pergerakan Harga Saham Hari ini
Dari lantai bursa, saham AKRA mengalami kenaikan sebesar Rp30, atau 2,00 persen, menjadi Rp1.580 per lembar. Saham ini dibuka pada harga Rp1.570, dan sebelumnya ditutup pada Rp1.550.
Selama sesi perdagangan hari ini, harga saham AKRA bergerak antara Rp1.565 dan Rp1.590. Dengan volume perdagangan mencapai 253.894 saham dan nilai transaksi mencapai Rp40.000.000.000, saham ini menunjukkan minat yang tinggi dari para investor. Laba per saham (EPS) AKRA tercatat sebesar Rp51.
Sementara saham MSTI juga mencatatkan pergerakan positif, dengan kenaikan sebesar Rp5, atau 0,31 persen, sehingga harga sahamnya kini berada di level Rp1.605. Saham ini dibuka pada harga Rp1.600 dan ditutup pada harga yang sama pada sesi sebelumnya.
MSTI mencapai harga terendah hari ini di Rp1.580 dan tertinggi di Rp1.635. Volume perdagangan saham MSTI mencapai 15.969 lembar dengan nilai transaksi sebesar Rp2.600.000.000. EPS MSTI tercatat sebesar Rp52, menandakan kinerja keuangan yang baik.
Berbeda dengan dua saham sebelumnya, saham TPMA mengalami penurunan sebesar Rp5, atau 0,72 persen, sehingga harganya turun menjadi Rp695. Saham ini dibuka dan ditutup pada harga yang sama, Rp695.
Dalam perdagangan hari ini, TPMA mencatatkan harga terendah di Rp690, dengan tidak ada pergerakan harga tertinggi. Volume perdagangan mencapai 7.019 saham dengan total nilai transaksi Rp500.000.000.
Secara keseluruhan, pergerakan saham pada hari ini menunjukkan dinamika yang bervariasi, di mana AKRA dan MSTI mencatatkan pertumbuhan yang solid, sementara TPMA mengalami sedikit tekanan. Investor perlu terus memantau perkembangan ini untuk mengambil keputusan yang tepat di pasar. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.