KABARBURSA.COM - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI terus meningkatkan keamanan siber yang dimiliki. Perkuatan ini dimaksudkan untuk memastikan keamanan dana nasabah yang tersimpan di bank milik pemerintah ini.
Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI, Arga M. Nugraha, menegaskan pentingnya keamanan siber dalam era digital saat ini. Menyadari hal tersebut, BRI telah mengimplementasikan berbagai langkah strategis untuk melindungi data nasabah.
"BRI telah membangun sistem keamanan data yang kuat dan menerapkan strategi keamanan siber yang komprehensif untuk melindungi sistem dan data dari berbagai ancaman," kata Arga, Selasa, 30 Juli 2024.
Arga menjelaskan ada empat langkah utama yang diambil BRI untuk memastikan keamanan data nasabah:
- Threat Monitoring dan Intelligence Secara Proaktif
- BRI memiliki Security Operations Center (SOC) yang beroperasi 24 jam selama tujuh hari untuk memonitor ancaman secara real-time.
- BRI bekerja sama dengan peneliti keamanan dan institusi infosec profesional.
- Perusahaan rutin melakukan Security Audits dan Assessments untuk memastikan setiap pengembangan produk digital melalui proses keamanan yang ketat.
- Program Awareness dan Pelatihan Rutin
- BRI berkomitmen meningkatkan kapabilitas talenta IT security melalui pelatihan rutin.
- Program peningkatan kesadaran keamanan data untuk seluruh pekerja BRI dan nasabah dengan memberikan edukasi tentang praktik bertransaksi yang baik dan aman.
- Incident Response dan Recovery Planning
- Tim CSIRT (Computer Security Incident Response Team) BRI dilengkapi dengan peralatan dan pengetahuan memadai untuk menangani insiden keamanan.
- BRI memiliki rencana respons dan pemulihan insiden yang terstruktur.
Arga menegaskan, meskipun tidak ada sistem yang sepenuhnya kebal dari ancaman siber, BRI berkomitmen untuk terus meningkatkan ketahanan siber dan waspada terhadap ancaman yang terus berkembang.
"Dengan berbagai langkah tersebut, BRI berupaya memberikan perlindungan terbaik bagi data dan dana nasabah, serta menjaga kepercayaan yang telah diberikan oleh masyarakat," tutup Arga.
Kinerja BBRI
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatat penurunan laba bersih pada kuartal II 2024 menjadi Rp13,8 triliun, dengan penurunan 13 persen secara kuartalan (quarter on quarter/qoq) dan 1 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Hasilnya, laba bersih BBRI selama semester I 2024 hanya mengalami kenaikan tipis 0,9 persen yoy menjadi Rp29,7 triliun. Namun demikian, hasil ini berada di bawah ekspektasi karena setara 48 persen dari estimasi selama tahun fiskal 2024.
Secara umum, hasil tersebut didorong oleh margin bunga bersih (net interest margin/NIM) yang turun akibat pembengkakan biaya dana (cost of fund). Selain itu, faktor pendorong berikutnya adalah biaya kredit (credit cost) dan kualitas aset yang menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Yang terakhir ialah pertumbuhan kredit beralih ke segmen korporasi.
Pada kuartal II 2024 NIM melemah sehingga margin selama paruh pertama tahun ini turun menjadi 7,64 persen. Artinya, capaian ini berada di rentang bawah guidance tahun fiskal berjalan 2024. Penurunan NIM terjadi meskipun sumber dana mahal (time deposit) turun secara qoq. Penurunan NIM utamanya didorong oleh pembengkakan Cost of Fund.
Di samping itu, credit cost pada kuartal kedua tahun ini tercatat membaik ke level 3,13 persen sehingga selama semester I 2024 membaik ke level 3,48 persen. Pencapaian ini didukung oleh kualitas aset yang membaik. Meski demikian, biaya kredit selama semester I 2024 masih lebih buruk dibandingkan guidance tahun fiskal 2024 ketika manajemen yang mengincar level maksimum 3 persen.
Secara kuartalan, pinjaman bermasalah (non-performing loan/NPL) gross dan pinjaman berisiko (loan at risk/LAR) BBRI tercatat sedikit membaik, meski masih lebih buruk dari guidance tahun fiskal 2024 manajemen. Segmen mikro, konsumer, dan UMKM mengalami akselerasi penurunan kualitas ke NPL, sementara segmen komersial dan korporasi membaik.
Manajemen BBRI masih percaya dapat mencapai guidance credit cost untuk tahun fiskal 2024, tetapi masih melihat adanya kemungkinan meleset dari guidance terutama jika pertumbuhan kredit dan restrukturisasi yang meleset dari target.
Adapun pertumbuhan kredit BBRI mencapai 11,2 persen yoy sepanjang semester I 2024, dengan peningkatan 10,9 persen yoy dibandingkan pada kuartal pertama tahun ini. Alhasil, ini sejalan dengan guidance secara tahun fiskal 2024 manajemen.
Kredit bertumbuh di semua segmen, tetapi utamanya didorong oleh kredit dari segmen korporasi yang naik 29,2 persen yoy. Di sisi lain, strategi manajemen untuk lebih berhati-hati di menyalurkan kredit untuk segmen mikro 7,8 persen yoy, dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) 2 persen yoy terefleksi dari pertumbuhan kredit di kedua segmen tersebut yang hanya mencapai single-digit.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.