Logo
>

TLKM Ungkap Strategi Hadapi Starlink, Ancaman atau Partner?

Ditulis oleh Syahrianto
TLKM Ungkap Strategi Hadapi Starlink, Ancaman atau Partner?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menganggap perusahaan penyedia internet, Starlink, bukan sebagai ancaman (threat) maupun mitra (partner) terhadap bisnisnya.

    Octavius Oky Prakarsa VP Investor Relations TLKM mengatakan bahwa Telkom Indonesia dan Starlink berpeluang menjadi komplementer atau sesuatu yang saling melengkapi.

    "Pasalnya, Starlink menyewa jaringan Telkom sebagai port penghubung Starlink ke end user (pengguna akhir)," ujar Octavius seperti dikutip Rabu, 16 Oktober 2024.

    Kerja sama antara Starlink dan Telkom, tutur Octavius, melalui anak usaha yaitu Telkomsat, untuk memasarkan jaringan satelit Starlink B2B dan menjadi pemilik lisensi Satellite Landing Rights untuk konektivitas satelit di Indonesia.

    "Dari sisi B2C, saat ini kami memiliki segmen yang berbeda dengan Starlink. Ke depannya, kami akan terus memonitor perkembangan bisnis Starlink," ungkap dia.

    Sementara itu, kinerja keuangan TLKM per semester pertama 2024 kurang memuaskan. PT Telkom Indonesia Tbk mengalami penurunan laba bersih sebesar 7,76 persen, menjadi Rp11,76 triliun.

    mencatatkan pendapatan sebesar Rp75,29 triliun per 30 Juni 2024, meningkat 2,47 persen secara tahunan (year on year atau yoy) dibandingkan Rp73,47 triliun pada tahun sebelumnya.

    Rincian pendapatan menunjukkan bahwa pendapatan telepon turun sebesar 37,49 persen menjadi Rp3,56 triliun, sementara pendapatan interkoneksi naik 8,58 persen menjadi Rp4,84 triliun. Pendapatan dari data, internet, dan jasa telekomunikasi informatika mencapai Rp47,11 triliun, sedangkan pendapatan dari jaringan dan IndiHome masing-masing menyumbang Rp1,53 triliun dan Rp12,97 triliun.

    Di sisi lain, TLKM mencatatkan beban operasi, pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi sebesar Rp19,46 triliun, meningkat dari Rp19,17 triliun. Beban penyusutan dan amortisasi juga naik menjadi Rp16,12 triliun dari sebelumnya Rp15,94 triliun. Beban karyawan meningkat signifikan menjadi Rp9,48 triliun, naik dari Rp7,84 triliun, sementara beban interkoneksi bertambah menjadi Rp3,54 triliun dari Rp3,09 triliun. Beban umum dan administrasi meningkat menjadi Rp3,35 triliun, naik dari Rp3,33 triliun, sedangkan beban pemasaran menurun menjadi Rp1,57 triliun dari Rp1,65 triliun. Kerugian yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar investasi mencapai Rp857 miliar, meningkat 308 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang mencatatkan keuntungan Rp412 miliar.

    TLKM juga mencatatkan pendapatan dari layanan lain sebesar Rp564 miliar, melonjak 99 persen dari Rp283 miliar pada tahun sebelumnya. Pendapatan dari kontrak dengan pelanggan mencapai Rp73,73 triliun, sementara pendapatan dari transaksi lessor tercatat sebesar Rp1,56 triliun.

    Laba usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk hingga Juni 2024 mencapai Rp21,63 triliun, turun 6,01 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023, yang mencapai Rp23,01 triliun. Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Telkom tercatat sebesar Rp15,42 triliun pada semester I-2024, turun 8,32 persen dari Rp16,82 triliun pada semester I-2023.

    Sementara itu, total aset Telkom tercatat menyusut dari Rp287,04 triliun pada 31 Desember 2023 menjadi Rp285,99 triliun pada 30 Juni 2024. Total liabilitas emiten pelat merah ini juga mengalami peningkatan sebesar 6,31 persen, dari Rp130,48 triliun pada 31 Desember 2023 menjadi Rp138,71 triliun pada 30 Juni 2024.

    Kinerja Harga Saham TLKM

    Pada Rabu, 11 Oktober 2024, harga saham TLKM mengalami pergerakan yang menarik di pasar. Saat ini, saham TLKM tercatat dengan harga Rp 2,950, mengalami kenaikan sebesar 10 poin atau setara dengan 0,34 persen.

    Perdagangan hari ini dimulai dengan harga pembukaan di Rp 2,970, namun kemudian ditutup lebih rendah di Rp 2,950, mencatatkan penurunan dari harga sebelumnya yang berada di Rp 2,940. Selama sesi perdagangan, harga saham ini mengalami fluktuasi, dengan level tertinggi mencapai Rp 2,970 dan terendah di Rp 2,930.

    Dengan volume perdagangan mencapai 23,97 juta lot dan rata-rata volume 98,74 juta lot, saham TLKM menunjukkan aktivitas yang cukup signifikan. Kapitalisasi pasar saat ini mencapai Rp 70,7 miliar, dengan harga acuan atas (ARA) di Rp 3,670 dan harga acuan bawah (ARB) di Rp 2,210, sementara rata-rata harga tercatat di Rp 2,950.

    Secara keseluruhan, meskipun mengalami penurunan harga, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk menunjukkan ketahanan di tengah dinamika pasar. Investor disarankan untuk terus memantau perkembangan selanjutnya, guna memanfaatkan potensi investasi yang ada pada saham ini. (*)

     

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.