KABARBURSA.COM - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sedang memantau pergerakan saham dari empat emiten yang menunjukkan aktivitas pasar tidak biasa atau unusual market activity (UMA). Keempat emiten tersebut adalah TMPO, BCAP, MANG, dan VISI.
Yulianto Aji Sadono, Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, mengungkapkan bahwa status UMA ini diberlakukan karena adanya lonjakan harga saham yang tidak wajar pada TMPO dan BCAP. Sementara itu, saham MANG dan VISI justru mengalami penurunan harga yang signifikan.
"Walaupun terdapat UMA, ini tidak otomatis berarti ada pelanggaran terhadap peraturan di bidang Pasar Modal," jelas Yulianto dalam pernyataannya, Senin, 26 Agustus 2024.
Saat ini, Otoritas Bursa sedang melakukan pengawasan ketat terhadap pola transaksi saham tersebut. Investor diimbau untuk memperhatikan respons perusahaan terhadap permintaan konfirmasi dari Bursa.
Para investor juga disarankan untuk terus memantau kinerja perusahaan dan keterbukaan informasinya, serta mempertimbangkan kembali rencana aksi korporasi yang belum mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
"Pertimbangkan segala kemungkinan yang mungkin terjadi di masa depan sebelum mengambil keputusan investasi," tambah Yulianto.
Berdasarkan data dari RTI, saham TMPO dalam sepekan terakhir mengalami kenaikan tajam sebesar 68,69 persen dan mencapai level Rp167 per lembar, dengan harga tertinggi di Rp167 dan terendah di Rp74 per lembar.
Saham BCAP juga mengalami kenaikan sebesar 17,17 persen ke level Rp116 per lembar, dengan level tertinggi Rp122 dan terendah Rp90 per lembar.
Di sisi lain, saham MANG turun 15,38 persen dalam seminggu terakhir menjadi Rp66 per lembar, dengan level tertinggi di Rp81 dan terendah di Rp66 per lembar. Saham VISI juga anjlok 57,37 persen ke level Rp292 per lembar, dengan level tertinggi Rp657 dan terendah Rp275 per lembar.
BCAP Laporkan Kenaikan Pendapatan
PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) melaporkan total pendapatan konsolidasi sebesar Rp1,525 triliun untuk semester pertama tahun 2024, mengalami kenaikan sebesar 7,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Menurut pernyataan Direksi BCAP, pendapatan terbesar berasal dari bunga dan dividen, yang meningkat sebesar 4,2 persen dari Rp912,8 miliar menjadi Rp951,1 miliar pada semester I 2024. Sumber pendapatan lainnya termasuk premi bersih sebesar Rp225,1 miliar, pendapatan digital Rp176,1 miliar, pendapatan pasar modal Rp124,8 miliar, pendapatan pembiayaan syariah Rp16,5 miliar, dan pendapatan operasional lainnya sebesar Rp31,5 miliar.
Khususnya, pendapatan premi bersih BCAP mengalami lonjakan signifikan sebesar 50,6 persen, naik dari Rp149,5 miliar pada semester I 2023 menjadi Rp225,1 miliar pada semester I 2024. Laba bersih perusahaan juga meningkat tajam sebesar 63,8 persen, mencapai Rp102,9 miliar pada semester I 2024, dibandingkan dengan Rp62,8 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Direksi BCAP mengungkapkan bahwa laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp91,8 miliar per akhir Juni 2024. Kontributor utama pendapatan BCAP selama periode tersebut adalah MNC Bank, yang menyumbang 47,3 persen dari total pendapatan konsolidasi, diikuti oleh MNC Life sebesar 12,3 persen, MNC Insurance sebesar 9,3 persen, MNC Finance sebesar 8,5 persen, MNC Sekuritas sebesar 7,4 persen, MNC Leasing sebesar 5,6 persen, FM Digital Solution sebesar 1,2 persen, MNC Teknologi Nusantara sebesar 1,1 persen, MNC Asset Management sebesar 0,4 persen, dan lain-lain sebesar 7,0 persen.
Dibandingkan dengan laporan posisi keuangan pada 31 Desember 2023, BCAP mencatat pertumbuhan aset konsolidasi menjadi Rp26 triliun, sementara liabilitas konsolidasi meningkat menjadi Rp19 triliun, dan ekuitas konsolidasi mencapai Rp7 triliun per 30 Juni 2024.
Balada Saham VISI
Penurunan drastis saham PT Satu Visi Putra Tbk (VISI) pada awal perdagangan Rabu, 21 Agustus 2024 mengejutkan ribuan pemegang sahamnya. Saham yang sebelumnya mengalami kenaikan luar biasa sejak pertama kali melantai ini jarang menunjukkan pergerakan yang begitu liar.
Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), saham VISI awalnya bergerak tenang, ibarat air yang mengalir pelan, selama 20 menit pertama setelah pembukaan pasar. Namun, pada pukul 09.21 WIB, suasana berubah drastis ketika terjadi aksi jual besar-besaran yang menyebabkan saham VISI mendadak anjlok lebih dari 6 persen.
Keadaan semakin memburuk antara pukul 09.26 – 09.27 WIB, ketika saham VISI turun lebih tajam, kehilangan belasan persen dalam hitungan menit. Akibatnya, saham VISI menyentuh batas auto reject bawah (ARB) sebesar 24,82 persen ke level Rp515 per saham pada pukul 09.28 WIB, dan bertahan di posisi tersebut hingga artikel ini ditulis pada pukul 14.56 WIB.
Nilai transaksi hari itu mencapai Rp17,96 miliar dengan volume perdagangan sebanyak 28,51 juta saham, jauh di atas rata-rata 20 hari sebelumnya yang hanya sebesar 10,75 juta saham. Terlihat antrean jual sebanyak 177.114 lot di harga Rp515 pada kolom offer.
Tidak bisa dipungkiri, penurunan tajam ini membuat banyak investor yang tidak sempat menjual sahamnya merasa terjebak dalam kondisi sulit.
Aksi jual besar-besaran ini juga membuat lebih dari dua ribu investor perseroan merasa was-was. Data bursa per 31 Juli 2024 menunjukkan jumlah pemegang saham VISI mencapai 2.913 orang, meningkat 306 pemegang saham dibandingkan bulan sebelumnya.
Saham VISI memang dikenal bergerak stabil sejak pertama kali tercatat di bursa, mencatatkan kenaikan fantastis hingga 470 persen. Namun, penurunan drastis yang mencapai ARB ini bisa mengubah tren positif tersebut.
Biasanya, aksi jual tiba-tiba seperti ini dipicu oleh profit taking dari pemegang saham besar, yang kemudian memicu kepanikan di kalangan investor lainnya.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.