KABARBURSA.COM – PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) resmi mengumumkan rencana penambahan kegiatan usaha dengan memasukkan sejumlah Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) baru.
Corporate Secretary TOTL, Anggie R.V. Sanusi Sidharta, menjelaskan bahwa langkah ini dilakukan sebagai respons atas dinamika industri konstruksi nasional yang semakin kompleks.
“Penambahan KBLI baru akan memperluas ruang lingkup usaha perseroan, terutama pada sektor konstruksi sipil spesialisasi seperti minyak dan gas bumi, panas bumi, pelabuhan, hingga fasilitas olahraga,” tulisnya dalam keterbukaan informasi, Jumat, 26 September 2025.
Adapun rencana ini akan dimintakan persetujuan pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 3 November 2025.
Perseroan menunjuk Kantor Jasa Penilai Publik Benedictus Darmapuspita & Rekan (KJPP BDR) sebagai penilai independen.
Dalam laporannya, KJPP BDR menyimpulkan bahwa rencana penambahan KBLI ini layak dilaksanakan, dengan potensi memberikan nilai tambah signifikan bagi perseroan.
Proyeksi arus kas bersih selama 5,5 tahun menunjukkan nilai NPV sebesar Rp267,37 miliar, dengan Internal Rate of Return (IRR) mencapai 31,33 persen, jauh di atas tingkat diskonto 11,73 persen.
Ruang lingkup usaha baru mencakup KBLI 42206 (konstruksi sentral telekomunikasi), KBLI 42911 (bangunan prasarana sumber daya air), KBLI 42912 (bangunan pelabuhan bukan perikanan), KBLI 42915 (bangunan sipil minyak dan gas bumi), KBLI 42916 (bangunan sipil pertambangan), KBLI 42917 (bangunan sipil panas bumi), KBLI 42918 (bangunan sipil fasilitas olahraga), KBLI 42919 (bangunan sipil lainnya), KBLI 42923 (fasilitas pengolahan produk kimia, petrokimia, farmasi, dan industri lainnya), serta KBLI 42929 (konstruksi khusus lainnya).
Dalam penilaian pasar, industri konstruksi diproyeksikan tumbuh stabil dengan nilai mencapai USD 305,48 miliar pada 2025, dengan CAGR 7,5 persen hingga 2030.
Namun, persaingan ketat dengan BUMN dan fluktuasi harga material seperti baja dan semen disebut sebagai tantangan utama. Karena itu, diversifikasi lini usaha dinilai penting untuk menjaga daya saing swasta seperti TOTL.
Manajemen menegaskan, penambahan kegiatan usaha ini tidak akan mengubah fokus utama perseroan sebagai kontraktor swasta, melainkan memperluas kapasitas agar mampu menggarap proyek-proyek spesialisasi bernilai besar.
TOTL saat ini memiliki 505 karyawan, dengan 72 di antaranya sudah memiliki sertifikasi kompetensi kerja. Perusahaan juga menyiapkan penambahan tenaga ahli sesuai kebutuhan ekspansi. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.