Logo
>

Transaksi Afiliasi ASII Rampung: Nilai Capai Rp984 Miliar

Ditulis oleh Syahrianto
Transaksi Afiliasi ASII Rampung: Nilai Capai Rp984 Miliar

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Astra International Tbk (ASII) telah menyelesaikan transaksi afiliasi senilai Rp984,11 miliar pada 27 Juni 2024. Transaksi ini meliputi penyertaan modal dan pembelian saham lintas entitas usaha.

    Beberapa entitas yang terlibat termasuk PT United Tractors (UNTR), PT Astra Land Indonesia (ALI), PT Bhumi Prama Arjasa (BPA), PT Serasi Autoraya (SERA), PT Harmoni Mitra Utama (HMU), PT Sedaya Multi Investama (SMI), dan PT Bank Jasa Jakarta (BJJ).

    Pada transaksi pertama, PT Astra Land Indonesia (ALI) menyuntikkan modal sebesar Rp524,30 miliar ke BPA dengan membeli 47.048 saham seri D BPA dengan harga Rp11,14 juta per lembar, untuk mendukung keuangan BPA.

    Selanjutnya, SERA membeli 7.875.000 saham HMU senilai Rp15 miliar dari UNTR, yang menjual 35 persen saham HMU. Tujuan transaksi ini adalah untuk meningkatkan nilai tambah Serasi Autoraya.

    Terakhir, Sedaya Multi Investama (SMI) membeli 130.586 saham Bank Jasa Jakarta (BJJ) senilai Rp444,81 miliar dengan harga Rp3,4 juta per lembar. Transaksi ini bertujuan mendukung pendanaan BJJ, yang nantinya akan digunakan untuk keperluan umum korporasi. Bagi SMI, transaksi ini juga dapat memberikan manfaat finansial berupa dividen sebagai imbal hasil investasi di BJJ.

    ASII Bagikan Dividen

    Sementara itu sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham PT Astra International Tbk atau ASII pada Selasa, 30 April 2024 lalu, menyetujui pembagian dividen dengan total Rp21,01 triliun atau sebesar Rp519 per saham.

    Chief of Corporate Affairs ASII, Riza Deliansyah dalam keterangannya yang disampaikan secara virtual menjelaskan, sebelumnya Astra telah membagikan dividen interim sebesar Rp98 per saham atau sebesar Rp3,96 triliun pada Oktober 2023.

    "Sehingga, sisa dividen sebesar Rp 17,04 triliun atau sebesar Rp 421 per saham yang merupakan dividen final akan dibayarkan pada 30 Mei 2024 kepada pemegang saham ASII yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan pada tanggal 15 Mei 2024," ujar Riza.

    Harga Saham ASII

    Sementara itu, harga saham blue chip ASII kembali dalam tren melemah pada perdagangan Senin, 1 Juli 2024. Namun pada penutupan perdagangan, ASII menguat 3,59 persen menuju level Rp4.620.

    Meski begitu, dengan pelemahan ini, harga saham ASII telah turun sekitar 22 persen sejak awal tahun 2024. Saham blue chip adalah saham lapis satu yang memiliki fundamental kuat dan kapitalisasi pasar besar. Di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham blue chip identik dengan saham-saham di indeks mayor seperti LQ45.

    Pelemahan ini menambah penurunan harga saham ASII sepanjang perdagangan 5 hari terakhir yang mencapai 50 poin atau 1,12 persen. Sejak awal tahun 2024, harga saham ASII telah melemah sebanyak 1.300 poin atau 22,81 persen.

    Pelemahan harga saham ASII karena sejumlah sentimen negatif yang menyelimuti perusahaan. Salah satunya, penjualan ASII yang mengalami tekanan pada Mei 2024.

    Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total penjualan mobil ASII pada Mei 2024 mencapai 41.314 unit. Volume penjualan mobil ASII tersebut mengalami penurunan 11,85 persen secara tahunan (yoy) jika dibanding penjualan pada Mei 2023 yang sebesar 46.873 unit.

    Head of Corporate Investor Relation Astra International Tira Ardianti mengungkapkan penuruna penjualan mobil ini seiring dengan melemahnya daya beli masyarakat terutama kelas menengah.

    Selain itu, perusahaan pembiayaan saat ini juga lebih ketat dalam memberikan pembiayaan karena NPF industri keuangan meningkat tahun ini.

    Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer melihat prospek ASII pada tahun ini masih dipengaruhisentimen penurunan penjualan mobil nasional.

    Meski begitu, di sisi lain peningkatan demand mobil listrik yang tinggi menurut Miftahul masih akan berpotensi membawa dampak positif pada kinerja ASII di tahun ini.

    "Dengan data tersebut mempengaruhi prospek saham ASII sampai dengan akhir tahun 2024 ini, dari kinerja ASII pada kuartal I-2024 ini juga dapat dilihat bahwa pada sisi pendapatan dan juga labanya turun dibandingkan kuartal I-2023," jelas Miftahul.

    Miftahul mengatakan, ASII untuk tahun ini masih penuh dengan ketidakpastian dan cenderung dapat menurun pada kinerjanya.

    Dengan juga sentimen dari dalam negeri dengan kenaikan suku bunga serta ketidakpastian perekonomian global dan geopolitik yang dapat menghambat pertumbuhan kinerja dari ASII.

    Sementara Analis BRI Danareksa Sekuritas Richard Jerry melihat pangsa pasar mobil ASII menjadi normal Kembali setalah mendapatkan momentum pada Mei 2024.

    Ia mencatat penjualan Toyota, Daihatsu, dan Isuzu di bulan Mei 2024 meningkat sebesar 54 persen secara bulanan (mom) dan turun 12 persen yoy. Angka tersebut melampaui pertumbuhan industri yang tumbuh 47 persen mom dan turun 13 persen yoy.

    "Sehingga menyiratkan ASII memperoleh pangsa pasar di bulan Mei 2024 secara mom menjadi 58 persen," jelasnya.

    Meski begitu, Richard berpendapat bahwa pangsa pasar pada Mei 2024 hanya terjadi satu kali saja dan mungkin tidak dapat dipertahankan. Hal itu karena persaingan yang ketat dari merek-merek baru dari China seperti BYD dan Chery.

    "Namun kami memperkirakan pangsa pasar ASII hanya akan turun sedikit menjadi 55 persen pada FY24F, masih lebih tinggi dari rata-rata 10 tahun sebesar 53 persen, karena model ICE dan hybrid diperkirakan akan mempertahankan dominasinya terhadap total penjualan," ungkapnya. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.