KABARBURSA.COM - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa transisi energi membuka peluang investasi sebesar USD3,5 triliun bagi Indonesia.
Menurutnya, Pemerintah Indonesia terus mendorong upaya transisi energi untuk mencapai National Determined Contribution (NDC). Atas hal ini, Indonesia berkomitmen meningkatkan target penurunan emisi dari 29 persen menjadi 31,89 persen tanpa syarat, serta meningkatkan keterlibatan internasional dari 41 persen menjadi 43,20 persen.
Airlangga menyampaikan bahwa investasi dalam kendaraan listrik dan energi terbarukan menjadi semakin penting dalam menanggapi tantangan dan peluang di sektor perubahan iklim. Pemerintah mendorong pengembangan teknologi ini untuk mengurangi polusi dan ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Dukungan ini diperkuat oleh cadangan nikel sebagai bahan baku utama baterai kendaraan listrik, yang menjadikan Indonesia memiliki posisi strategis sebagai basis produksi kendaraan listrik di Asia.
Dalam wawancara tersebut, Bloomberg New Energy Finance (Bloomberg NEF) menyatakan bahwa Indonesia memiliki potensi untuk menarik investasi dalam ekosistem rantai pasok baterai listrik.
Saat ini, Indonesia menduduki peringkat 22 dari 30 negara dalam Bloomberg NEF's Annual Global Lithium-Ion Battery Supply Chain, namun diperkirakan akan naik menjadi peringkat 18 pada tahun 2027.
Menko Airlangga juga menyoroti peluang luas terkait transisi energi di Indonesia, termasuk melalui pengembangan teknologi carbon capture storage (CCS), pemanfaatan bahan bakar alternatif untuk industri aviasi, dan eksplorasi energi nuklir.
Dia juga menjelaskan kebijakan strategis Pemerintah Indonesia seperti hilirisasi komoditas nikel, yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global. Kebijakan hilirisasi nikel ini juga berdampak positif pada neraca perdagangan Indonesia dan penciptaan lapangan kerja.