Logo
>

Tren Rupiah Pekan Depan Diperkirakan Kembali ke Zona Merah

Ditulis oleh Yunila Wati
Tren Rupiah Pekan Depan Diperkirakan Kembali ke Zona Merah

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Tren Rupiah pekan depan diperkirakan akan kembali ke zona merah. Pengamat mata uang dan komoditas Lukman Leong menjelaskan, penurunan Rupiah masih dipicu oleh antisipasi terhadap data ekonomi Amerika Serikat (AS), yang diketahui tengan memperkuat posisi greenback.

    Di sini, Rupiah mengalami kekhawatiran mengenai tensi perdagangan dan geopolitik di regional, terutama setelah pernyataan dua calon presiden AS, Donald Trump dan Joe Biden, terkait hubungan dengan Taiwan dan China. Sehingga, potensi pelemahan Rupiah diperkirakan masih akan berlanjut seiring dengan antisipasi investor terhadap data ekonomi tersebut, termasuk pertumbuhan PDB dan data inflasi PCE.

    Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menambahkan bahwa pelemahan rupiah juga dipengaruhi oleh meningkatnya optimisme terhadap penurunan suku bunga di AS. Dolar AS mendapatkan kekuatan dari data klaim pengangguran yang secara tak terduga kuat.

    Ibrahim menyatakan bahwa pasar tenaga kerja yang tangguh menjadi pertimbangan utama bagi The Fed untuk mulai menurunkan suku bunga. Selain itu, peningkatan popularitas Trump setelah insiden pembunuhan yang gagal juga menguntungkan dolar AS, dengan spekulasi bahwa kebijakan proteksionisme Trump dapat mengarahkan lebih banyak modal kembali ke AS.

    Sentimen internal turut memengaruhi Rupiah dengan adanya surplus perdagangan. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa kinerja dagang pada semester I/2024 mencatatkan surplus sebesar USD15,45 miliar, lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai USD4,46 miliar. Namun, pencapaian ini belum mencapai 50 persen dari total target sepanjang 2024, yang berada di kisaran USD31,6 miliar hingga USD53,4 miliar.

    Ibrahim memperkirakan Rupiah akan melemah dalam rentang Rp16.180 - Rp16.240 per dolar AS pada perdagangan Senin, 22 Juli 2024. Sementara Lukman memproyeksikan Rupiah akan melemah di rentang Rp16.150 - Rp16.250 per dolar AS.

    Sementara, Rupiah di pasar spot turun 0,22 persen ke level Rp 16.191 per dolar AS pada perdagangan Jumat, 19 Juli 2024. Di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), Rupiah melemah 0,27 persen ke Rp16.199 per dolar AS.

    Sentimen Internal

    Sentimen internal menunjukkan bahwa pemerintah telah menyiapkan berbagai strategi untuk meningkatkan kinerja perdagangan pada semester II/2024.

    Salah satu langkah utama yang diambil adalah memperkuat transformasi struktur ekspor. Pemerintah berencana untuk mengalihkan fokus ke peningkatan ekspor produk manufaktur serta memperluas pasar ke kawasan ASEAN, Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin.

    Selain itu, pemerintah juga berkomitmen untuk menyelesaikan perjanjian perdagangan seperti Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dan Free Trade Agreement (FTA) yang masih belum tuntas. Langkah-langkah lainnya termasuk penurunan tarif ekspor, perhatian khusus pada negara-negara hub-regional, penguatan peran perwakilan perdagangan luar negeri, dan digitalisasi perdagangan.

    Dengan serangkaian inisiatif ini, Ibrahim memproyeksikan bahwa pada perdagangan besok mata uang Rupiah akan mengalami pergerakan fluktuatif, namun akan ditutup melemah di rentang Rp16.180 - Rp16.240 per dolar AS.

    Prediksi yang sama disampaikan Kepala Ekonom Bank Permata  Josua Pardede, menyebutkan bahwa dalam sepekan terakhir, rupiah menunjukkan kecenderungan melemah, dipicu oleh ketidakpastian geopolitik di Amerika Serikat. Padahal, Rupiah sempat mengalami penguatan hingga mencapai level Rp16.100, seiring dengan perubahan ekspektasi investor terhadap kemungkinan pemotongan suku bunga acuan atau Fed Funds Rate (FFR) menjadi 75 basis poin (bps), dari sebelumnya 50 bps.

    Namun, Josua menjelaskan bahwa pada perdagangan hari ini, Jumat, 19 Juli 2024, Rupiah melemah terhadap dolar AS akibat terus berlanjutnya ketidakpastian geopolitik di AS, yang memicu sentimen risk-off di pasar.

    "Rupiah dibuka melemah hingga ke level Rp16.220 per dolar AS, namun pelemahan rupiah terbatas sepanjang hari, dan ditutup melemah 0,20 persen ke level Rp16.190 per dolar AS," jelas Josua.

    Josua memprediksi bahwa pada pekan depan, rupiah berpotensi melemah terbatas akibat penguatan data Produk Domestik Bruto (PDB) AS yang akan dirilis pada 25 Juli 2024 malam. "Rupiah diperkirakan akan bergerak di kisaran Rp16.150 - Rp16.275 per dolar AS sepanjang minggu depan," tambahnya.

    Selaras dengan pandangan tersebut, Analis Pasar Mata Uang, Lukman Leong, mengungkapkan bahwa meskipun rupiah sempat menguat karena prospek pemangkasan suku bunga the Fed yang meningkat, namun sentimen risk-off kembali menekan Rupiah.

    "Hal ini dipicu oleh kekhawatiran terhadap ketegangan perang dagang antara China dan AS," kata Lukman.

    Lukman memproyeksikan bahwa upiah masih akan tertekan di tengah absennya data ekonomi penting baik dari domestik maupun Amerika Serikat. "Pada perdagangan pekan depan, rupiah diperkirakan akan melanjutkan pelemahan dan berada di level Rp 16.150 - Rp 16.250 per dolar AS," tutupnya.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79