Logo
>

Uber Dapat Rating Perusahaan dengan Pendapatan Stabil 2024

Ditulis oleh KabarBursa.com
Uber Dapat Rating Perusahaan dengan Pendapatan Stabil 2024

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Perusahaan teknologi transportasi daring, Uber Technologies Inc., berhasil meraih pencapaian signifikan dengan kenaikan peringkat kredit menjadi ‘investment grade’ dari S&P Global Ratings pada Jumat lalu.

    Peningkatan peringkat ini didorong oleh pertumbuhan pendapatan yang stabil dari layanan ride-hailing dan pengantaran makanan yang dikelola oleh Uber. Dalam pernyataannya, S&P mengungkapkan bahwa peringkat obligasi utama Uber kini berada pada level BBB-, yang merupakan tingkat terendah dalam kategori investment grade, naik dari BB+, peringkat tertinggi dalam kategori junk.

    Peringkat layak investasi ini membuka peluang bagi Uber untuk menikmati biaya pinjaman yang lebih rendah, karena lebih banyak investor yang memenuhi syarat untuk membeli surat utang perusahaan berkualitas tinggi.

    Menurut proyeksi S&P, Uber diperkirakan akan menghasilkan sekitar USD5,9 miliar dari EBITDA, ukuran utama pendapatan, pada tahun 2024, dan diproyeksikan mencapai USD7,6 miliar pada tahun 2025. Meski mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang kuat, Uber tetap berhati-hati dalam hal pinjaman. Mereka secara terbuka menyatakan komitmen untuk mempertahankan profil kredit yang kokoh dan layak investasi.

    Disiplin keuangan dan arus kas positif menempatkan Uber dalam posisi yang menguntungkan untuk menggunakan modalnya dalam upaya akuisisi serta meningkatkan imbal hasil bagi para pemegang saham, demikian menurut laporan S&P.

    Pada Februari lalu, Moody’s Ratings juga menaikkan peringkat obligasi utama Uber menjadi Ba1, yang merupakan level tertinggi dalam kategori junk, dari sebelumnya B1, sebuah kenaikan tiga tingkat.

    Hingga akhir Juni, Uber tercatat memiliki total utang jangka pendek dan panjang sekitar USD11,1 miliar, termasuk obligasi dan kewajiban sewa.

    Profil Uber

    Uber Technologies Inc. adalah raksasa teknologi yang didirikan oleh Garrett Camp dan Travis Kalanick pada tahun 2009. Awalnya, Uber hanya menyediakan layanan pemesanan taksi melalui aplikasi seluler. Namun, kini Uber telah berkembang jauh melampaui itu, menghadirkan beragam layanan yang memenuhi kebutuhan transportasi modern:

    • UberX: Layanan taksi hemat biaya dengan pengemudi menggunakan kendaraan pribadi.
    • Uber Pool: Opsi berbagi perjalanan untuk menghemat biaya dengan penumpang lain yang memiliki tujuan serupa.
    • Uber Eats: Layanan pengantaran makanan yang menghadirkan hidangan favorit dari restoran lokal ke depan pintu Anda.
    • Uber Black: Pilihan eksklusif dengan kendaraan mewah dan pengemudi profesional.
    • Uber Comfort: Pengalaman berkendara lebih nyaman dengan pengemudi berpengalaman.
    • Uber Freight: Menghubungkan pengirim dan pengangkut barang dengan efisiensi maksimal.

    Aplikasi Uber telah merevolusi cara orang memesan perjalanan, melacak lokasi pengemudi, hingga melakukan pembayaran secara digital. Model bisnis berbasis permintaan ini telah mengguncang industri transportasi global.

    Namun, perjalanan Uber tak selalu mulus. Kritik datang dari berbagai pihak, mulai dari masalah kesejahteraan pengemudi, regulasi pemerintah, hingga isu keamanan. Meski demikian, Uber tetap menjadi kekuatan dominan di kancah transportasi global.

    Ekspansi dan Inovasi Tiada Henti Uber terus bereksperimen dan memperluas cakupan layanannya untuk mempertahankan dominasinya. Salah satu langkah strategis terbarunya adalah peluncuran program keanggotaan Uber One di tujuh negara baru seperti Belgia, Brazil, Republik Dominika, Ekuador, Polandia, Puerto Rico, dan Swiss. Hingga kini, program tersebut sudah tersedia di 25 negara.

    Di sektor periklanan, Uber mengintegrasikan item bersponsor dalam fitur Uber Eats di Brazil, Chili, Kosta Rika, dan Meksiko, mendorong lebih dari 550 ribu merchant untuk menggunakan layanan ini pada kuartal keempat, dengan peningkatan 75 persen dari tahun sebelumnya. Pendapatan iklan mereka pun telah melampaui angka USD900 juta.

    Selain itu, Uber terus meluncurkan produk dan fitur baru seperti UberX Share, Taxi, Uber Connect, Uber Rent, Uber Valet, serta Carshare, memperluas jangkauannya ke area-area baru.

    Dominasi Global di Sektor Ride-Hailing Sebagai pemain pertama dalam industri ini, Uber berhasil merajai pasar ride-hailing dunia dengan pangsa pasar sebesar 25 persen pada tahun 2022, meninggalkan jauh di belakang pesaing utamanya, Lyft, yang hanya menguasai 8 persen pangsa pasar.

    Lebih dari itu, Uber memiliki saham signifikan di beberapa operator ride-hailing lain, termasuk kepemilikan 12 persen pada Didi, pemain besar di China, dan 14 persen pada Grab, raksasa ride-hailing asal Singapura, dengan total nilai kepemilikan gabungan mencapai USD4 miliar.

    Peningkatan Return Imbas Kinerja Positif Harga saham Uber melonjak signifikan dalam setahun terakhir, meningkat 84,16 persen—jauh melampaui benchmark S&P 500 yang hanya mencatatkan return 25 persen. Hal ini mencerminkan keyakinan investor terhadap masa depan Uber yang lebih cerah, terlebih setelah perusahaan ini berhasil mencetak keuntungan pada 2023, sebuah pencapaian yang sebelumnya selalu luput dari genggaman.

    Meski demikian, jika dilihat dari perspektif lima tahun, performa saham Uber cenderung tertinggal dari S&P 500, dengan return hanya sebesar 72,02 persen dibandingkan dengan benchmark yang mencatat 76,67 persen. Tren negatif ini bahkan semakin parah pada tahun 2020 dan 2022 dengan penurunan return hingga -50 persen.

    Namun, sejak 2023, Uber menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang signifikan, dengan kinerja bisnis yang terus membaik dan tren return yang kembali naik. Jika kinerja ini terus dipertahankan, Uber memiliki potensi besar untuk memberikan return yang lebih tinggi di masa mendatang.

    Kinerja Keuangan Uber

    Pendapatan Uber mencatat pertumbuhan pendapatan yang stabil dengan tingkat pertumbuhan dua digit secara kuartalan. Pada Q4 2023, pendapatan Uber meningkat 15 persen YoY dibandingkan periode yang sama pada 2022. Dari tiga segmen bisnis utama Uber, Mobility menjadi kontributor terbesar dengan 56 persen dari total pendapatan, diikuti oleh segmen Delivery (31 persen) dan Freight (13 persen).

    Laba Tahun 2023 menandai titik balik penting bagi Uber. Setelah mengalami kerugian berturut-turut sejak 2019, Uber akhirnya mencatat laba bersih sebesar USD1,88 miliar, menandakan keberhasilan model bisnis yang mulai membuahkan hasil nyata.

    Proyeksi Keuangan Uber diproyeksikan meraih pendapatan sebesar USD51 miliar pada 2025, meningkat 35,62 persen dari posisinya saat ini. Di sisi laba, diperkirakan akan mencapai USD4,63 miliar, naik 146,28 persen pada periode yang sama.

    Valuasi Per 7 Mei 2024, harga saham Uber berada di angka USD71,51. Rasio EV/EBITDA Uber berada di 22,4x, sedikit lebih tinggi dari rata-rata dua tahunnya di 21,5x. Dari perspektif P/E ratio, valuasi Uber juga cukup mahal dengan rasio 39,5x dibandingkan rata-rata industri 27,1x.

    Meski begitu, analis optimis dengan potensi Uber. Pluang memproyeksikan harga wajar saham Uber berada di USD89,79, memberikan potensi upside sebesar 25,6 persen dari titik harga saat ini. Analis pun menyematkan rekomendasi BUY untuk saham Uber.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi