KABARBURSA.COM - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) telah mengumumkan pembagian dividen final untuk tahun buku 2023 sebesar total Rp2,93 triliun atau Rp77 per saham. Keputusan ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada 20 Juni 2024.
Dividen cum akan diperdagangkan pada Jumat, 28 Juni 2024, sementara ex dividen akan dimulai pada 1 Juli 2024. Cum dividen adalah tanggal di mana investor terakhir dapat membeli saham untuk berhak menerima dividen, sedangkan ex dividen adalah tanggal di mana hak tersebut tidak berlaku lagi.
Saham UNVR pada penutupan perdagangan 27 Juni menguat 2,33 persen ke level Rp3.080. Dalam satu bulan terakhir, saham ini mengalami penurunan 6,10 persen, namun dalam tiga bulan terakhir mengalami kenaikan 14,07 persen.
Dengan asumsi harga saham UNVR sekitar Rp3.080, yield potensial dari dividen final UNVR mencapai sekitar 2,5 persen. Pemegang saham yang berhak atas dividen akan didaftarkan pada 2 Juli pukul 16.00 WIB, dan pembayaran dividen direncanakan dilaksanakan pada 18 Juli 2024.
Sebelumnya, UNVR juga telah membayar dividen interim tahun buku 2023 sebesar Rp63 per saham, atau total Rp2,40 triliun. Dengan demikian, total dividen yang dibayarkan oleh Unilever untuk tahun buku 2023 adalah Rp140 per saham, atau total Rp5,34 triliun. Dividen final UNVR tidak hanya berasal dari laba bersih tahun buku 2023, tetapi juga dari saldo laba yang ditahan dari tahun-tahun sebelumnya, yang mencapai Rp4,8 triliun pada tahun 2023.
Ini menunjukkan komitmen UNVR dalam memberikan pengembalian kepada para pemegang saham melalui pembagian dividen yang konsisten dan berkelanjutan.
Kinerja Unilever Sepanjang 2024 Diproyeksi Biasa Saja
Prospek PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) untuk tahun ini diperkirakan akan mengalami stagnasi. Persaingan yang ketat dan tekanan terhadap daya beli diidentifikasi sebagai faktor utama yang mempengaruhi kinerja perusahaan tersebut.
Menurut Abdul Azis Setyo Wibowo dari Kiwoom Sekuritas Indonesia, UNVR masih dihadapkan pada sejumlah tantangan, termasuk kondisi geopolitik global yang belum stabil dan aksi boikot terhadap produknya.
"Selain itu, persaingan dari produk saingan juga akan mempengaruhi kinerja UNVR," kata Abdul.
Andhika Audrey dan Sarkia Adelia dari Panin Sekuritas juga setuju bahwa tekanan terhadap kinerja UNVR masih berlanjut. Aksi boikot telah menyebabkan penurunan signifikan dalam sales run rate Unilever sebesar 26 persen hingga November 2023. Dampak negatif ini tercermin dalam penurunan penjualan domestik pada kuartal IV 2023 sebesar 15,3 persen secara kuartalan, dengan harga per unit (UPG) turun 2,5 persen dan volume (UVG) turun 13, persen. Secara total, penjualan domestik mengalami penurunan sebesar 5,2 persen (UPG 1,1 persen & UVG 4,1 persen).
Pada tahun 2023, UNVR mencatatkan pendapatan sebesar Rp38,6 triliun atau turun 6,32 persen dibanding tahun sebelumnya, dengan laba bersih menurun 10,5 persen menjadi Rp4,8 triliun. Meskipun demikian, Panin Sekuritas mencatat adanya peningkatan margin kotor menjadi 49,7 persen dari 46,3 persen di 2022, yang didukung oleh efisiensi dari akselerasi digital dan optimisasi biaya.
UNVR berkomitmen untuk memperkuat fundamental bisnisnya di tahun ini, dengan fokus pada membangun sentimen positif kepada konsumen, meningkatkan profitabilitas, dan akselerasi transformasi go-to-market (GTM). Upaya ini termasuk penggunaan logo halal dan edukasi konsumen tentang hoaks.
Meskipun demikian, Panin Sekuritas memproyeksikan kinerja UNVR di 2024 akan cenderung stagnan. Kiwoom Sekuritas memperkirakan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih UNVR masing-masing sebesar 3 persen dan 2 persen di tahun yang sama.
Menjadi menarik ketika IHSG 14 Mei 2024 ditutup lunglai di level 7083.763 menurun 0,22 persen atau 15.498 poin. Menariknya saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dua hari berturut- turut mengalami bullish (naik), terpantau pada penutupan kemarin UNVR ditutup di level 2650.
Jika melihat katalis kinerjanya pada Kuartal I-2024 menunjukkan perbaikan dengan peningkatan laba bersih 136,7 persen secara qoq atau 3,1 persen secara yoy menjadi Rp1,4 triliun.
Sedangkan jika melihat pergerakan sahamnya, UNVR selama rentan waktu 1 minggu indeks sahamnya memerah bahkan level tertingginya hanya di angka 2.600. Bahkan jika menelisik selama YTD sahamnya terus menurun dari level 3550 menukik tajam hingga hari ini tersisa di level 2700.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan UNVR ada sentimen tertentu yang membuat sahamnya naik kembali setelah menurun selama setahun.
“Jika terus meningkat bisa memberikan trend positif pada bulan Juni hingga akhir tahun 2024, masalahnya secara tekninak UNVR masih dalam kondisi down trend,” ungkap Nafan kepada KabarBursa, Selasa 14 Mei 2024.
Paling tidak sebagai investor saham UNVR down trendnya terbatas, karena selama tiga bulan price performance sudah terpotong hingga 15,09 persen. Bahkan selama lima tahun sudah mines sekitar 70,26 persen.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.