KABARBURSA.COM - Unit Usaha Syariah PT Bank CIMB Niaga Tbk, atau yang dikenal sebagai CIMB Niaga Syariah, tengah merancang strategi bisnisnya menyongsong tahun 2024 di tengah wacana persiapan spin-off.
Direktur Syariah CIMB Niaga, Pandji P Djajanegara, menyatakan fokus utama mereka pada bisnis pembiayaan di segmen konsumer dan SME di tahun 2024.
Namun, dalam langkah persiapannya, CIMB Niaga Syariah berencana mengurangi portofolio korporasi sebagai respons terhadap rencana spin-off. Hal ini dilakukan untuk menjaga modal CIMB Niaga Syariah yang mungkin akan mengalami penyusutan ketika lepas dari bank induk. Spin-off ini sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 12 Tahun 2023 yang mengharuskan bank umum melakukan spin-off unit usaha syariah jika asetnya mencapai minimal Rp 50 triliun atau setidaknya 50 dari aset bank umum tersebut.
Dengan total aset mencapai Rp 61,46 triliun per September 2023, CIMB Niaga Syariah telah memenuhi syarat untuk melaksanakan spin-off. Pandji memperkirakan aset pembiayaan hingga laba CIMB Niaga Syariah akan tetap tumbuh di tahun 2024, walaupun tidak signifikan. Ini disebabkan oleh tahun politik dan fokus pada persiapan spin-off.
Pada segmen konsumer, pembiayaan akan difokuskan pada Kredit Pemilikan Rumah (KPR), kartu kredit, dan pembiayaan pribadi. Hingga September 2023, laba CIMB Niaga Syariah mencapai Rp 136 triliun, meningkat 18,73 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dalam konteks pertumbuhan aset, pembiayaan syariah CIMB Niaga meningkat 16,98 persen YoY menjadi Rp 5,289 triliun. Kualitas aset juga terjaga dengan baik, terlihat dari rasio non-performing finance (NPF) gross yang turun menjadi 1,11 persen per September 2023. NPF nett juga menurun menjadi 0,43 persen dari sebelumnya 0,49 persen.