Logo
>

UNTR Sajikan Kinerja Buruk, Analis Berikan Sinyal Hati-hati: Hold atau BUY

UNTR hadapi pelemahan fundamental di hampir semua lini, namun teknikal harian masih dominan bullish dengan dukungan moving average, memberi peluang spekulatif jangka pendek.

Ditulis oleh Yunila Wati
UNTR Sajikan Kinerja Buruk, Analis Berikan Sinyal Hati-hati: Hold atau BUY
PT United Tractors Tbk. Foto: Dok UNTR.

KABARBURSA.COM - Saham PT United Tractors Tbk. (UNTR) sedang berada di persimpangan yang menarik bagi investor. Dari sisi fundamental, kinerja perusahaan menunjukkan pelemahan bulanan di hampir semua lini usaha.

Ya, UNTR mencatatkan kinerja melemah di hamper semua lini usaha, mulai dari penjualan alat berat Komatsu, produksi batubara Pama, hingga distribusi batubara TTA, meski ada sedikit penopang dari segmen agro dan stabilitas penjualan emas. 

Sementara itu, dari sisi teknikal harian, saham UNTR justru masih memperlihatkan sinyal dominan beli dengan mayoritas indikator dan moving average yang mengonfirmasi tren positif. 

Kontradiksi antara pelemahan fundamental jangka pendek dan sinyal teknikal jangka pendek inilah yang menjadi kunci pertimbangan investor dalam menentukan langkah.

Kinerja UNTR dalam delapan bulan pertama 2025 menunjukkan tantangan nyata. Penjualan alat berat Komatsu melanjutkan penurunannya, hanya membukukan 310 unit pada Agustus, anjlok 16 persen dibanding bulan sebelumnya.

Penurunan paling tajam datang dari sektor kehutanan, konstruksi, dan pertambangan. Meski begitu, penjualan secara kumulatif masih berada di atas rata-rata historis. Artinya, ada ketahanan relatif di tengah siklus yang sulit. 

Pada lini Pama, stripping ratio terus menurun seiring harga batu bara yang melemah. Sementara volume produksi batu bara dan overburden juga berada di bawah target tahunan. TTA pun menghadapi masalah logistik yang menekan penjualan batu bara hingga turun hampir setengahnya secara bulanan. 

Pada lini emas, penjualan tetap datar di level 18 koz, sedikit di bawah panduan perusahaan. Dengan kondisi ini, terlihat jelas bahwa momentum bulanan (mom) UNTR melemah di hampir seluruh sektor, yang pada akhirnya membatasi potensi percepatan kinerja jangka pendek.

IPOT Pertahankan Target Harga, Rekomendasinya?

Meski demikian, Indo Premier menilai EBITDA kuartal III/2025 berpotensi sedikit meningkat didorong kenaikan harga Newcastle dan volume Pama yang lebih baik, meskipun laba bersih diperkirakan menurun akibat tidak adanya kontribusi one-off gains yang besar seperti kuartal sebelumnya. 

Target harga saham dipertahankan di Rp27.000 per saham dengan rekomendasi “Hold”, menandakan ekspektasi pasar cenderung berhati-hati terhadap prospek jangka menengah.

Berbeda dengan kondisi fundamental, teknikal harian UNTR justru memberikan gambaran yang lebih optimistis. Indikator teknikal pada 29 September 2025 merangkum posisi “Beli”, dengan lima indikator memberi sinyal beli, dua netral, dan dua sinyal jual. 

Relative Strength Index berada di 59,2, menandakan ruang kenaikan masih terbuka sebelum masuk ke zona jenuh beli. MACD berada di teritori positif, sementara ADX di 31,7 menunjukkan tren cukup kuat. 

Sementara itu, sinyal jenuh beli di Stochastic dan Williams %R mengindikasikan potensi koreksi teknikal sesaat, namun belum cukup untuk menggagalkan tren keseluruhan.

Yang paling menguatkan adalah pergerakan moving average. Seluruh MA dari jangka pendek hingga panjang berada di bawah harga sekarang, dengan MA5 eksponensial di 26.720 dan MA200 eksponensial di 24.145. 

Kondisi ini menjadi konfirmasi bahwa tren naik jangka menengah hingga panjang masih solid. Level pivot harian pun menempatkan 26.500 sebagai acuan support terdekat, sementara resistance berada di kisaran 27.000–27.175, membuka ruang kenaikan jika level psikologis tersebut ditembus.

Bagi investor, kondisi UNTR saat ini menyajikan dua sisi yang berbeda. Dari fundamental, pelemahan bulanan di hampir semua lini usaha mencerminkan risiko yang nyata, terutama jika tren harga batubara tak kunjung membaik. 

Namun, dari teknikal, saham ini masih menunjukkan dominasi tren bullish, dengan dukungan kuat dari indikator momentum dan moving average. 

Dalam situasi ini, investor dengan orientasi jangka pendek bisa memanfaatkan sinyal teknikal untuk mengambil posisi spekulatif, dengan catatan disiplin pada level support kunci. 

Sementara itu, investor jangka menengah hingga panjang perlu lebih berhati-hati, karena pelemahan operasional mom bisa menjadi tekanan berulang bagi kinerja laba. 

Dengan kata lain, UNTR saat ini memang menarik secara teknikal, namun kehati-hatian tetap harus dikedepankan agar tidak terjebak dalam reli yang bersifat jangka pendek.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79