Logo
>

Usai Natal, IHSG Dibuka Semringah ke Level 7,075

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Usai Natal, IHSG Dibuka Semringah ke Level 7,075

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat sebesar 9 poin atau naik 0,14 persen ke level 7,075 pada perdagangan di Jakarta, Jumat, 27 Desember 2024.

    Merujuk data perdagangan RTI Business, sebanyak 201 saham terpantau menguat, 71 saham berada di zona merah, dan 253 saham mengalami stagnan.

    Sementara itu mengutip data perdagangan Stockbit, saham POLU memimpin di posisi teratas top gainer dengan 24,51 persen, diikuti JAST 15,79 persen, LION 15,76 persen, dan ISAP 11,11 persen.

    Adapun saham-saham yang mengalami penurunan signifikan atau berada di top loser di antaranya  SPRE dengan performa -9,82 persen, diikuti BMBL -7,69 persen, lalu ada MANG dengan -6,12 persen, dan BAPA dengan -4,29 persen.

    Di sisi lain, indeks LQ45 turut mengalami penguatan pada pembukaan pagi ini dengan  saham-saham penopangnya adalah TOWR 4,84 persen, PGAS 2,91 persen, ANTM 2,79 persen, dan ISAT 2,46 persen.

    Wall Street Tergelincir Usai Natal, Reli Santa Claus Ditunggu

    Di sisi lain diberitakan sebelumnya, Indeks utama Wall Street mencatatkan penurunan pada pembukaan perdagangan. Volume transaksi terpantau sepi usai libur Natal, sementara para investor sibuk mengevaluasi portofolio mereka dan berharap dorongan akhir tahun dari fenomena Santa Claus rally.

    Mengutip Reuters di Jakarta, Jumat 27 Desember 2024, indeks Dow Jones Industrial Average melemah 95,2 poin, atau turun 0,22 persen, ke posisi 43.201,85. Indeks S&P 500 turun 15,1 poin (0,25 persen) ke level 6.024,97, sedangkan Nasdaq Composite terkoreksi 51,9 poin (0,26 persen) ke 19.979,251.

    Saham-saham megakapitalisasi mayoritas merosot. Saham Nvidia turun 0,8 persen dalam perdagangan prapasar, sementara Alphabet—induk Google—terkoreksi 0,5 persen.

    Imbal hasil obligasi pemerintah menguat tipis. Obligasi acuan tenor 10 tahun tercatat bertahan di 4,6312 persen. “Kami berada pada titik kritis di imbal hasil Treasury, khususnya tenor 10 tahun. Setiap kenaikan imbal hasil cenderung memukul pasar ekuitas, dan itulah yang terlihat pagi ini,” ujar George Cipolloni, manajer portofolio di Penn Mutual Asset Management.

    Pada sesi perdagangan sebelumnya, S&P 500 dan Nasdaq menorehkan kenaikan tiga hari berturut-turut, didukung saham-saham pertumbuhan besar. Saham Apple, Tesla, Alphabet, Amazon, Nvidia, Microsoft, dan Meta Platforms menyumbang lebih dari setengah kenaikan S&P 500 sebesar 28,4 persen sepanjang tahun ini, menurut Howard Silverblatt, Analis Senior S&P Dow Jones Indices.

    Tanpa kontribusi dari Magnificent Seven, total pengembalian indeks acuan diperkirakan hanya 13,2 persen pada 2024, imbuh Silverblatt.

    Namun, saham AS melambat bulan ini, menyusul reli yang didorong pemilu November dan menghadapi proyeksi The Fed terkait pemotongan suku bunga yang lebih sedikit pada 2025. Ketiga indeks utama sempat menyentuh beberapa rekor tahun ini berkat suku bunga rendah dan prospek kecerdasan buatan yang menjanjikan. Meski demikian, valuasi yang kian tinggi dan dominasi megacap mulai menimbulkan kekhawatiran akan keberlanjutan reli.

    Investor tetap berharap pada pola historis reli Santa Claus di penghujung tahun. Menurut Stock Trader’s Almanac, S&P 500 rata-rata naik 1,3 persen selama lima hari perdagangan terakhir Desember dan dua hari pertama Januari sejak 1969. Namun, Desember tanpa reli Santa sering diikuti oleh kinerja pasar yang lebih lemah, berdasarkan data LPL Financial sejak 1950.

    Nasib IHSG Hingga Akhir 2024 

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan tidak akan melewati level 7,500 hingga berakhirnya tahun 2024.

    Pengamat pasar modal Wahyu Tri Laksono, melihat hingga kini IHSG masih sulit bangkit dari level 7,000. Menurut dia, momentum santa rally, window dressing, dan January effect tidak berdampak signifikan terhadap IHSG.

    “Jadi, kisaran terbaiknya (hingga akhir tahun) IHSG di level 7,000-7,500. Kisaran wajarnya 6,900-7,200,” kata Wahyu kepada Kabarbursa.com di Jakarta dikutip, Kamis, 26 Desember 2024.

    Dia menuturkan, secara teknikal IHSG masih di level tertinggi dekat rekor All-Time High (ATH) yakni 8,000. Sehingga, koreksi di kisaran 7,000 dianggap wajar karena ini adalah psikologis level terdekat IHSG.

    Terkait tiga momen yakni santa rally, window dressing, dan January effect, yang dianggap belum mendongkrak IHSG hingga akhir 2024, seperti ini penjelasan Wahyu.

    Menurut pandangannya, pasca pemilu presiden hingga pembentukan kabinet pemerintahan baru, menjadi hal yang wajar jika IHSG mengalami koreksi.

    Momentum-momentum seperti Santa Claus Rally, Window Dressing, hingga Januari Effect, tidak cukup mempengaruhi penguatan pasar saham.

    “Belum lagi Kada beberapa kebijakan yang dianggap menjadi pemberat bullishnya IHSG. Contohnya adalah keputusan pemerintah menaikkan PPN menjadi 12 persen. Meski diiringi kebijakan insentif dan support, keraguan pasar wajar terjadi saat awal pemerintahan ini,” jelasnya.

    Berkaca dari kondisi tersebut, Wahyu menyimpulkan jika sentimen di dalam negeri belum bisa mendongkrak IHSG ke jalur yang positif.

    IHSG Pekan Lalu Menurun 4,65 Persen

    Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG pekan lalu atau periode 16 – 20 Desember 2024 mengalami penurunan sebesar 4,65 persen menjadi berada pada level 6.983,865 dari 7.324,789.

    Sekretaris Perusahaan BEI, Aulia Noviana Utami Putri, mengatakan selama satu pekan ini, rata-rata nilai transaksi harian Bursa mengalami perubahan sebesar 39,36 persen menjadi Rp12,25 triliun dari Rp20,19 triliun pada pekan sebelumnya.

    “Rata-rata volume transaksi harian Bursa sepekan mengalami perubahan sebesar 17,71 persen menjadi 19,19 miliar lembar saham dari 23,32 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya,” ujar dia dalam keterangan resmi di Jakarta dikutip Sabtu, 21 Desember 2023.

    Aulia menambahkan jika Investor asing pada Jumat, 20 Desember 2024, mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp417,99 miliar dan investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp15,84 triliun sepanjang tahun 2024.

    Di sisi lain, pada pekan ini terdapat pencatatan perdana obligasi dan saham di BEI yakni Obligasi Berkelanjutan I Petrosea Tahap I Tahun 2024 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Petrosea Tahap I Tahun 2024 yang diterbitkan oleh PT Petrosea Tbk pada Senin, 16 Desember 2024.

    “Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2024 adalah 140 emisi dari senilai Rp139,16 triliun,” jelas Aulia.

    Dengan pencatatan tersebut, lanjut dia, maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 600 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp483,16 triliun dan USD86,0163 juta, yang diterbitkan oleh 133 emiten.

    Adapun Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI berjumlah 190 seri dengan nilai nominal Rp6.114,41 triliun dan USD502,10 juta. Selain itu, di BEI telah tercatat sebanyak 8 emisi EBA dengan nilai Rp2,70 triliun.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.