Logo
>

Wall Street Melonjak, Dow Jones Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Wall Street Melonjak, Dow Jones Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks-indeks utama di Wall Street melonjak pada Jumat, 4 Oktober 2024, dengan Dow Jones Industrial Average mencapai rekor tertinggi sepanjang masa. Penguatan ini dipicu oleh laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat yang melampaui ekspektasi ekonom, memberi sinyal positif bagi kesehatan ekonomi negeri Paman Sam.

    Indeks S&P 500 naik 0,9 persen ke posisi 5.751,07, sedangkan Nasdaq Composite menguat 1,22 persen ke 18.137,85. Dow Jones Industrial Average naik 341,16 poin atau 0,81 persen, menutup perdagangan di angka rekor 42.352,75.

    Penguatan Wall Street didorong oleh data nonfarm payrolls yang menunjukkan pertumbuhan 254 ribu pekerjaan pada September, jauh di atas perkiraan para ekonom yang disurvei Dow Jones sebesar 150 ribu. Tingkat pengangguran pun turun menjadi 4,1 persen, lebih baik dari prediksi yang sebelumnya berada di angka 4,2 persen.

    Kepala Portofolio Model ETF di Global X, Michelle Cluver, mengatakan laporan tersebut menjadi indikasi positif ekonomi AS tetap tangguh berkat pasar tenaga kerja yang sehat. “Kita masih berada di lingkungan di mana berita ekonomi yang baik menjadi kabar positif bagi pasar saham karena meningkatkan peluang untuk soft landing,” ujar Cluver, dikutip dari Consumer News and Business Channel International, Sabtu. 5 Oktober 2024.

    Saham-saham raksasa teknologi seperti Tesla, Amazon, dan Netflix turut mendukung kinerja Nasdaq yang melesat signifikan. Sektor keuangan menjadi penggerak terbesar di S&P 500, naik 1,6 persen dan mencetak rekor penutupan tertinggi. Saham JPMorgan Chase dan Wells Fargo masing-masing naik lebih dari 3 persen. Sementara itu, saham berkapitalisasi kecil juga reli, dengan indeks Russell 2000 naik 1,5 persen.

    Konflik Timur Tengah dan Dampaknya

    Penguatan indeks-indeks Wall Street berhasil membalikkan tren penurunan yang terjadi pada awal Oktober akibat ketegangan konflik di Timur Tengah. Meskipun begitu, pasar tetap kuat mencatatkan performa positif sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini.

    S&P 500 menguat 0,22 persen sepanjang pekan ini, sementara Dow Jones naik 0,09 persen dan Nasdaq menguat 0,1 persen. Padahal, Nasdaq sempat mencatat penurunan lebih dari 1 persen pada awal sesi perdagangan Jumat.

    Harga minyak mentah turut kembali menguat pada hari yang sama, menambah kenaikan mingguan sekitar 9 persen. Lonjakan harga minyak ini disebabkan oleh konflik yang semakin memanas di Timur Tengah, terutama setelah Iran meluncurkan serangan rudal ke Israel. Saham-saham energi di S&P 500 melonjak 7 persen dalam pekan ini, mencatatkan kinerja terbaiknya sejak Oktober 2022.

    Sempat Menurun

    Bursa saham Amerika Serikat, Wall Street, sebelumnya mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Kamis, 3 Oktober 2024. Penurunan ini terjadi menjelang laporan bulanan terkait gaji di AS yang akan dirilis pada hari Jumat, 4 Oktober 2024, serta karena kekhawatiran investor terhadap ketegangan yang meningkat di Timur Tengah.

    Menurut laporan dari Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,44 persen, setara dengan 184,93 poin, menjadi 42.011,59. Indeks S&P 500 juga mencatatkan penurunan sebesar 0,17 persen atau 9,58 poin, mencapai 5.699,96.

    Sementara itu, Nasdaq turun 0,04 persen atau 6,65 poin, ke level 17.918,48. Meskipun demikian, S&P 500 tetap menunjukkan pertumbuhan 19,5 persen sejak awal tahun.

    Data terbaru menunjukkan ada sedikit peningkatan dalam jumlah pengajuan tunjangan pengangguran di AS pada minggu lalu. Selain itu, cuaca buruk akibat Badai Helene dan gangguan di pelabuhan bisa memengaruhi pasar tenaga kerja dalam waktu dekat.

    Laporan pekerjaan untuk bulan September sangat dinanti-nanti, dengan ekonom memperkirakan penambahan 140.000 lapangan kerja dan tingkat pengangguran tetap di angka 4,2 persen. Hal ini penting bagi arah kebijakan suku bunga AS setelah Federal Reserve memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin pada bulan lalu.

    Adam Sarhan, CEO 50 Park Investments, menyatakan bahwa investor tampaknya berhati-hati menjelang laporan pekerjaan tersebut. Ia menambahkan bahwa aksi ambil untung setelah periode reli besar di pasar adalah hal yang wajar.

    Indeks Volatilitas Cboe (VIX), yang mencerminkan tingkat ketidakpastian pasar, meningkat menjadi 20,49, level tertinggi sejak awal September. Dalam konteks yang lebih luas, militer Israel meminta penduduk di lebih dari 20 kota di Lebanon selatan untuk segera evakuasi, menambah kekhawatiran di kalangan trader yang kini memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin bulan depan.

    Sementara itu, sektor jasa menunjukkan pertumbuhan yang kuat, dengan survei Institute for Supply Management mencatat aktivitas meningkat ke level tertinggi dalam satu setengah tahun.

    Brian Jacobsen, kepala ekonom di Annex Wealth Management, menyatakan bahwa sektor jasa berkontribusi signifikan terhadap kekuatan ekonomi saat ini. Namun, ia juga mengingatkan tentang potensi dampak negatif dari kenaikan harga minyak dan pemogokan di pelabuhan.

    Saham energi mengalami penguatan seiring dengan kenaikan harga minyak, dipicu oleh kekhawatiran akan gangguan aliran minyak mentah global akibat konflik di Timur Tengah. Indeks energi S&P 500 meningkat 1,6 persen. Pemogokan buruh di pantai Timur dan Teluk AS juga terus berlanjut, dengan analis dari Morgan Stanley memperingatkan bahwa ketahanan pemogokan dapat meningkatkan harga konsumen, terutama harga pangan.

    Saham Constellation Brands turun 4,7 persen setelah perusahaan tersebut mempertahankan proyeksi penjualan dan laba untuk tahun fiskal 2025.

    Selain itu, hasil kinerja bank-bank besar di AS diharapkan menjadi bagian dari laporan pendapatan kuartal ketiga yang akan dimulai akhir minggu depan.

    Di pasar obligasi, penurunan jumlah obligasi lebih besar dibandingkan yang naik, dengan rasio 2,13 banding 1 di NYSE dan 1,99 banding 1 di Nasdaq. S&P 500 mencatatkan 25 harga tertinggi baru dan 2 harga terendah baru dalam 52 minggu terakhir, sedangkan Nasdaq Composite mencatatkan 63 titik tertinggi baru dan 114 titik terendah baru. Total volume perdagangan di bursa AS mencapai 11,01 miliar lembar saham, sedikit di bawah rata-rata 12,08 miliar selama 20 sesi terakhir.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).