Logo
>

Wall Street Menguat Dua Persen, Diikuti S&P dan Nasdaq

Ditulis oleh Yunila Wati
Wall Street Menguat Dua Persen, Diikuti S&P dan Nasdaq

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks-indeks utama Wall Street melonjak hingga 2 persen pada Kamis, 8 Agustus 2024, memberikan angin segar bagi investor setelah penurunan tajam yang terjadi awal minggu ini. Lonjakan tersebut dipicu oleh data terbaru dari pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang mengembalikan optimisme terhadap kekuatan ekonomi negara tersebut.

    Menurut laporan dari CNBCInternational, S&P 500 naik 2,3 persen dan ditutup di level 5.319,31, mencatat hari terbaiknya sejak November 2022. Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 683,04 poin (1,76 persen) menjadi 39.446,49. Sementara itu, Nasdaq Composite melesat 2,87 persen, mengakhiri sesi perdagangan di angka 16.660,02.

    Saham perusahaan farmasi besar Eli Lilly mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 9,5 persen, setelah melaporkan pendapatan yang melampaui ekspektasi dan meningkatkan proyeksi tahunan berkat tingginya permintaan untuk obat diabetes Mounjaro dan obat obesitas Zepbound.

    Saham-saham teknologi yang sebelumnya terpuruk pada Senin, 5 Agustus 2024 juga mengalami rebound. Produsen chip Nvidia dan Broadcom masing-masing naik lebih dari 6 persen, sementara Meta Platforms dan Apple mengalami kenaikan sebesar 4,2 persen dan 1,7 persen.

    Laporan dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa klaim pengangguran mingguan terbaru berada di bawah perkiraan, membantu meredakan kekhawatiran tentang pasar tenaga kerja. Pengajuan awal untuk tunjangan pengangguran tercatat sebanyak 233 ribu minggu lalu, turun 17 ribu dari minggu sebelumnya, dan berada di bawah perkiraan Dow Jones sebesar 240 ribu.

    Setelah rilis data tersebut, imbal hasil obligasi AS 10 tahun kembali ke level 4 persen, mendekati angka yang terlihat sebelum laporan pekerjaan Juli yang mengecewakan pada Jumat, 2 Agustus 2024 lalu mengguncang pasar.

    Faktor lain yang mendukung sentimen pasar pada Kamis, 8 Agustus kemarin adalah pelemahan yen Jepang terhadap dolar AS. Kenaikan yen yang menyebabkan pembongkaran carry trade dengan hedge fund menjadi salah satu faktor utama penurunan saham pada awal minggu ini.

    "Ini adalah lonjakan yang telah ditunggu-tunggu oleh banyak orang. Tapi sekarang kita tahu bahwa kita tidak akan bangkit hanya untuk naik. Kita memerlukan berita baik untuk melanjutkan reli dan membuktikan bahwa kenaikan ini akan berkelanjutan," ujar Liz Young Thomas, Kepala Strategi Investasi di SoFi.

    Menurut Young, lonjakan yang terjadi setelah rilis data klaim pengangguran baru menunjukkan bahwa pasar semakin sensitif terhadap setiap data ekonomi yang masuk.

    "Ini juga berarti kita akan melihat lebih banyak volatilitas seiring dengan munculnya data yang mungkin bertentangan," tambahnya.

    Meskipun lonjakan ini membantu memulihkan sebagian besar kerugian dari penurunan tajam pada Senin, indeks utama tetap berada di zona merah untuk minggu ini. S&P 500 tercatat turun 0,5 persen sepanjang minggu, sementara Dow Jones dan Nasdaq masing-masing turun sekitar 0,7 persen.

    Sehari sebelumnya, Wall Street di New York ditutup merah pada akhir perdagangan Rabu, 7 Agustus 2024, dengan Nasdaq terkoreksi 1 persen akibat melemahnya saham-saham teknologi. Permintaan yang lemah dalam lelang Treasury 10-tahun memicu kegelisahan investor, menciptakan perdagangan yang berombak.

    Pada pembukaan Kamis, 8 Agustus 2024, indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,06 persen atau 234,21 poin ke 38.763,45, indeks S&P 500 terkoreksi 0,77 persen atau 40,53 poin ke 5.199,5, dan Nasdaq anjlok 1,05 persen atau 171,05 poin ke 16.195,81.

    Indeks-indeks utama memulai hari kemarin dengan lebih tinggi, didorong oleh lonjakan saham-saham teknologi, namun mulai melemah pada perdagangan sore. Investor yang masih gelisah setelah aksi jual besar-besaran pada saham global baru-baru ini terus mengurangi kenaikan mereka setelah lelang Treasury.

    Ketiga indeks berubah merah, dan kerugian semakin parah sesaat sebelum penutupan. Indeks teknologi S&P 500 (.SPLRCT) turun 1,4 persen, menjadi hambatan terbesar pada indeks acuan.

    “Ada banyak hal yang perlu dikhawatirkan selama sekitar delapan minggu ke depan, jadi saya memperkirakan akan ada lebih banyak volatilitas. Saya tidak akan terkejut jika setelah beberapa hari reli terjadi aksi jual kecil lagi,” kata Peter Tuz, presiden Chase Investment Counsel di Charlottesville, Virginia.

    Investor khawatir terhadap kemungkinan resesi AS dan melemahnya perkiraan beberapa perusahaan besar AS.

    Lindsey Bell, kepala strategi di 248 Ventures di Charlotte, North Carolina, mengatakan investor mungkin juga mengambil keuntungan setelah rebound saham pada Selasa, 6 Agustus 2024.

    “Anda tidak hanya mengalami penurunan seperti yang terjadi pada hari Senin dan hal itu sudah selesai. Biasanya, Anda menguji titik terendah lagi sebelum kita dapat keluar dari tren turun ini,” katanya.

    Pada Senin, 5 Agustus 2024, Nasdaq dan S&P 500 masing-masing turun setidaknya 3 persen. Saham mendapat dukungan awal pada Rabu, 7 Agustus 2024, menyusul komentar dari Deputi Gubernur Bank of Japan (BoJ) Shinichi Uchida bahwa bank sentral yang tidak akan menaikkan suku bunga ketika pasar keuangan tidak stabil.

    Kenaikan suku bunga BOJ yang mengejutkan pada 31 Juli kemarin, ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam 15 tahun terakhir, telah memicu kemerosotan saham-saham global karena para investor melepas posisi perdagangan yen yang tajam menyusul melonjaknya mata uang dengan imbal hasil rendah, yang banyak digunakan untuk mengakuisisi aset-aset dengan imbal hasil tinggi.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79