Logo
>

Wall Street Terguncang, Saham Trump Trade Terpuruk usai Pemilu AS

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Wall Street Terguncang, Saham Trump Trade Terpuruk usai Pemilu AS

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - indeks utama di Wall Street terjun bebas pada perdagangan Selasa, 12 November 2024 waktu Amerika Serikat (AS). Ini merupakan koreksi pertama sejak pemilu di negeri Abang Sam karena dipicu kemerosotan tajam saham-saham Trump Trade.

    Berdasarkan laporan Consumer News and Business Channel Internasional, Dow Jones Industrial Average turun 382,15 poin atau 0,86 persen, ditutup pada 43.910. Sementara itu, S&P 500 melemah 0,29 persen, dan Nasdaq Composite turun tipis 0,09 persen. Ketiganya mengakhiri reli lima hari berturut-turut.

    Kelompok saham yang tergolong Trump trade, biasanya terdongkrak kebijakan ekonomi pro-pertumbuhan, menjadi yang paling terdampak. Saham-saham berkapitalisasi kecil seperti Russell 2000, yang sebelumnya diharapkan mendapat keuntungan dari kembalinya Donald Trump sebagai Presiden AS, melemah hingga 1,8 persen.

    Tekanan juga dirasakan sejumlah saham perusahaan besar. Tesla, yang sempat naik 31 persen sejak hari pemilu AS, jatuh 6,1 persen pada hari ini. Saham Trump Media & Technology Group pun anjlok hampir 9 persen dan telah merosot total 10 persen sejak Trump menang.

    Mark Malek, Kepala Investasi di Siebert, menyatakan bahwa pasar mungkin terlalu dini mengantisipasi kemenangan Trump sebelum hasil resmi diumumkan pekan lalu. Setelah euforia pasca-pemilu mereda, pasar kembali menyoroti tantangan ekonomi yang ada.

    Kekhawatiran Pasar

    Malek menambahkan, pergerakan ini lebih dipicu oleh tanda-tanda kelelahan pasar. “Ada kekhawatiran soal utang dan defisit. Walaupun defisit sering jadi masalah, kali ini pasar benar-benar menjadikannya fokus utama. Ini bisa menjadi alasan bagi investor untuk berhenti sejenak ketika pasar sudah terlihat kelebihan,” ujarnya.

    Saat ini, perhatian pelaku pasar beralih pada data inflasi konsumen dan produsen yang akan dirilis akhir pekan ini. Data tersebut muncul setelah The Fed mengumumkan pemangkasan suku bunga pekan lalu.

    Penurunan ini terjadi sehari setelah Dow Jones mencetak rekor penutupan di atas 44.000 dan S&P 500 ditutup di atas 6.000 untuk pertama kalinya.

    Optimisme investor sebelumnya terdorong oleh ekspektasi bahwa periode kedua Trump akan membawa pemotongan pajak dan pelonggaran regulasi, yang berpotensi menguntungkan pasar saham lebih luas.

    Sempat Menguat

    Wall Street sebelumnya sempat menguat pada penutupan perdagangan Senin, 11 November 2024. Indeks saham ini menguat karena terdongkrak oleh saham-saham yang diuntungkan dari kemungkinan kebijakan fiskal presiden terpilih AS Donald Trump.

    Berdasarkan laporan Reuters, ketiga indeks utama di Wall Street mencapai rekor tertinggi. Indeks S&P 500 naik 0,10 persen ke 6.001,35, Nasdaq meningkat 0,06 persen ke 19.298,76, sementara Dow Jones Industrial Average melonjak 0,69 persen ke 44.293,13. Volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 15,4 miliar saham, lebih tinggi dari rata-rata 12,8 miliar dalam 20 hari terakhir.

    Saham Tesla melejit dengan kenaikan 9 persen dengan valuasi pasar mencapai lebih dari USD1,1 triliun, karena adanya keyakinan bahwa perusahaan akan diuntungkan dari hubungan dekat CEO Elon Musk dengan Trump. Selain itu, beberapa saham lain juga menunjukkan penguatan sejak kemenangan Trump, karena investor memperkirakan kebijakan Trump akan memberikan keuntungan bagi sektor-sektor tertentu.

    “Ini seperti euforia. Tesla adalah opsi paling aktif di tempat kami,” kata Steve Sosnick, kepala strategi di Interactive Brokers.

    Dia menambahkan bahwa banyak opsi beli berfokus pada harga USD400, sekitar 13 persen di atas harga saham saat ini. Data Trade Alert menunjukkan sebagian besar perdagangan terjadi pada kontrak jangka pendek yang akan habis masa berlakunya pada hari Jumat, dengan volume ini mencapai sekitar 56 persen dari total volume perdagangan.

    Adapun Musk telah mendukung Trump selama berbulan-bulan dan tercatat menyumbang setidaknya USD119 juta untuk kelompok pendukung Trump, menurut data federal. Bisnis Musk, mulai dari Tesla hingga SpaceX dan Neuralink, sangat bergantung pada regulasi, subsidi, dan kebijakan, sehingga analis memperkirakan mereka bisa diuntungkan dari pemerintahan yang mendukung.

    Indeks keuangan S&P 500 menguat 1,4 persen, dengan saham-saham bank seperti Wells Fargo & Co dan JPMorgan yang mendorong kenaikan indeks Dow Jones ke level tertinggi. S&P 500 secara keseluruhan sudah naik hampir 4 persen sejak Trump terpilih, sedangkan Nasdaq naik hampir 5 persen.

    Indeks Russell 2000, yang berfokus pada perusahaan berkapitalisasi kecil, melonjak 1,5 persen ke level tertinggi sejak November 2021. Investor melihat perusahaan kecil akan mendapat manfaat dari pemotongan pajak dan aturan yang lebih longgar yang diperkirakan akan diberlakukan.

    Namun, saham-saham teknologi besar seperti Microsoft, Amazon, dan Meta Platforms turun sekitar 1 persen. Indeks teknologi informasi S&P 500 melemah hampir 1 persen, sementara indeks chip PHLX turun 2,5 persen, termasuk saham Nvidia yang turun 1,6 persen setelah mengembalikan keuntungan sebelumnya.

    Jake Dollarhide, CEO Longbow Asset Management di Tulsa, Oklahoma, menyebutkan, “Pasar telah melalui empat hari yang sangat sibuk sejak pemilu dan kini sedang beristirahat. Namun, tren positif masih berlanjut. Saya tak akan terkejut jika reli ini berlanjut hingga akhir tahun.”(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).