Logo
>

Warga RI Lebih Pilih Punya Akun TikTok daripada Rekening Bank

Ditulis oleh KabarBursa.com
Warga RI Lebih Pilih Punya Akun TikTok daripada Rekening Bank

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - CEO Indosat Ooredoo Hutchison,Vikram Sinha mengungkapkan bahwa jumlah akun TikTok di Indonesia saat ini lebih banyak dibandingkan dengan jumlah pemilik rekening bank.

    Namun, Sinha tidak memberikan angka pasti mengenai perbandingan kedua data tersebut.

    "Saya ingin memberikan fakta, hari ini ada lebih banyak akun TikTok di negara ini daripada akun (rekening) bank," kata Vikram dalam acara Indonesia AI Day 2024 di Jakarta, Kamis, 14 November 2024.

    Berdasarkan latar belakang tersebut, Indosat Ooredoo meluncurkan produk terbaru mereka, IM3 Platinum. Produk ini dirancang untuk meningkatkan pengalaman sekitar 100 juta pelanggan IM3 di Indonesia dalam mengakses layanan internet yang lebih aman, bebas spam, serta lebih efisien.

    IM3 Platinum juga diharapkan dapat membantu masyarakat yang tidak memiliki rekening bank dalam proses credit scoring, yang digunakan untuk menilai kelayakan seseorang dalam mendapatkan pinjaman.

    Selain itu, Indosat Ooredoo meluncurkan layanan inovatif lainnya, Sahabat-AI, sebuah ekosistem Large Language Model (LLM) yang berbasis open-source dan dirancang khusus untuk Bahasa Indonesia serta bahasa daerah.

    Perusahaan juga memperkenalkan Merdeka Cloud, yang menurut Sinha, akan mendukung kemandirian sistem kecerdasan buatan (AI) bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia.

    Untuk mendukung pengembangan Merdeka Cloud, Indosat Ooredoo bekerja sama dengan Nvidia, perusahaan pengembang AI asal AS, dan Accenture, perusahaan penyedia jasa profesional asal Irlandia.

    Bangun Pusat Data AI di Jayapura

    Pusat kecerdasan buatan (AI) akan segera dibangun di Jayapura, Papua pada 2025. Rencana itu diungkapkan Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid dalam acara keynote Indonesia AI Day di Jakarta, Kamis, 14 November 2024.

    "Kami akan memiliki AI Center di Jayapura pada Januari atau Februari, berkat komitmen luar biasa dari mitra-mitra kami, termasuk Pak Vikram," kata Meutya Hafid.

    Sementara itu, Direktur & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) Muhammad Danny Buldansyah menekankan pentingnya keberadaan data center di seluruh Indonesia, mengingat setiap pulau memiliki potensi industri yang besar.

    "Setiap pulau memiliki industri, sumber daya alam, dan ekonomi yang beragam. Dengan era kecerdasan buatan yang semakin berkembang, kebutuhan akan data center di setiap pulau menjadi semakin mendesak," ujar Danny.

    Menurut Danny, sektor-sektor besar seperti pertambangan dan kehutanan yang banyak beroperasi di luar Jawa, menghasilkan data dalam jumlah besar.

    Jika data center hanya terpusat di Jawa, pengolahan data secara real time akan menjadi tantangan besar. Oleh karena itu, keberadaan data center di Papua, yang kaya akan sumber daya alam sangat diperlukan.

    Lebih lanjut, Danny menambahkan bahwa pendirian AI Center di Papua bukan sekadar tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), melainkan sebagai upaya untuk mengoptimalkan potensi daerah.

    "Ini adalah peluang besar yang harus dimanfaatkan, bukan hanya sekadar kewajiban," ujarnya.

    Danny juga optimistis bahwa keberadaan AI Center di Jayapura akan mendorong pemerataan kemajuan, dengan membentuk ekosistem yang melibatkan talenta-talenta lokal Papua.

    "Papua memiliki kondisi geografi dan sektor industri yang berbeda dari Jawa. Oleh karena itu, kami memerlukan talenta digital yang tidak hanya berpengalaman di sektor teknologi, tetapi juga memahami secara mendalam potensi lokal, seperti pertanian dan pertambangan," jelasnya.

    Ia menambahkan, meskipun ada kekhawatiran terkait koneksi internet, terutama terkait latensi satelit dan fiber optic, hal itu tidak menjadi hambatan berarti.

    "Kendala tersebut hanya terkait pengiriman data untuk replikasi saja, yang masih dapat diatasi," pungkas Danny.

    Cetak 1 Juta Talenta Digital Indonesia

    Selain itu, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) berencana akan melatih satu juta talenta digital di Indonesia pada tahun 2027 mendatang.

    Presiden Direktur dan CEO IOH, Vikram Sinha menekankan pentingnya kolaborasi dengan mitra strategis, seperti Nvidia dan Accenture, dalam mewujudkan target tersebut.

    Sinha mengungkapkan komitmennya untuk memastikan bahwa Indosat dan seluruh mitra yang terlibat akan berperan aktif dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) digital di Indonesia.

    "Kami akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pengembangan talenta digital di tanah air," ujar Sinha.

    Program pelatihan yang dirancang mencakup berbagai kelompok sasaran dengan fokus yang berbeda-beda.

    Salah satu program utama adalah pelatihan untuk 30.000 pekerja profesional di bidang kecerdasan buatan (AI). Selain itu, IOH juga akan melaksanakan program pelatihan khusus untuk perempuan di sektor digital, yang diharapkan dapat mendorong partisipasi wanita dalam industri teknologi yang terus berkembang.

    Pelatihan ini juga akan mencakup para spesialis teknologi pemerintah di kota-kota besar Indonesia, serta menjalin kerja sama antara sektor publik dan swasta di perguruan tinggi, guna menciptakan jaringan talent yang terampil dan siap bersaing di era digital.

    Rencana besar ini sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia dalam mempercepat transformasi digital dan menciptakan ekosistem ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan.

    Dengan pelatihan intensif bagi satu juta talenta digital, IOH berambisi untuk mendorong Indonesia menjadi negara dengan tenaga kerja terampil di bidang teknologi yang siap menghadapi tantangan industri 4.0. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi