Logo
>

Warren Buffett: Pandangan Terhadap Investasi di Masa Sulit

Ditulis oleh Syahrianto
Warren Buffett: Pandangan Terhadap Investasi di Masa Sulit

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Saat ekonomi menemui kesulitan, Warren Buffett memandangnya sebagai peluang emas untuk berinvestasi. Mengapa? Karena saat resesi melanda, harga portofolio investasi cenderung turun, menawarkan kesempatan membeli dengan harga lebih murah dari biasanya.

    Nasihat investasi dari Buffett mengemuka dari sumber seperti The Motley Fool dan Nerdwallet.com. Ia menekankan beberapa hal yang perlu dilakukan agar bisa meraih keuntungan maksimal di tengah masa sulit seperti resesi.

    Bagi Buffett, ketakutan yang melanda pasar adalah teman investor. Saat banyak orang cemas dan pasar saham anjlok, inilah saat yang tepat untuk membeli saham dengan harga murah. Sebab, membeli rendah dan menjual tinggi adalah prinsip dasar investasi yang ingin dicapai oleh setiap investor.

    Peluang terbaik untuk menginvestasikan modal adalah ketika segalanya sedang mengalami penurunan. Saat pasar mengalami crash, janganlah tergoda untuk hanya mengamati dan menunggu sampai situasi membaik. Sebaliknya, manfaatkan peluang ini untuk berinvestasi pada saat harga sedang turun.

    Buffett juga menegaskan bahwa risiko sebenarnya bukanlah dari investasi itu sendiri, melainkan dari ketidaktahuan. Investasi bisa menjadi lebih berisiko jika kita tidak memahami cara melakukannya dengan benar. Tetapi dengan memilih perusahaan yang solid, membangun portofolio yang terdiversifikasi, dan belajar cara berinvestasi jangka panjang, kita dapat mengurangi risiko tersebut.

    Baginya, mencoba memprediksi masa-masa sulit tidak berguna. Yang lebih penting adalah mempersiapkan diri dengan baik dan membangun strategi investasi yang solid. Hindari ikut-ikutan massa, karena hal itu seringkali berujung pada over-trading yang merugikan. Menurut Buffett, kualitas terpenting bagi seorang investor adalah temperamen, bukan kecerdasan. Dibutuhkan sikap yang teguh dan tidak terpengaruh oleh pergerakan pasar yang fluktuatif.

    "Kualitas paling penting bagi seorang investor adalah temperamen, bukan kecerdasan. Anda membutuhkan temperamen yang tidak mendapatkan kesenangan besar dari berada bersama orang banyak atau melawan orang banyak," kata Warren Buffett.

    Simpan Uang Tunai

    Sementara itu, Berkshire Hathaway Inc melaporkan penurunan kepemilikan saham Apple, yang berujung pada peningkatan dana tunai perusahaan yang dimiliki oleh Warren Buffett. Melalui Berkshire, Buffett menyatakan keinginannya untuk lebih mengamankan uang tunai di tengah ketidakpastian ekonomi global.

    Posisi kepemilikan saham Apple oleh Berkshire turun menjadi sekitar USD135,4 miliar (sekitar Rp2.160 triliun). Jumlah ini menurun dari nilai investasi sebelumnya sebesar USD174,3 miliar (sekitar Rp2.788 triliun) pada akhir tahun lalu.

    Penjualan saham Apple telah meningkatkan saldo kas Berkshire sebesar USD189 miliar (Rp3.024 triliun), mencatat rekor baru pada akhir Maret.

    Dalam menghadapi kondisi pasar yang tidak menentu, dengan penurunan suku bunga, inflasi yang tinggi, dan risiko geopolitik, Buffett mengungkapkan kesiapannya untuk menyimpan uang tunai.

    Buffett memperkirakan bahwa jumlah uang tunai tersebut dapat mencapai USD200 miliar pada akhir kuartal ini. Selain sebagai langkah antisipasi, uang tunai ini juga diuntungkan oleh tingkat suku bunga yang lebih tinggi, menghasilkan pendapatan bunga yang signifikan.

    Menanggapi pertumbuhan dana tunai, Buffett menyatakan bahwa ia belum menemukan peluang investasi yang memadai. Keterbatasan transaksi yang signifikan membuatnya memilih untuk menahan uang tunai, sebuah sikap yang diinterpretasikan oleh beberapa investor sebagai pandangan negatif terhadap pasar saham.

    Buffett juga menyoroti kinerja bisnis lain dalam portofolio Berkshire. Pendapatan operasional dari berbagai bisnis dan investasi, termasuk asuransi, manufaktur, dan ritel, meningkat 39 persen dari tahun sebelumnya, menandakan kekuatan ekonomi AS pada awal tahun ini.

    Bisnis asuransi, terutama Geico, mencatat peningkatan laba yang signifikan, mencerminkan kinerja yang solid dalam menghadapi tantangan pasar.

    Namun, tidak semua bisnis dalam portofolio Berkshire berkembang positif. BNSF melaporkan penurunan pendapatan, sementara PacifiCorp mengalami kerugian akibat kebakaran hutan di beberapa wilayah.

    Kemungkinan penggantian Buffett juga menjadi sorotan, dengan Greg Abel yang telah ditunjuk sebagai calon yang potensial untuk mengambil alih peran tersebut. Meskipun demikian, Buffett memastikan para pemegang saham bahwa masa depan Berkshire berada di tangan yang tepat.

    Sebagai bagian dari strategi investasi, Berkshire juga menjual posisinya di Paramount Global, sebuah langkah yang mengindikasikan tantangan yang dihadapi oleh industri hiburan tradisional dalam menghadapi perubahan perilaku konsumen yang beralih ke platform digital.

    Dengan penekanan pada pengamatan terhadap pasar dan strategi investasi yang cermat, Warren Buffett terus menjaga ketangguhan portofolio investasi Berkshire Hathaway.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.