Logo
>

Gandeng DOOH, WIFI Maksimalkan Cuan dari Pasar Internet

Internet ini nantinya bisa dijangkau dengan harga Rp100.000 per bulan dengan kecepatan 100 Mbps secara unlimited data

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Gandeng DOOH, WIFI Maksimalkan Cuan dari Pasar Internet
Layar utama Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG di main hall Bursa Efek Indonesia (BEI). (Foto: Kabarbursa/Abbas Sandji)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) memiliki potensi besar untuk meningkatkan pendapatan melalui ekspansi ke segmen pelanggan internet setelah menggandeng PT Era Media Sejahtera Tbk (DOOH). 

    Dengan target 40 juta pelanggan dan skema harga Rp100.000 per bulan, perusahaan berpotensi meraup pendapatan hingga Rp4 triliun per bulan atau Rp48 triliun per tahun jika seluruh target tercapai, namun belum dikurangi berbagai poin. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan pendapatan WIFI saat ini, yang per kuartal III-2024 baru mencapai Rp506,42 miliar. Namun, keberhasilan strategi ini bergantung pada kecepatan akuisisi pelanggan, daya saing harga di industri penyedia layanan internet (ISP), serta efisiensi operasional dalam menyediakan layanan.

    WIFI dan DOOH resmi menjalin kerja sama untuk mendukung proyek internet terjangkau bagi rakyat Indonesia dengan tujuan menjangkau 40 juta pelanggan. Dengan menawarkan paket internet unlimited 100 Mbps seharga Rp100.000 per bulan, mereka menargetkan segmen masyarakat yang selama ini belum memiliki akses internet stabil dan terjangkau. Strategi ini akan mengandalkan kerja sama dengan berbagai penyedia layanan internet (Internet Service Provider/ISP) serta kontraktor lokal untuk mempercepat penetrasi pasar.

    Direktur Utama DOOH Vicktor Aritonang menekankan bahwa perusahaannya akan memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang akan diintegrasikan ke seluruh ekosistem DOOH guna memaksimalkan jangkauan pemasaran serta meningkatkan efektivitas akuisisi pelanggan.

    "Untuk memenuhi tantangan brand dan penetrasi 40 juta pelanggan yang perlu dicapai oleh WIFI, kami akan mengoptimalkan penggunaan AI dalam strategi pemasaran digital, memanfaatkan data secara lebih presisi, serta meningkatkan efektivitas kampanye media kami," ujar Vicktor dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, 4 Maret 2025.

    Sementara itu, Direktur Utama WIFI Yune Marketatmo menuturkan bahwa kemitraan dengan DOOH merupakan langkah strategis dalam mewujudkan target pertumbuhan pelanggan melalui inovasi dan kolaborasi digital.

    "Kemitraan ini menjadi langkah maju dalam transformasi digital, menghadirkan solusi cerdas dan terintegrasi bagi masyarakat Indonesia, serta mempercepat akses internet yang lebih luas dan terjangkau," jelasnya.

    Saat ini, sumber utama pendapatan WIFI berasal dari segmen periklanan dan telekomunikasi, dengan masing-masing memberikan kontribusi Rp243,54 miliar dan Rp254,01 miliar per kuartal III-2024. Jika strategi ekspansi pelanggan internet berjalan sesuai rencana, model bisnis perusahaan akan mengalami pergeseran signifikan, di mana layanan internet dapat menjadi sumber utama pendapatan. Namun, segmen periklanan tetap memiliki peluang pertumbuhan, terutama dengan pemanfaatan teknologi AI yang digunakan oleh DOOH dalam pemasaran digital berbasis data pelanggan.

    Dalam kolaborasi ini, DOOH akan menggunakan AI dalam memperluas pemasaran melalui ekosistem yang dimilikinya, seperti Key Opinion Leader (KOL), Programmatic Advertising, pemasaran digital berbasis data, dan media sosial yang terhubung dengan komunitas serta event interaktif. 

    Selain itu, DOOH juga akan mengandalkan media luar ruang (Out-of-Home/OOH) digital dan programmatic DOOH seperti TV Kereta dengan 36 juta impresi, digital totem, serta videotron berbasis AI agar target 40 juta pelanggan dapat tercapai lebih cepat.

    Ekspansi ini tentu memiliki tantangan besar, mulai dari persaingan di industri ISP, ketersediaan infrastruktur, hingga kemampuan perusahaan dalam memberikan layanan yang stabil dan berkualitas. Di Indonesia, pasar ISP telah didominasi oleh pemain besar seperti Telkomsel (IndiHome), First Media, Biznet, dan MyRepublic. Oleh karena itu, WIFI harus memiliki strategi harga dan layanan yang kompetitif untuk menarik pelanggan baru sekaligus mempertahankan mereka dalam jangka panjang.

    Selain itu, perusahaan juga harus mempertimbangkan aspek investasi dalam infrastruktur jaringan serta kapasitas layanan. Meski strategi kolaborasi dengan ISP lokal dapat membantu mempercepat ekspansi, tetap ada tantangan dalam memastikan kualitas jaringan yang stabil dan latensi rendah, terutama di daerah-daerah yang belum memiliki infrastruktur telekomunikasi yang memadai. Perusahaan harus mampu menjalin kemitraan strategis dengan penyedia jaringan fiber optic dan satelit untuk mendukung operasional bisnisnya.

    Selain potensi pertumbuhan pendapatan, efisiensi biaya operasional juga menjadi faktor kunci dalam meningkatkan profitabilitas. Hingga kuartal III-2024, WIFI berhasil menekan beban pokok hingga 4,84 persen secara tahunan (yoy), menunjukkan adanya peningkatan efisiensi dalam pengelolaan biaya. 

    Jika strategi pengendalian biaya ini diterapkan secara efektif dalam ekspansi layanan internet, perusahaan dapat menjaga margin laba tetap positif meskipun harus berinvestasi besar dalam infrastruktur dan pemasaran.

    Di sisi keuangan, per 30 September 2024, total aset WIFI tercatat sebesar Rp2,76 triliun, dengan liabilitas mencapai Rp1,86 triliun dan ekuitas sebesar Rp899,94 miliar. Dengan tren pertumbuhan ini, perusahaan memiliki potensi untuk mempertahankan momentum positif, tetapi harus memastikan strategi ekspansi tidak mengorbankan stabilitas keuangan perusahaan. Penyesuaian dalam model bisnis dan skema investasi harus dilakukan dengan cermat agar ekspansi tetap berkelanjutan tanpa membebani neraca keuangan secara berlebihan.

    Secara keseluruhan, ekspansi WIFI ke bisnis penyedia internet berpotensi membawa perubahan besar dalam model bisnis perusahaan. Jika strategi ini dieksekusi dengan baik, perusahaan bisa mengalami lonjakan pendapatan yang jauh lebih besar dibandingkan saat ini. Namun, tantangan dalam menarik pelanggan, mempertahankan kualitas layanan, dan mengelola biaya tetap menjadi faktor penentu keberhasilan transformasi bisnis ini. 

    Di tengah persaingan yang ketat, keberhasilan ekspansi ini akan bergantung pada efektivitas implementasi strategi pemasaran, kemitraan dengan ISP, serta kesiapan infrastruktur dalam mendukung layanan yang stabil dan berkualitas tinggi bagi pelanggan. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.