Logo
>

WIFI Gencar bikin Gebrakan: Bisa Saingi ISAT dan TLKM?

Meski TLKM dan ISAT masih jauh unggul dari sisi skala bisnis, jaringan, dan jumlah pelanggan, namun kehadiran WIFI dianggap menciptakan dinamika baru.

Ditulis oleh Hutama Prayoga
WIFI Gencar bikin Gebrakan: Bisa Saingi ISAT dan TLKM?
Ilustrasi saham WIFI. (Gambar dibuatkan oleh AI untuk KabarBursa.com)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Solusi Sinergi Digital Tbk tengah mencuri perhatian setelah belakangan ini gencar melakukan aksi korporasi. Terbaru, perusahaan dengan kode saham WIFI ini resmi mendapat dana investasi dari perusahaan Jepang, Nippon Telegraph and Telephone East Corporation (NTT East) senilai Rp4 triliun. 

    Lantas, apakah gebrakan WIFI tersebut bisa menyaingi perusahaan telekomunikasi besar seperti PT Telkom Indonesia (Persero)  Tbk (TLKM) dan PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT)? 

    Analis Stocknow.id Abdul Haq Al Faruqy Lubis mengatakan suntikan dana sebesar Rp4 triliun dari perusahaan Jepang, NTT e-Asia Corporation, menjadi langkah strategis yang membuka peluang WIFI ekspansi jaringan Fiber To The Home (FTTH) ke jutaan rumah tangga di Pulau Jawa.

    "Langkah ini jelas memberi sinyal bahwa WIFI sedang bersiap memperluas cakupan dan meningkatkan kualitas layanan internet tetap, sebuah area yang selama ini didominasi oleh TLKM dan ISAT," ujar dia kepada Kabarbursa.com dikutip Jakarta, Rabu, 16 April 2025.

    Meski TLKM dan ISAT masih jauh unggul dari sisi  skala bisnis, jaringan, dan jumlah pelanggan, namun kehadiran WIFI dianggap menciptakan dinamika baru. Sebab, WIFI dinilai  memiliki struktur yang lebih ramping dan strategi yang terfokus. 

    Menurut Abdul, keunggulan WIFI terletak pada kelincahan dalam berinovasi dan kemampuannya menggandeng mitra global seperti NTT East yang membawa teknologi dan efisiensi operasional. 

    "Ini bisa menjadi nilai tambah yang signifikan di tengah kebutuhan pasar akan layanan internet yang cepat dan stabil," ungkapnya. 

    Meski memiliki pergerakan yang luar biasa, Abdul menilai WIFI belum bisa memutus dominasi ISAT dan TLKM dalam waktu dekat. Namun dengan eksekusi yang konsisten dan kemampuan membangun kepercayaan pasar, kata dia, ancaman terhadap dominasi dua emiten besar itu bukan sekadar wacana. 

    "Jika TLKM dan ISAT tidak mempercepat inovasi di sektor internet rumah tangga dan digitalisasi infrastruktur, dominasi mereka bisa mulai tergerus dalam beberapa tahun ke depan," pungkasnya. 

    Sinyal Kuat WIFI usai Sengat Dana Rp4 Triliun dari Jepang

    President & CEO NTT East Naoki Shibutani, menyatakan pihaknya berkomitmen untuk menciptakan nilai jangka panjang bagi masyarakat melalui teknologi dan kolaborasi.

    "NTT East percaya bahwa strategic investment ini akan mempercepat misi SURGE untuk 'Internet Rakyat'. Investasi ini bukan sekadar soal infrastruktur, juga tentang pemberdayaan Masyarakat Indonesia," ujar dia dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 11 April 2025.

    Melalui kolaborasi ini, WEAVE akan memperoleh akses terhadap program transfer teknologi dari NTT East, sistem manajemen kualitas, serta standar desain infrastruktur untuk memastikan keunggulan operasional dalam pembangunan dan pemeliharaan jaringan Fiber-To-The-Home (FTTH) berskala besar.

    Kemitraan ini juga mencakup berbagi pengetahuan, pengembangan sumber daya manusia, dan kerja sama dengan para pemangku kepentingan di sektor ekonomi digital. 

    President Director & CEO WIFI Yune Marketatmo, menyampaikan investasi strategis ini menjadi awal yang skalanya mencangkup luas. Dengan menggabungkan jangkauan infrastruktur Surge dan keunggulan operasional NTT East, pihaknya menargetkan untuk menghadirkan akses broadband terjangkau 'internet rakyat' ke lebih dari 40 juta rumah tangga di seluruh Indonesia. 

    "Langkah berikutnya dalam roadmap kami adalah membangun infrastruktur edge computing lokal yang terjangkau dan terintegrasi dengan kapabilitas AI, sehingga usaha kecil dan menengah (UKM) dapat memperoleh akses yang lebih cepat dan cerdas terhadap layanan cloud, analitik real-time, dan alat otomatisasi," jelasnya. 

    Gandeng DOOH, WIFI Maksimalkan Cuan dari Pasar Internet

    Seperti diberitakan sebelumnya, Surge memiliki potensi besar untuk meningkatkan pendapatan melalui ekspansi ke segmen pelanggan internet setelah menggandeng PT Era Media Sejahtera Tbk (DOOH). 

    Dengan target 40 juta pelanggan dan skema harga Rp100.000 per bulan, perusahaan berpotensi meraup pendapatan hingga Rp4 triliun per bulan atau Rp48 triliun per tahun jika seluruh target tercapai, namun belum dikurangi berbagai poin. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan pendapatan WIFI saat ini, yang per kuartal III-2024 baru mencapai Rp506,42 miliar. Namun, keberhasilan strategi ini bergantung pada kecepatan akuisisi pelanggan, daya saing harga di industri penyedia layanan internet (ISP), serta efisiensi operasional dalam menyediakan layanan.

    WIFI dan DOOH resmi menjalin kerja sama untuk mendukung proyek internet terjangkau bagi rakyat Indonesia dengan tujuan menjangkau 40 juta pelanggan. Dengan menawarkan paket internet unlimited 100 Mbps seharga Rp100.000 per bulan, mereka menargetkan segmen masyarakat yang selama ini belum memiliki akses internet stabil dan terjangkau. Strategi ini akan mengandalkan kerja sama dengan berbagai penyedia layanan internet (Internet Service Provider/ISP) serta kontraktor lokal untuk mempercepat penetrasi pasar.

    Direktur Utama DOOH Vicktor Aritonang, menekankan bahwa perusahaannya akan memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang akan diintegrasikan ke seluruh ekosistem DOOH guna memaksimalkan jangkauan pemasaran serta meningkatkan efektivitas akuisisi pelanggan.

    "Untuk memenuhi tantangan brand dan penetrasi 40 juta pelanggan yang perlu dicapai oleh WIFI, kami akan mengoptimalkan penggunaan AI dalam strategi pemasaran digital, memanfaatkan data secara lebih presisi, serta meningkatkan efektivitas kampanye media kami," ujar Vicktor dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, 4 Maret 2025.

    Sementara itu, Direktur Utama WIFI Yune Marketatmo menuturkan bahwa kemitraan dengan DOOH merupakan langkah strategis dalam mewujudkan target pertumbuhan pelanggan melalui inovasi dan kolaborasi digital.

    "Kemitraan ini menjadi langkah maju dalam transformasi digital, menghadirkan solusi cerdas dan terintegrasi bagi masyarakat Indonesia, serta mempercepat akses internet yang lebih luas dan terjangkau," jelasnya.

    Saat ini, sumber utama pendapatan WIFI berasal dari segmen periklanan dan telekomunikasi, dengan masing-masing memberikan kontribusi Rp243,54 miliar dan Rp254,01 miliar per kuartal III-2024. Jika strategi ekspansi pelanggan internet berjalan sesuai rencana, model bisnis perusahaan akan mengalami pergeseran signifikan, di mana layanan internet dapat menjadi sumber utama pendapatan. Namun, segmen periklanan tetap memiliki peluang pertumbuhan, terutama dengan pemanfaatan teknologi AI yang digunakan oleh DOOH dalam pemasaran digital berbasis data pelanggan.

    Dalam kolaborasi ini, DOOH akan menggunakan AI dalam memperluas pemasaran melalui ekosistem yang dimilikinya, seperti Key Opinion Leader (KOL), Programmatic Advertising, pemasaran digital berbasis data, dan media sosial yang terhubung dengan komunitas serta event interaktif.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.