Logo
>

WIKA Amankan Kontrak Proyek Baru Senilai Rp475 Miliar

Ditulis oleh Syahrianto
WIKA Amankan Kontrak Proyek Baru Senilai Rp475 Miliar

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), salah satu emiten BUMN di sektor konstruksi, baru saja memperoleh kontrak baru senilai Rp475 miliar dari PT Pertamina Patra Niaga.

    Menurut Mahendra Vijaya, Sekretaris Perusahaan WIKA, kontrak ini diberikan untuk proyek pembangunan Jetty 1 Baru di Integrated Terminal Manggis yang terletak di Bali. Proyek ini bertujuan untuk mengoptimalkan kapasitas bongkar muat di terminal tersebut, sekaligus meningkatkan keandalan dan ketahanan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah Bali dan pulau-pulau kecil sekitarnya.

    Mahendra menjelaskan bahwa dalam proyek ini, WIKA diberi tanggung jawab untuk melaksanakan pembangunan dermaga mulai dari tahap persiapan lahan hingga pengoperasian penuh, dengan target penyelesaian pada tahun 2026.

    "WIKA dipercaya untuk mengerjakan seluruh aspek pembangunan dermaga ini, yang mencakup persiapan lahan, konstruksi, hingga tahap operasional," kata Mahendra dalam keterangan tertulis yang dirilis pada Minggu, 1 September 2024.

    Secara total Mahendra menyebutkan bahwa perusahaan saat ini tengah mengerjakan 112 proyek yang masih berjalan. Hingga Juni 2024, WIKA telah berhasil mengamankan kontrak baru senilai Rp10,25 triliun.

    “Saat ini, WIKA juga sedang mengerjakan sembilan proyek di IKN dengan total nilai kontrak sebesar Rp11,05 triliun,” kata Mahendra.

    Untuk menjaga arus kas yang sehat, WIKA berfokus pada penerimaan proyek dengan pembayaran rutin yang teratur. “Kami sangat selektif dalam mengelola portofolio proyek. Kami menghindari proyek dengan pembayaran yang mengandalkan milestone besar lebih dari 10 persen. Idealnya, pembayaran awal adalah 90 persen dengan pembayaran progresif setiap bulan, sehingga perputaran kas tetap cepat,” jelas Mahendra.

    Selain pencapaian kontrak baru, WIKA juga menunjukkan kinerja keuangan yang membaik sepanjang semester pertama tahun 2024. Perusahaan berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp401,95 miliar untuk periode Januari hingga Juni 2024. Hal ini merupakan pembalikan yang signifikan dari posisi rugi bersih sebesar Rp1,88 triliun yang dialami pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

    Mahendra juga menyebutkan bahwa WIKA masih menghadapi tantangan keuangan. Meski demikian, perusahaan optimis dapat mencapai kinerja positif yang stabil setelah tahun 2027.

    Meski demikian, pendapatan bersih perusahaan mengalami penurunan sebesar 18,58 persen secara tahunan (year-on-year), menjadi Rp7,53 triliun dari Rp9,25 triliun pada akhir Juni 2024. Penurunan pendapatan ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan dalam mengelola proyek-proyek yang ada di tengah kondisi ekonomi yang mungkin belum sepenuhnya stabil.

    Dengan kontrak baru ini dan perbaikan kinerja keuangan yang terlihat, WIKA tampak optimis menghadapi sisa tahun 2024 dan berharap dapat terus memperkuat posisinya sebagai pemain utama di sektor konstruksi Indonesia.

    Kinerja Keuangan WIKA

    Sepanjang semester pertama tahun 2024, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mencatatkan pendapatan yang berasal dari beberapa segmen usaha utama. Pendapatan terbesar berasal dari segmen infrastruktur dan gedung, yang menyumbang sekitar Rp3,46 triliun.

    Selain itu, segmen industri juga memberikan kontribusi yang signifikan, dengan total pendapatan sebesar Rp2,29 triliun. Diikuti oleh segmen energi dan industrial plant yang menyumbang pendapatan sebesar Rp1,2 triliun, serta segmen hotel yang menambah kontribusi pendapatan sebesar Rp421,01 miliar.

    Namun, di balik pencapaian pendapatan tersebut, WIKA juga mencatatkan beban pokok pendapatan yang cukup besar, yaitu sebesar Rp6,88 triliun. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 18,71 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

    Meskipun terjadi penurunan dalam beban pokok pendapatan, laba kotor WIKA masih tertekan, tercatat sebesar Rp645,52 miliar. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan laba kotor yang diperoleh pada semester pertama tahun 2023, yang mencapai Rp779,03 miliar.

    Selain itu, WIKA juga mengalami peningkatan beban keuangan yang cukup signifikan. Beban keuangan perusahaan naik sebesar 50,40 persen secara tahunan, dari Rp1,23 triliun pada tahun lalu menjadi Rp1,85 triliun pada semester pertama tahun 2024. Kenaikan ini mencerminkan beban bunga dan kewajiban keuangan lainnya yang harus ditanggung perusahaan.

    Meskipun menghadapi peningkatan beban keuangan dan penurunan laba kotor, WIKA berhasil mencatatkan penghasilan lain-lain yang cukup besar selama paruh pertama tahun ini, mencapai Rp4,38 triliun. Penghasilan lain-lain ini sebagian besar berasal dari keuntungan yang diperoleh melalui restrukturisasi pinjaman sebesar Rp3,94 triliun.

    Selain itu, perusahaan juga mendapat pemulihan atas penurunan nilai aset sebesar Rp361,19 miliar. Kedua faktor ini memberikan dampak positif terhadap kinerja keuangan WIKA, meskipun perusahaan masih harus menghadapi tantangan di segmen lain dalam menjaga profitabilitas secara keseluruhan. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.