KABARBURSA.COM - PT Wijaya Karya Beton Tbk atau Wika Beton (WTON) telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2024 pada Senin, 2 Juni 2025.
Dalam rapat tersebut, diputuskan penggunaan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk perseroan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2024 sebesar Rp65 miliar.
Manajemen Wika Beton menyampaikan, sebesar 10 persen laba bersih atau senilai Rp6,5 miliar, ditetapkan sebagai dividen tunai kepada para pemegang saham. Masing-masing pemegang saham akan mendapatkan dividen atau keuntungan sebesar Rp0,75 per saham.
"Sebesar 90 persen dari laba bersih atau senilai Rp58 miliar ditetapkan sebagai cadangan lainnya," tulis manajemen dalam keterangan resminya, dikutip Selasa, 3 Juni 2025.
Adapun sepanjang 2024, omzet penjualan Wika Beton tercatat sebesar Rp4,90 triliun, dengan total omzet kontrak baru sebesar Rp5,75 triliun. Sementara itu, perolehan laba setelah pajak yang terealisir yakni senilai Rp64,20 miliar.
Wika Beton Tunjuk Komut Baru
Tidak hanya membahas dividen, dalan RUPST tersebut juga disebutkan jika Wika Beton resmi mengangkat Wilan Oktavian sebagai Komisaris Utama menggantikan Eko Sujianto.
Berikut susunan Dewan Komisaris Wika Beton usai agenda RUPST tahun buku 2024:
- Komisaris Utama Wilan Oktavian
- Komisaris Tjia Marwan
- Komisaris Independen Dwi Gawan Islandhi
Sementara, susunan Direksi Wika Beton usai agenda RUPST tahun buku 2024 adalah:
- Direktur Utama: Kuntjara
- Direktur Pemasaran & Pengembangan: Rija Judaswara
- Direktur Operasi & SCM: Agus Pramono
- Direktur Keuangan, HC, & Manajemen Risiko: Syailendra Ogan
- Direktur Teknik dan Produksi: Verly Widiantoro
Wika Beton (WTON) Incar Kontrak Baru Rp6 Triliun
Wika Beton menargetkan nilai kontrak sebesar Rp6 triliun di tahun 2025. Hal ini dibarengi dengan strategi yang telah dicanangkan Perseroan.
Corporate Secretary WIKA Beton Yushadi Abdulhay mengatakan, hingga Maret 2025, WIKA Beton telah mencatat nilai kontrak baru sebesar Rp1,11 triliun.
Dari jumlah tersebut, sektor infrastruktur menyumbang porsi terbesar sebesar 49,44 persen, diikuti sektor industri 25,27 persen, listrik 11,88 persen, properti 11,52 persen, tambang 1,42 persen, dan energi 0,47 persen.
"Sektor swasta nasional mendominasi dengan kontribusi mencapai 44,63 persen dari total pendapatan," ujar dia kepada KabarBursa.com Kamis, 29 Mei 2025.
Adapun hingga kini, terdapat 10 proyek yang tengah digarap Wika Beton, di antaranya:
- MRT Jakarta Project CP205 - Trackwork Package
- Jalan Tol Kamal–Teluknaga–Rajeg (Kataraja)
- Jalan Tol Jakarta–Cikampek II Selatan (Japeksel)
- Jalan Tol Semarang–Demak
- Pengendalian Banjir Sistem Tenggang–Sringin Tahap I
- Joglo - Solo (Flyover)
- Chandra Asri - Alkali Plant
- Proyek Tol Betung Jambi Seksi 2B (Simpang Sekayu - Tempino)
- MMP Smelter Nickel Kalimantan
- Proyek Manila Metro di Filipina (Jasa keahlian)
Yushadi mengatakan, pada 2025, Wika Beton fokus pada produk beton pracetak untuk pembangunan infrastruktur milik pihak swasta, jalan tol, gedung bertingkat, serta sejumlah pembangunan pabrik.
Ia menyatakan Wika Beton memiliki sejumlah strategi untuk meningkatkan kinerja di kuartal II 2025. Salah satunya ialah fokus pada royek strategis
"Memprioritaskan proyek-proyek besar yang bernilai tinggi dan memiliki kelancaran pembayaran," katanya.
Wika Beton juga berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama dengan mitra strategis untuk efisiensi dan akses ke proyek baru.
Selain itu, perusahaan dengan kode saham WTON ini juga bakal memperkuat tata kelola perusahaan dan efisiensi operasional untuk menjaga standar mutu produk dan layanan.
"Lalu Wika Beton juga berkomitmen pada keberlanjutan dengan mengembangkan produk ramah lingkungan dan efisiensi energi," ungkap Yushadi.
Dirinya berharap, strategi yang telah dicanangkan tersebut dapat mendukung pertumbuhan berkelanjutan perusahaan.
Adapun hingga Maret 2025, lanjut ia, Wika Beton telah membukukan pendapatan sebesar Rp871,59 miliar, yang berasal dari sektor swasta sebesar 60,85 persen atau senilai Rp530,36 miliar, sektor BUMN sebesar 35,05 persen atau Rp305,70 miliar, dan sisanya berasal dari WIKA sebesar 4,10 persen atau senilai Rp35,74 miliar.
"Namun, dengan strategi yang telah ditetapkan, perusahaan optimistis dapat memperbaiki kinerja pada kuartal II tahun 2025," pungkasnya.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.