KABARBURSA.COM - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mencatatkan kinerja gemilang pada kuartal III 2024. Hal ini sejalan dengan upaya perusahaan dalam meningkatkan efisiensi dan profitabilitas.
Dalam laporan keuangan kuartal III 2024, WIKA sukses mencatatkan pendapatan sebesar Rp12,55 triliun, dengan kapasitas tingkat produksi (burn rate) sebesar 34,3 persen dari kontrak berjalan perseroan.
Segmen infrastruktur dan gedung, industri, EPC dan realti properti, berkontribusi dalam pendapat tersebut.
Selain itu WIKA juga berhasil membukukan laba kotor sebesar Rp1,06 triliun, dengan Gross Profit Margin (GPM) sebesar 8,4 persen, meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 8,1 persen.
Hal tersebut membuktikan kemampuan eksekusi proyek WIKA yang semakin excellence, terutama pada lini bisnis utama yang menjadi core operasi Perseroan, seperti infrastruktur & gedung serta EPCC yang naik rata-rata 0,6 persen dari tahun sebelumnya.
Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito, menyatakan manajemen percaya dengan meningkatkan tata kelola, perkuatan manajemen risiko, keunggulan eksekusi proyek, fokus terhadap likuiditas serta pengelolaan struktur modal kerja yang baik.
"Perseroan akan mampu menjaga nilai kompetitifnya di masa mendatang," ujar dia dalam pernyataannya, dikutip Jumat, 1 November 2024.
WIKA juga mampu meraih peningkatan laba usaha sebesar Rp839,75 miliar, angka ini meningkat 55,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dengan demikian Operating Profit Margin (OPM) Perseroan berhasil meningkat dengan peningkatan yang sama secara year on year.
Berpindah ke sisi neraca, WIKA berhasil memperbaiki kolektabilitas piutang hingga 30,4 persen menjadi sebesar Rp6,61 triliun dari Rp9,50 triliun per September 2023. Selain itu WIKA juga terus berupaya maksimal untuk melakukan pembayaran kepada mitra kerja, sehingga utang usaha Perseroan tercatat menurun hingga 50,7 persen di periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun arus kas atas aktivitas operasi Perseroan memperlihatkan perbaikan hingga 86,9 persen dari -Rp1,67 triliun menjadi -Rp218,94 miliar di kuartal III-2024. Perbaikan ini merupakan hasil dari upaya transformasi Perseroan yang fokus dalam peningkatan likuiditas sebagai upaya penyehatan keuangan.
Likuiditas WIKA juga terpantau semakin baik yang tercermin dari current ratio perseroan meningkat menjadi 191,8 persen dengan rasio solvabilitas seperti rasio utang berbunga terhadap ekuitas (gearing ratio) dan Debt to Equity Ratio (DER) yang juga kini telah menurun menjadi 2,18 kali dan 3,12 kali dari posisi sebelumnya 3,10 kali dan 5,07 kali.
Sabet Konrak Baru Rp13,5 Triliun
Diberitakan sebelumnya, WIKA berhasil menyabet kontrak baru sebesar Rp13,5 triliun. Terdapat sejumlah segmen yang berkontribusi besar dalam kontrak ini yakni industri, segmen infrastruktur dan gedung, EPCC, dan properti.
Agung menyampaikan bahwa transformasi yang dilakukan bertujuan meningkatkan kemampuan Perseroan untuk semakin kompetitif dan mencapai target-target yang telah ditetapkan.
“Upaya transformasi yang terus dilakukan Perseroan diharapkan semakin meningkatkan keunggulan eksekusi proyek dan pengelolaan biaya operasi, sehingga mampu menjaga competitiveness-nya serta memberikan nilai tambah bagi stakeholders,” ujar Agung dalam keterangan resmi dikutip, Kamis, 26 September 2024.
Adapun kontrak baru yang didapat pada Agustus 2024 di antaranya proyek Tol Serang-Panimbang Seksi 3B, lanjutan Jalan Sumbu Timur IKN, pekerjaan lanjutan Jalur Elevated Antara Solo Balapan – Kadipiro, Jetty IT Manggis, WTP 230 ltr/dtk Batam, RE MWD, IPA Sepaku, Revitalisasi Dermaga Gospier TI Surabaya-Baru dan beberapa perolehan kontrak lainnya pada anak perusahaan.
WIKA dipercaya oleh PT Pertamina Patra Niaga untuk menggarap proyek Revitalisasi Dermaga Gospier TI Surabaya-Baru dengan nilai kontrak Rp577 miliar.
Dalam kontrak ini, lingkup pekerjaan WIKA meliputi pembangunan Dermaga Multirange dan fasilitas pendukungnya di Integrated Terminal Surabaya.
Proyek ini bertujuan untuk memastikan pasokan energi yang stabil di Jawa Timur dan mendukung pengembangan ekonomi wilayah setempat.
“Proyek revitalisasi ini dilakukan sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi fasilitas Dermaga Gospier yang memiliki peran penting dalam distribusi BBM, LPG, dan Avtur di wilayah Jawa Timur akibat pergerakan tanah," ujar Agung.
WIKA Bangun Rumah Sakit dan Jembatan Kaca
Sementara beberapa waktu dalam keterangannya, WIKA melalui konsorsium PP-WIKA (WIKA KSO) ditunjuk Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk membangun Rumah Sakit (RS) Gedung Harapan Kita – Tokushukai dengan nilai kontrak sebesar Rp863 miliar.
Untuk lingkup pekerjaan, WIKA KSO bakal mempersiapkan struktur utama, penerapan standar keselamatan dan kesehatan kerja (HSE), serta pekerjaan arsitektur, MEP & ICT, infrastruktur, dan landscape.
Gedung ini nantinya bakal terdiri dari 20 lantai dan 3 basemen dengan konsep smart hospital dan akan menjadi pusat layanan terintegrasi. Konsep ini bakal menghubungkan sistem Kemenkes dengan Dinas Kesehatan, BPJS Kesehatan, dan lembaga lainnya untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih efisien dan efektif.
“Melihat rekam jejak WIKA dalam membangun berbagai rumah sakit sebelumnya, saya optimistis proyek RS Gedung Harapan Kita – Tokushukai akan dapat diwujudkan dengan mutu yang baik,” ucap Direktur WIKA, Agung Budi Waskito dalam keterangan resmi.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.