KABARBURSA.COM - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mencatatkan perolehan kontrak baru senilai Rp11,59 triliun hingga Juli 2024. Kontribusi terbesar pada kontrak baru berasal dari segmen industri, disusul oleh segmen infrastruktur & gedung, properti, dan EPCC.
Beberapa proyek yang masuk ke dalam daftar kontrak baru pada bulan Juli, di antaranya proyek pembangunan Jetty 1 Baru di Integrated Terminal Manggis, Bali, Gedung BMKG InaTEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System) di Jakarta & Bali, dan beberapa perolehan kontrak lainnya baik di induk maupun anak perusahaan.
Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito menyampaikan bahwa pencapaian ini menunjukkan kinerja unggul perseroan pada core business terutama Infrastruktur dan EPCC.
“Seiring dengan strategi perseroan untuk meningkatkan keunggulan eksekusi pengerjaan proyek dan pengendalian biaya operasi yang efektif, Perseroan telah menunjukkan progress on track atas upaya transformasi tersebut sehingga mampu menjaga competitiveness nya serta kepercayaan stakeholders," ujar Agung dalam keterangan resmi, Rabu, 4 September 2024.
Strategi unggul dalam melakukan eksekusi proyek tersebut diterapkan dalam pembangunan proyek Bendungan Jenelata di Gowa, Sulawesi Selatan yang dipercayakan Kementerian PUPR.
Dengan nilai kontrak sebesar Rp726 Miliar, WIKA tergabung dalam joint operation CAMCE - ADHI - WIKA (JO) dipercaya untuk melaksanakan pembangunan struktur utama bendungan pada sandaran kiri dan jalur akses.
Saat ini pembangunan proyek Bendungan Jenelata tengah berada pada tahap awal yang meliputi tahap persiapan, pekerjaan bendungan utama, dan pemenuhan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK).
Pembangunan Bendungan Jenelata ini ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penyediaan air bersih, energi listrik, serta mendukung sektor pertanian, pariwisata, dan ekonomi lokal di sekitar Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Dalam pembangunan bendungan tersebut WIKA berupaya untuk menjaga habitat sekitar dengan meminimalisir penebangan pohon di area konstruksi. Selain itu, WIKA juga melakukan pengerjaan konservasi air dan tanah guna menjaga kelestarian lingkungan.
“WIKA terus berkomitmen dalam menjaga kelestarian lingkungan di proyek, sehingga proyek-proyek yang dibangun tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat tetapi juga ramah lingkungan,” ucap Agung.
Proyek Baru dari PT Pertamina Patra Niaga
Diberitakan sebelumnya, WIKA juga baru saja memperoleh kontrak baru senilai Rp475 miliar dari PT Pertamina Patra Niaga.
Menurut Mahendra Vijaya, Sekretaris Perusahaan WIKA, kontrak ini diberikan untuk proyek pembangunan Jetty 1 Baru di Integrated Terminal Manggis yang terletak di Bali. Proyek ini bertujuan untuk mengoptimalkan kapasitas bongkar muat di terminal tersebut, sekaligus meningkatkan keandalan dan ketahanan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah Bali dan pulau-pulau kecil sekitarnya.
Mahendra menjelaskan bahwa dalam proyek ini, WIKA diberi tanggung jawab untuk melaksanakan pembangunan dermaga mulai dari tahap persiapan lahan hingga pengoperasian penuh, dengan target penyelesaian pada tahun 2026.
“WIKA dipercaya untuk mengerjakan seluruh aspek pembangunan dermaga ini, yang mencakup persiapan lahan, konstruksi, hingga tahap operasional,” kata Mahendra dalam keterangan tertulis yang dirilis pada Minggu, 1 September 2024.
Secara total Mahendra menyebutkan bahwa perusahaan saat ini tengah mengerjakan 112 proyek yang masih berjalan. Hingga Juni 2024, WIKA telah berhasil mengamankan kontrak baru senilai Rp10,25 triliun.
“Saat ini, WIKA juga sedang mengerjakan sembilan proyek di IKN dengan total nilai kontrak sebesar Rp11,05 triliun,” kata Mahendra.
Untuk menjaga arus kas yang sehat, WIKA berfokus pada penerimaan proyek dengan pembayaran rutin yang teratur. “Kami sangat selektif dalam mengelola portofolio proyek. Kami menghindari proyek dengan pembayaran yang mengandalkan milestone besar lebih dari 10 persen. Idealnya, pembayaran awal adalah 90 persen dengan pembayaran progresif setiap bulan, sehingga perputaran kas tetap cepat,” jelas Mahendra.
Selain pencapaian kontrak baru, WIKA juga menunjukkan kinerja keuangan yang membaik sepanjang semester pertama tahun 2024. Perusahaan berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp401,95 miliar untuk periode Januari hingga Juni 2024. Hal ini merupakan pembalikan yang signifikan dari posisi rugi bersih sebesar Rp1,88 triliun yang dialami pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Mahendra juga menyebutkan bahwa WIKA masih menghadapi tantangan keuangan. Meski demikian, perusahaan optimis dapat mencapai kinerja positif yang stabil setelah tahun 2027.
Meski demikian, pendapatan bersih perusahaan mengalami penurunan sebesar 18,58 persen secara tahunan (year-on-year), menjadi Rp7,53 triliun dari Rp9,25 triliun pada akhir Juni 2024. Penurunan pendapatan ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan dalam mengelola proyek-proyek yang ada di tengah kondisi ekonomi yang mungkin belum sepenuhnya stabil.
Dengan kontrak baru ini dan perbaikan kinerja keuangan yang terlihat, WIKA tampak optimis menghadapi sisa tahun 2024 dan berharap dapat terus memperkuat posisinya sebagai pemain utama di sektor konstruksi Indonesia. (*)