KABARBURSA.COM – Kinerja PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (EXCL), yang sebelumnya dikenal sebagai PT XL Axiata Tbk, terperosok dalam tekanan berat sepanjang sembilan bulan pertama 2025. Perseroan mencatat rugi bersih Rp2,59 triliun, berbalik dari laba Rp1,33 triliun pada periode yang sama tahun 2024.
Pendapatan EXCL tercatat Rp30,55 triliun, meningkat 20,5 persen dari Rp25,36 triliun pada periode sembilan bulan pertama tahun lalu. Peningkatan pendapatan ini terutama ditopang oleh segmen jasa GSM mobile dan jaringan telekomunikasi, yang mencakup layanan data, layanan digital, percakapan (voice), SMS, interkoneksi, serta pendapatan broadband.
Dalam laporan keuangan, pendapatan data dan layanan digital menjadi kontributor terbesar, meliputi layanan data seluler, konten digital, home broadband, serta pendapatan abonemen pascabayar.
Segmen percakapan dan SMS juga tercatat memberikan kontribusi bagi pendapatan, disusul pendapatan interkoneksi dari operator domestik serta inbound roaming dari operator luar negeri.
Perseroan mencatat ARPU rata-rata sebesar Rp38 ribu per pelanggan per bulan, berdasarkan data operasional yang tercantum dalam laporan manajemen.
Namun, kenaikan pendapatan tidak mampu menahan tekanan biaya. Beban penyusutan EXCL naik menjadi Rp12,37 triliun, meningkat 36,3 persen dari Rp9,07 triliun tahun sebelumnya. Beban infrastruktur melonjak menjadi Rp8,67 triliun, naik 30,9 persen dari Rp6,62 triliun.
Beban interkoneksi dan biaya langsung lainnya juga meningkat signifikan, mencapai Rp3,50 triliun, naik 53,9 persen dibandingkan Rp2,27 triliun pada tahun sebelumnya.
Secara keseluruhan, total beban usaha EXCL mencapai Rp30,51 triliun, naik 44,4 persen dari Rp21,13 triliun pada periode sembilan bulan pertama tahun 2024.
Di sisi lain, biaya keuangan meningkat menjadi Rp2,97 triliun, naik 29 persen dibandingkan Rp2,30 triliun tahun lalu. Perseroan juga mencatat bagian rugi dari entitas asosiasi sebesar Rp120,57 miliar.
Kombinasi kenaikan berbagai komponen beban membuat EXCL membukukan rugi sebelum pajak Rp2,99 triliun, berbalik dari laba Rp1,75 triliun pada periode sembilan bulan pertama tahun 2024. Perseroan memperoleh manfaat pajak sebesar Rp401,53 miliar, namun jumlah tersebut belum mampu menutup tekanan kerugian.
Dari sisi laporan posisi keuangan, total liabilitas EXCL meningkat menjadi Rp77,82 triliun. Sementara itu, total ekuitas tercatat Rp31,99 triliun, dipengaruhi oleh tambahan modal disetor dan dampak penggabungan usaha dengan Smartfren dan Smart Telecom pada tahun 2025.
EXCL juga mencatat kenaikan aset lain-lain menjadi Rp1,46 triliun dari Rp461,64 miliar pada akhir 2024, serta peningkatan piutang usaha menjadi Rp4,45 triliun seiring penggabungan basis pelanggan. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.