Logo
>

Yen Jepang Balap Dolar Amerika yang Terus Terpuruk

Ditulis oleh Yunila Wati
Yen Jepang Balap Dolar Amerika yang Terus Terpuruk

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Nilai tukar Dolar Amerika Serikat (AS) jatuh ke level terlemahnya dalam hampir dua bulan terakhir, dipicu oleh reli tajam nilai tukar yen Jepang yang menggema di seluruh pasar mata uang global.

    Dollar Spot Index merosot sebanyak 0,4 persen pada hari Rabu, mencapai level terendah sejak akhir Mei. Sementara itu, mata uang yen Jepang melonjak hampir 1,5 persen di tengah spekulasi bahwa pihak berwenang Jepang mungkin akan melakukan intervensi lagi untuk menopangnya. Mantan Presiden Donald Trump juga menandai pelemahan nilai tukar dalam sebuah wawancara, menambah tekanan pada dolar.

    Valentin Marinov, Kepala Strategi FX G-10, mengatakan bahwa pergerakan dolar-yen tampaknya “mengirimkan gelombang kejut” pada mata uang-mata uang lainnya.

    Pihak berwenang Jepang diduga telah menghabiskan 3,5 triliun Yen atau sekitar USD22 miliar untuk memperkuat nilai tukar yen pekan lalu. Yen telah terdepresiasi sekitar 11 persen selama 12 bulan terakhir, ke level terlemahnya sejak 1980-an.

    Dalam sebuah wawancara dengan, Trump mengatakan bahwa kekuatan dolar telah merugikan daya saing ekspor AS dan menunjukkan kelemahan yen dan yuan. Pernyataan ini menimbulkan kekhawatiran bahwa ia akan bergerak untuk melemahkan greenback jika ia memenangkan pemilihan umum tahun ini.

    “Kami memiliki masalah mata uang yang besar. Saya selalu memperhatikan bahwa mereka berjuang sangat keras untuk menjaga nilai tukar mata uang mereka tetap rendah,” kata Trump.

    Di sisi lain, aksi ambil untung menjelang keputusan kebijakan dari Bank of Japan dan Federal Reserve akhir bulan ini juga mempengaruhi dolar. Dolar telah melemah hampir 2 persen sejak mencapai level tertinggi tujuh bulan pada akhir Juni karena para trader menumpuk taruhan bahwa kenaikannya baru-baru ini sudah berlebihan.

    “Beberapa aliran uang panas tampaknya mengkuadratkan beberapa taruhan G-10 favorit mereka dalam dua bulan terakhir menjelang pertemuan bank sentral,” kata Roberto Cobo Garcia, Kepala Strategi FX G10 di Banco Bilbao Vizcaya Argentaria SA di Madrid.

    Di antara nilai tukar lainnya, mata uang poundsterling Inggris naik 0,3 persen menjadi USD1,3009 di akhir sesi New York. Penguatan ini melampaui angka USD1,30 untuk pertama kalinya dalam setahun, didukung oleh data yang menunjukkan inflasi Inggris yang tetap tinggi. Nilai mata uang Euro juga menguat ke level tertinggi USD1,0948, terkuat sejak Maret. Sementara mata uang franc Swiss diperdagangkan naik lebih dari 1 persen menjadi 0,8836 per dolar.

    Di Indonesia, transaksi menggunakan mata uang lokal tanpa melibatkan dolar Amerika Serikat (AS) menunjukkan peningkatan yang signifikan.

    Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti, menjelaskan bahwa transaksi mata uang lokal (local currency transaction/LCT) antara Indonesia dan China terus berkembang, meskipun ekonomi China mengalami tekanan.

    “Tren ini menunjukkan pertumbuhan yang konsisten. Meskipun China mengalami beberapa tantangan ekonomi baru-baru ini, dalam dua bulan terakhir, transaksi antara kita terus mengalami peningkatan,” kata Destry dalam konferensi pers di kantor pusat Bank Indonesia di Jakarta, Rabu, 17 Juli 2024.

    Pada bulan Juni 2024, total transaksi LCT tercatat mencapai USD887,43 juta, atau sekitar Rp14,19 triliun berdasarkan kurs Rp16.000. Angka ini mencerminkan pertumbuhan yang luar biasa, dengan peningkatan sebesar 80,6 persen dibandingkan tahun lalu.

    “Pada bulan Juni 2024, transaksi LCT kami mencapai USD887,43 juta, yang merupakan kenaikan 80,6 persen year on year (yoy) dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” ungkap Destry.

    Secara kumulatif, implementasi LCT dari Januari hingga Juni 2024 mencapai USD4,7 miliar, setara dengan sekitar Rp75,20 triliun. Ini menunjukkan kenaikan sebesar 45,7 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yang hanya mencapai USD3,22 miliar.

    “Kumulatif dari Januari hingga Juni menunjukkan total transaksi sebesar USD4,7 miliar, yang meningkat sebesar 45,7 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu,” jelasnya.

    Meskipun jumlah pelaku LCT tetap stabil di angka 4.379, Destry menekankan bahwa China tetap menjadi mitra utama Indonesia dalam transaksi ini, mewakili 42,9 persen dari total transaksi LCT.

    “Jumlah pelaku tidak banyak berubah, tetap di angka 4.379. Namun, yang menarik adalah pertumbuhan cepat dari transaksi dengan China, yang pada bulan Juni menyumbang 42,9 persen dari total transaksi LCT kita,” papar Destry.

    Destry menggarisbawahi bahwa implementasi LCT sangat penting untuk memperdalam pasar keuangan di Indonesia, yang menunjukkan dampak positif. Selain itu, LCT memberikan keuntungan bagi perdagangan dan investasi, memperkuat posisi ekonomi Indonesia di kancah global.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79