Logo
>

Pertamina Latih 30 UMKM Binaan Siap Tembus Pasar Global

Pertamina dorong UMKM naik kelas ke pasar global lewat pelatihan ekspor demi menghadapi ajang TEI 2025.

Ditulis oleh Harun Rasyid
Pertamina Latih 30 UMKM Binaan Siap Tembus Pasar Global
Pertamina dorong UMKM maju lewat pelatihan ekspor untuk ajang TEI 2025. Pengusaha dapatkan strategi tembus pasar global. Foto: dok. Pertamina

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – PT Pertamina (Persero) terus mendorong UMKM binaannya agar siap bersaing menembus kancah internasional melalui fungsi SMEPP.

    Upayanya yakni Pertamina melakukan kolaborasi dengan Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Ekspor dan Jasa Perdagangan (PPEJP), Badan Pengembangan SDM Perdagangan Kementerian Perdagangan.

    Tujuan sinergi Pertamina dengan pihak tersebut untuk menggelar Pelatihan Teknik Promosi Produk Ekspor pada 29 September sampai 1 Oktober 2025 di Gedung PPEJP, Grogol, Jakarta.

    Sebanyak 30 UMKM terpilih yang telah lolos kurasi mengikuti pelatihan intensif ini. Menariknya, mayoritas peserta juga akan tampil di Trade Expo Indonesia (TEI) 2025, pameran perdagangan terbesar di Asia Tenggara yang menjadi pintu masuk penting menuju pasar global.

    Kepala PPEJP, Sugih Rahmansyah mengatakan, kegiatan ini merupakan tindak lanjut nota kesepahaman antara Kementerian Perdagangan dan Kementerian BUMN untuk mendukung UMKM lokal berjaya di pasar global.

    “Pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman antara Kementerian Perdagangan dan Kementerian BUMN, yang salah satunya berfokus mendorong UMKM naik kelas. Kami berharap peserta dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik, sehingga semakin siap bersaing di pasar ekspor. PPEJP dan Pertamina memiliki visi yang sama, yakni mendukung UMKM agar berdaya saing dan mampu menembus pasar global,” ujarnya lewat keterangan resmi, Jumat 3 Oktober 2025.

    Lebih lanjut, para pelaku UMKM diberi pelatihan selama tiga hari. Pelatihannha berupa pemberian materi langsung dari praktisi berpengalaman, mulai dari strategi promosi di pameran dagang internasional, teknik pitching, temu bisnis (business matching), hingga penyusunan kontrak. Tidak sekadar teori, peserta juga dilatih secara praktik termasuk cara display produk, presentasi, hingga simulasi temu bisnis.

    Latihan Strategi Menuju TEI 2025

    Sementara itu, Manager SMEPP Pertamina, Fety menegaskan jika pelatihan ini merupakan persiapan serius menuju TEI 2025. Diharapkan para pelaku UMKM bisa mengimplementasikan materi yang didapat ke dalam bisnis yang dijalankannya.

    “Pelatihan ini merupakan kesempatan berharga yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Saya berharap para peserta dapat mengikuti setiap sesi dengan sungguh-sungguh, memahami materi yang diberikan, dan segera menerapkannya dalam pengembangan usaha. Karena pemahaman yang mendalam atas materi ini sangat penting untuk kesiapan UMKM dalam menghadapi pasar global,” sebutnya.

     

    Pertamina latih 30 UMKM binaan agar siap ekspor. Foto: dok. Pertamina

     

    Fety menambahkan, TEI 2025 adalah momentum besar bagi UMKM memperkenalkan produk ke buyer internasional. Oleh karena itu, kesiapan dari sisi promosi, negosiasi, hingga strategi branding menjadi hal krusial.

    UMKM Binaan Antusias

    Salah satu peserta, Gunawan dari UMKM Gun'S Leather asal Garut, mengaku bangga bisa mengikuti program ini. Selain itu materi yang diberikan dalam pelatihan dinilai sangat bermanfaat untuk pengembangan bisnis.

    “Saya merasa bangga dan beruntung mendapat kesempatan ini. Melalui pelatihan ekspor Pertamina, saya bisa belajar langsung bagaimana cara memperkenalkan produk di pasar internasional dengan strategi yang tepat. Harapan saya, produk kami bisa diterima dan membuka peluang kerja lebih luas bagi masyarakat Garut,” tutur Gunawan.

    Pertamina Angkat UMKM ke Panggung Dunia

    VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menegaskan bahwa inisiatif ini adalah bagian dari strategi besar Pertamina dalam memperkuat daya saing bangsa.

    “Melalui program pelatihan ekspor, kami ingin memastikan produk UMKM Indonesia mampu bersaing di pasar global sekaligus memperkuat citra bangsa di mata dunia. Ini adalah langkah nyata Pertamina dalam mengangkat potensi lokal ke panggung internasional,” jelas Fadjar.

    Inisiatif ini juga selaras dengan Asta Cita Pemerintahan Prabowo – Gibran, khususnya poin ke-3: meningkatkan lapangan kerja berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, serta melanjutkan pembangunan infrastruktur.

    Komitmen Berkelanjutan

    Selain mendorong UMKM naik kelas, Pertamina tetap pada jalur transisi energi dan target Net Zero Emission 2060. Program pengembangan UMKM ini menjadi bagian dari penerapan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) sekaligus mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).

    Berbekal pelatihan ini, Pertamina berharap UMKM binaannya semakin siap menembus pasar global, membuka lapangan kerja baru, serta memperkuat kontribusi terhadap perekonomian nasional.

    Pertamina Patra Niaga Dorong BBM Etanol, Ikuti Praktik Global Ramah Emisi

    PT Pertamina Patra Niaga menegaskan penggunaan etanol dalam Bahan Bakar Minyak (BBM) bukan hal yang perlu dikhawatirkan.

    Etanol dalam BBM Pertamina juga disebutkan bukanlah inovasi baru, melainkan praktik internasional yang sudah lama teruji dan terbukti.

    Adapun terdapatnya etanol dalam BBM di industri energi dunia maupun Pertamina, juga menjadi langkah dalam menekan emisi karbon, memperbaiki kualitas udara, sekaligus mendukung transisi energi berkelanjutan di Indonesia.

    Bagi yang belum tahu, etanol berasal dari sumber nabati seperti tebu dan jagung, yang menjadikannya lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil murni. Dengan campuran etanol di dalam BBM, emisi gas buang kendaraan dapat ditekan sehingga kualitas udara lingkungan diharapkan menjadi lebih sehat.

    Etanol di BBM, Standar Energi Global

    Lebih lanjut, penggunaan etanol dalam BBM telah menjadi standar di berbagai negara dunia.

    Amerika Serikat misalnya yang menerapkan program Renewable Fuel Standard (RFS) dengan kadar umum E10 (10 persen etanol) hingga E85 untuk kendaraan fleksibel.

    Selain itu Brasil justru menjadi pelopor etanol berbasis tebu, dengan implementasi nasional campuran E27. Brasi kini menjadi salah satu negara dengan ekosistem kendaraan berbahan bakar etanol terbesar di dunia.

    Kemudian, Uni Eropa juga telah mengadopsi campuran etanol melalui Renewable Energy Directive (RED II). Campuran E10 kini menjadi standar di banyak negara seperti Prancis, Jerman, dan Inggris untuk menekan polusi udara.

    India menargetkan campuran etanol hingga 20 persen (E20) pada 2030 sebagai strategi menuju transportasi rendah karbon sekaligus mendukung petani tebu.

    Maka dari itu, Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun menyatakan jika penggunaan etanol dalam BBM sudah menjadi praktik mapan secara global.

    “Penggunaan etanol dalam BBM bukan hal baru, melainkan praktik yang sudah mapan secara global. Implementasi ini terbukti berhasil mengurangi emisi gas buang, menekan ketergantungan pada bahan bakar fosil murni, serta mendukung peningkatan perekonomian masyarakat lokal melalui pemanfaatan bahan baku pertanian,” ujar Roberth lewat keterangan resmi, Jumat 3 Oktober 2025.

    Komitmen Menuju Net Zero Emission 2060

    Pertamina Patra Niaga berkomitmen untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam menurunkan emisi karbon, sesuai dengan target Net Zero Emission 2060. Penerapan BBM berbasis etanol menjadi bukti bahwa Indonesia serius mengikuti praktik terbaik internasional, sekaligus memperkuat posisi negara di peta energi berkelanjutan global.

    Hadirnya campuran etanol di BBM, Indonesia tidak hanya mengikuti tren, tetapi juga memperlihatkan langkah menuju masa depan energi yang lebih hijau dan rendah emisi. (Info-bks/*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Harun Rasyid

    Harun Rasyid adalah jurnalis KabarBursa.com yang fokus pada liputan pasar modal, sektor komersial, dan industri otomotif. Berbekal pengalaman peliputan ekonomi dan bisnis, ia mengolah data dan regulasi menjadi laporan faktual yang mendukung pengambilan keputusan pelaku pasar dan investor. Gaya penulisan lugas, berbasis riset, dan memenuhi standar etika jurnalistik.