KABARBURSA.COM - Spanyol meningkatkan target kapasitas produksi hidrogen hijau sebagai bentuk optimisme di sektor yang sempat menghadapi tantangan akibat tingginya biaya dan permintaan yang belum pasti. Dalam dokumen yang dirilis oleh Kementerian Energi pada Senin pekan lalu–sebagaimana dikutip Reuters–pemerintah Spanyol menetapkan target baru 12 gigawatt (GW) untuk kapasitas elektroliser yang digunakan dalam produksi hidrogen hijau pada 2030, naik dari 11 GW pada rancangan pembaruan tahun sebelumnya.
Pemerintah Spanyol diharapkan menyetujui rencana energi dan iklim nasional yang diperbarui dalam rapat kabinet pada Selasa. Rencana ini menjadi peta jalan penting bagi perusahaan yang ingin berinvestasi karena menetapkan target efisiensi energi dan penggunaan energi terbarukan.
Spanyol bersaing untuk menjadi pemimpin hidrogen hijau di Eropa dengan memanfaatkan sinar matahari dan angin yang melimpah guna menghasilkan energi bersih. Negara ini baru-baru ini menyetujui subsidi untuk proyek besar di bidang hidrogen hijau dan menarik minat investor besar, seperti produsen elektroliser asal Tiongkok, Hygreen Energy, dan Envision Group.
Sementara itu, beberapa perusahaan energi besar di kawasan Eropa justru menurunkan target atau membatalkan proyek hidrogen rendah karbon, menunjukkan tantangan yang dihadapi oleh industri yang sangat bergantung pada subsidi. Hidrogen rendah karbon dianggap penting untuk mendekarbonisasi ekonomi Eropa di masa depan, namun harganya masih lebih mahal dibandingkan hidrogen yang diproduksi dari gas alam.
Pada Senin, 23 September 2024, Shell menghentikan proyek hidrogen biru di Norwegia karena kurangnya permintaan. Minggu lalu, Equinor, perusahaan energi asal Norwegia, juga membatalkan proyek serupa. Awal tahun ini, utilitas terbesar di Eropa, Iberdrola, memangkas ambisi hidrogen hijaunya hampir dua pertiga setelah mengalami keterlambatan dalam mendapatkan pendanaan.
Seperti banyak negara Eropa lainnya, Spanyol melewatkan tenggat waktu akhir Juni untuk menyerahkan rencana energi dan iklimnya ke Brussels. Meski secara umum rencana terbaru ini sejalan dengan rancangan tahun lalu, beberapa target diperbarui, seperti target kapasitas penyimpanan energi yang naik menjadi 22,5 GW dari sebelumnya 22 GW.
Manfaatkan Biji Zaitun sebagai Solusi Energi Alternatif
Spanyol tidak hanya berambisi untuk menjadi pemimpin dalam hidrogen hijau di Eropa, tetapi juga terus berinovasi dalam menemukan solusi energi alternatif lainnya. Salah satu inovasi yang menarik perhatian adalah penggunaan limbah pertanian sebagai sumber energi, yang tidak hanya membantu mengurangi ketergantungan pada energi fosil, tetapi juga mendukung keberlanjutan sektor pertanian. Di tengah krisis energi yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina dan upaya dekarbonisasi Eropa, petani di Spanyol telah menemukan cara memanfaatkan sumber daya yang ada, seperti biji zaitun, untuk kebutuhan energi mereka.
Petani di Spanyol berhasil memanfaatkan biji zaitun sebagai solusi energi alternatif di tengah melonjaknya harga gas dan listrik akibat krisis energi. David Jimenez Zamora, salah satu petani di Granada, memanaskan kolam renang di rumah pertanian abad ke-18 yang disewakannya, tanpa harus membayar tagihan energi yang membengkak seperti warga Spanyol lainnya.
“Kami menggunakan biji zaitun dari pohon-pohon kami untuk memanaskan kolam renang, sistem pemanas lantai, dan air panas,” kata David, dikutip dari Reuters, Sabtu, 21 September 2024.
Setiap tahun, mulai September, ia memanfaatkan biji zaitun dari kebunnya untuk memenuhi kebutuhan energi di rumahnya. Di gudangnya, tersimpan 5.000 kilogram biji zaitun yang digunakan untuk berbagai keperluan energi.
Selain itu, biji zaitun juga digunakan untuk menggerakkan mesin produksi minyak zaitun di dua koperasi pertanian tempat David bergabung. Dengan bantuan panel surya untuk memenuhi kebutuhan energi lainnya, sistem ini menjadi contoh bagi sektor pertanian dalam membantu mengurangi emisi karbon di sektor yang sulit dialihkan ke energi listrik, seperti penerbangan.
Penggunaan biji zaitun sebagai biomassa sebenarnya sudah dikenal di negara penghasil zaitun seperti Spanyol dan Italia. Namun, krisis energi yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina, bersama dengan upaya Eropa untuk mendekarbonisasi, telah membangkitkan minat baru dalam memaksimalkan penggunaan limbah zaitun. Selain itu, fluktuasi harga minyak zaitun dalam beberapa tahun terakhir membuat industri ini semakin tertarik untuk mengoptimalkan nilai dari hasil panen mereka.
Perusahaan besar seperti Repsol dan Cepsa pun melihat peluang besar dalam pemanfaatan limbah organik dari industri minyak zaitun yang kini menjadi bahan baku penting dalam produksi biofuel.
Produsen Terbesar di Dunia
Spanyol, sebagai produsen minyak zaitun terbesar di dunia, menyumbang hingga setengah dari produksi global dalam beberapa tahun terakhir. Delapan puluh persen dari produksi tersebut berasal dari wilayah Andalusia.
Menurut perkiraan asosiasi biomassa Spanyol (Avebiom), Spanyol juga menghasilkan lebih dari setengah stok biji zaitun di Eropa. Menurut Pablo Rodero, salah satu pengurus dalam asosiasi tersebut, dari setiap ton zaitun yang diolah, biji zaitun menyumbang sekitar 8 hingga 10 persen. Rata-rata, negara ini memproduksi 400.000 ton biji zaitun setiap tahun.
Sekitar sepertiga dari biji zaitun tersebut diproses lebih lanjut untuk mengurangi kadar kelembaban dan menghasilkan produk bersih yang bisa digunakan untuk bahan bakar boiler rumah tangga yang memiliki harga jual tertinggi. Sisanya digunakan untuk menghasilkan energi panas bagi pabrik penggilingan minyak tradisional dan boiler industri.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.