Logo

[INFOGRAFIS] Polarisasi Politik di Indonesia

Terbit pada 25 April 2025 Oleh: Redaksi KabarBursa.com
[INFOGRAFIS] Polarisasi Politik di Indonesia

KABARBURSA - Di tengah tahun politik 2024, kekhawatiran akan perpecahan bangsa kembali mencuat. Media sosial menjadi arena utama perdebatan, dengan maraknya tagar politik dan kampanye digital yang intens. Namun, menurut survei Saiful Mujani Research, hanya 6,88% publik Indonesia yang benar-benar mengalami polarisasi akibat perbedaan pilihan presiden. Mayoritas masyarakat masih mampu berdialog dan bekerja sama meskipun berbeda pandangan politik.

Generasi Z dan milenial, yang mencakup 56,45% pemilih, aktif mencari informasi politik melalui platform seperti TikTok dan Instagram. Media sosial pun berperan besar dalam membentuk opini, meski sering dibalut narasi singkat dan emosional. Selain perbedaan generasi, faktor geografis turut membentuk preferensi politik. Pemilih di kota besar cenderung lebih rasional karena akses informasi terbuka, sementara di pedesaan, pandangan politik banyak dipengaruhi tokoh lokal dan tradisi.

Meski belum masif, gejala polarisasi mulai terasa. Konten provokatif dan ujaran kebencian menjamur di dunia maya dan mulai merembet ke kehidupan nyata. Tagar seperti #KaburAjaDulu mencerminkan kekecewaan generasi muda terhadap situasi politik dan ekonomi, serta mengindikasikan potensi eksodus talenta muda Indonesia.

Indonesia memang belum terbelah, namun potensi perpecahan nyata jika tidak diantisipasi. Diperlukan penguatan literasi politik digital, ruang dialog antar kelompok, serta peran aktif media dalam menyampaikan informasi yang jernih dan berimbang. Di tengah perbedaan, demokrasi perlu terus dijaga.