KABARBURSA.COM - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menjajaki peluang kerja sama sektor ekonomi kreatif dengan United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD).
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Uno mengapresiasi dukungan UNCTAD dalam pembentukan Resolusi PBB 78 sesi no A/RES/78/133, dalam mempromosikan ekonomi kreatif untuk pembangunan.
Melalui dukungan UNCTAD tersebut, Sandiaga berharap dapat bekerja sama dengan UNCTAD dalam pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia.
"Kami sangat mendukung kolaborasi UNCTAD dengan kementerian kami untuk mengimplementasikan poin dari resolusi-resolusi tersebut dalam pengembangan ekonomi kreatif," kata Sandiaga dalam keterangannya, Rabu 17 Juli 2024.
Perlu diketahui, United Nations Conference on Trade and Development adalah badan antar pemerintah permanen yang dibentuk oleh Majelis Umum PBB pada tahun 1964 yang berpusat di Jenewa. Organisasi ini adalah bagian dari Sekretariat PBB.
Sandiaga juga menyampaikan keinginan bekerja sama yang lebih erat untuk pengembangan Outlook Ekonomi Kreatif atau panduan komprehensif yang mengungkapkan perkembangan terbaru dalam sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Jadi kami berharap laporan prospek ini dapat menjadi pedoman bagi kami,” kata Menparekraf.
Sementara itu Director of International Trade and Commodities, Luz ma de la Mora menyampaikan menyambut baik tawaran kerja sama yang disampaikan Sandiaga.
“Terima kasih atas penawaran kerja sama yang sangat menarik. Semoga ada hal yang nantinya bisa kita kerja samakan,” kata Luz.
Inkubasi Bisnis Ekonomi
Sebelumnya diberitakan, Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menegaskan bahwa inkubasi bisnis ekonomi kreatif pada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) harus dilakukan secara konsisten untuk menghidupkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di daerah.
“Kekayaan kerajinan, fesyen, dan kuliner di Tanah Air adalah potensi ekonomi rakyat yang dapat menjadi pendorong bagi tumbuhnya pusat-pusat ekonomi baru,” ujar Rerie, sapaan akrabnya, dalam keterangan tertulis di Jakarta.
Rerie menjelaskan, menurut catatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), tiga subsektor ekonomi kreatif yang menjadi penyumbang terbesar produk domestik bruto (PDB) nasional adalah kriya, fesyen, dan kuliner.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa kontribusi sektor ekonomi kreatif terhadap PDB nasional pada 2022 mencapai Rp1.280 triliun, dengan kontribusi tenaga kerja mencapai 17,7 persen dari total tenaga kerja nasional.
“Dengan catatan tersebut, dorongan untuk menjalankan program inkubasi bisnis kriya, fesyen, dan kuliner bagi pelaku UMKM harus konsisten dilakukan,” kata Rerie.
Menurutnya, banyak peluang bisnis yang memiliki potensi besar, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Namun, Rerie juga mengingatkan bahwa peluang usaha ini harus diimbangi dengan kemampuan pelaku usaha sektor ekonomi kreatif untuk memperluas bisnis mereka sehingga dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja.
Dia berharap semua pihak, baik pemangku kepentingan di tingkat pusat maupun daerah, serta masyarakat, dapat melihat dan serius menyikapi berbagai potensi usaha yang ada di sekitar mereka.
“Di tengah era globalisasi yang sarat persaingan, menjemput setiap peluang untuk menggerakkan ekonomi rakyat adalah langkah strategis yang harus diambil untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih merata di berbagai daerah,” pungkas Rerie.
Sementara beberapa waktu lalu, pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah tengah berupaya untuk memperluas lapangan kerja di bidang ekonomi kreatif dan nonformal.
Untuk mewujudkan ini, Pemprov Jateng akan menggelar pelatihan vokasi dan penguatan kompetensi pekerja transmigran.
Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jateng, Ahmad Aziz, langkah ini dapat membantu menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), di mana Jawa Tengah telah berhasil mencapai tingkat TPT yang lebih rendah daripada rata-rata nasional.
Aziz memaparkan, pada Agustus 2023, TPT di Jawa Tengah turun menjadi 5,13 persen, sedangkan secara nasional mencapai 5,32 persen.
“Pada Februari 2024, TPT Jateng bahkan menurun menjadi 4,39 persen, sementara secara nasional berada pada 4,82 persen,” ujar Aziz, Senin, 10 Juni 2024.
Periode Februari
Adapun selama periode Februari 2023 hingga Februari 2024, jumlah tenaga kerja yang terserap di Jawa Tengah meningkat sebesar 0,45 juta menjadi 20,41 juta orang.
Di sisi lain, angka pengangguran turun sebanyak 0,17 juta orang menjadi 0,94 juta orang pada Februari 2024.
Meskipun demikian, tantangan yang dihadapi Jawa Tengah adalah dalam mempersiapkan tenaga kerja yang siap terjun ke industri dan dunia kewirausahaan.
Untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja terampil, sekolah menengah kejuruan (SMK) telah berperan penting dalam memproduksi lulusan yang siap bekerja.
Sedangkan, untuk mendukung sektor wirausaha, Pemprov Jateng aktif terlibat dalam penyiapan keterampilan pekerja melalui berbagai pelatihan di Balai Latihan Kerja di seluruh Jawa Tengah.
Kolaborasi ini melibatkan berbagai pihak untuk meningkatkan ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas.
Salah satu strategi yang digunakan adalah memaksimalkan fungsi Balai Latihan Kerja (BLK) untuk meningkatkan kesempatan kerja di sektor wirausaha dengan kualitas yang lebih baik. Contohnya, pelatihan barista telah membantu dalam menciptakan lapangan kerja baru.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.