KABARBURSA.COM - Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan pentingnya tata kelola yang baik dan tatanan hukum yang berkeadilan dalam mengelola sebuah negara. Ia menyatakan bahwa jika aturan-aturan yang ada bersifat eksploitatif, maka yang terjadi adalah dominasi satu pihak atas pihak lainnya. Kompetisi yang sehat akan terhapuskan, dan eksploitasi menjadi sesuatu yang tak terhindarkan.
Pernyataan ini disampaikan Sri Mulyani dalam menanggapi pertanyaan dari seorang mahasiswa mengenai dampak polemik Revisi Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah (RUU Pilkada) terhadap demokrasi dan perekonomian Indonesia. Mahasiswa tersebut bertanya apakah krisis demokrasi yang dipicu oleh UU Pilkada akan mempengaruhi stabilitas ekonomi nasional.
"Ibu sudah melewati banyak krisis selama karir Ibu krisis ekonomi pada tahun 1998, krisis finansial global pada tahun 2008, dan yang terbaru ini, krisis demokrasi akibat RUU Pilkada. Apakah dampaknya terhadap perekonomian Indonesia?" tanya seorang mahasiswa Universitas Indonesia saat mengikuti acara Kuliah Perdana Pengantar Ekonomi yang diadakan secara daring, Senin 26 Agustus 2024.
Sri Mulyani menjawab dengan lugas bahwa perekonomian suatu negara selalu berdiri di atas fondasi hukum yang kuat serta sistem pemerintahan yang stabil. Tanpa fondasi ini, perekonomian akan rawan menghadapi berbagai macam krisis. Sebagai contoh, ia menyebutkan benua Amerika yang diisi oleh negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Kanada. Namun, meskipun berada di daratan yang sama, tidak semua negara di benua tersebut berhasil mencapai kesuksesan ekonomi sebesar Amerika Serikat.
"Banyak negara lain yang berada di daratan yang sama, seperti Amerika Serikat, Kanada, dan negara-negara di Amerika Latin, mengalami perkembangan ekonomi yang sangat berbeda. Negara-negara di utara berkembang pesat, sementara negara-negara di selatan tertinggal," jelas Sri Mulyani.
Ia kemudian merujuk pada buku "How Nations Fail" karya Acemoglu, yang menjelaskan perbedaan perkembangan ekonomi antara negara-negara di satu wilayah yang sama. Meskipun negara-negara tersebut sama-sama merupakan bekas koloni, asal-usul mereka tetap berasal dari Eropa. Namun, hasil ekonomi mereka berbeda drastis. Menurut Sri Mulyani, perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan dalam tatanan hukum dan tata kelola yang diterapkan oleh masing-masing negara. Jika tata kelola yang diterapkan bersifat eksploitatif, maka yang terjadi adalah dominasi oleh pemenang, dan kompetisi akan dihancurkan. Akhirnya, eksploitasi menjadi konsekuensi yang tak terelakkan.
"Jika tatanan hukum dan tata kelola bersifat eksploitatif, maka yang terjadi adalah pemenang akan menguasai segalanya. Kompetisi yang sehat akan hilang, dan pada akhirnya, yang tersisa hanyalah eksploitasi," ujar Sri Mulyani dengan penuh keyakinan.
Sri Mulyani juga menambahkan dengan nada santai dan sedikit bercanda tentang berbagai perannya dalam hidup, mulai dari Menteri Keuangan hingga nenek. Ia mengatakan bahwa meskipun ia menjalani banyak peran yang berbeda, ia tetap memiliki satu kepribadian yang konsisten.
"Setiap hari, saya bergaul dengan politisi, partai politik, investor, mahasiswa, dan banyak pihak lainnya. Pada akhirnya, saya bisa menjadi dosen, pejabat, istri, ibu, dan nenek. Tapi yang pasti, saya tetap satu pribadi yang sama. Tidak ada kepribadian ganda di sini," ucapnya sambil tersenyum.
Selain itu, Sri Mulyani juga berbicara tentang pentingnya integritas dalam menjalani profesi apapun. Menurutnya, integritas adalah mata uang yang paling berharga dan tidak bisa dijual atau ditukar dengan apapun. Oleh karena itu, ia meminta kepada para mahasiswa untuk menjaga integritas mereka sejak dini, dengan cara sederhana seperti tidak mencontek dan menepati janji.
"Jika kalian membangun karakter yang baik, integritas kalian akan terjaga. Di mana pun kalian berada, integritas adalah mata uang yang paling berharga. Pegang teguh prinsip-prinsip yang baik, karena itu adalah mata uang kalian yang sebenarnya," pesan Sri Mulyani dengan nada penuh inspirasi kepada para mahasiswa.
Ia juga mengingatkan bahwa dalam menjalankan profesi apa pun, integritas adalah hal yang paling penting. Seorang profesional yang memiliki integritas akan selalu dihargai, tidak peduli seberapa besar tekanan yang dihadapinya. Sri Mulyani menekankan bahwa menjaga janji dan memegang prinsip yang benar adalah fondasi untuk membangun masa depan yang cerah.
"Integritas adalah kunci. Jika kalian memiliki integritas, kalian akan dihargai di mana pun kalian berada. Jadikan itu sebagai mata uang yang tidak ternilai harganya," tegasnya.
Sebagai penutup, Sri Mulyani berpesan kepada para mahasiswa agar senantiasa membangun karakter yang kuat dan memiliki prinsip yang jelas. Dengan integritas yang kokoh, kata Sri Mulyani, masa depan yang cerah akan terbuka lebar bagi siapa saja yang berpegang teguh pada nilai-nilai kebaikan.
"Integritas adalah kunci keberhasilan di masa depan. Peganglah prinsip-prinsip yang baik dan benar, karena itu adalah investasi terbaik yang bisa kalian lakukan," tutup Sri Mulyani dengan penuh semangat. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.