KABARBURSA.COM - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengajak perusahaan-perusahaan Korea Selatan untuk meningkatkan investasi dalam pengembangan teknologi dan penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia. Dalam kunjungannya ke Seoul, Korea Selatan, Airlangga menekankan pentingnya investasi di bidang teknologi, termasuk pelatihan teknologi untuk meningkatkan SDM.
Airlangga menyampaikan apresiasi terhadap LG CNS, anak perusahaan LG Corporation yang berfokus pada layanan teknologi informasi, yang telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan Sinar Mas Group.
Kerja sama ini mencakup pendirian joint venture Penanaman Modal Asing (PMA) di bidang layanan konsultasi manajemen data center serta information and communication technology (ICT), dengan target penyelesaian pada semester kedua tahun ini. Kolaborasi ini bertujuan menyediakan layanan ICT untuk pengembangan smart city, termasuk layanan konsultasi migrasi data berbasis cloud computing.
Selain itu, Airlangga mengapresiasi komitmen LG CNS dalam mendukung pengembangan Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai smart city. LG CNS telah terlibat dalam perancangan konsep smart city untuk IKN sejak Desember 2022, dengan fokus pada integrasi artificial intelligence (AI), data, dan teknologi cloud dalam layanan pintar untuk IKN.
Airlangga berharap LG CNS dapat memperluas investasinya di Indonesia, menciptakan bisnis berkelanjutan, dan mengembangkan perekonomian Indonesia melalui pembentukan platform teknologi mutakhir.
Berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, total nilai perdagangan bilateral antara Indonesia dan Korea Selatan mencapai 20,8 miliar dolar AS pada 2023. Korea Selatan juga merupakan salah satu investor terbesar di Indonesia, dengan total investasi langsung asing (FDI) sebesar sekitar 2,5 miliar dolar AS pada tahun 2023, meningkat 8,7 persen dari tahun sebelumnya.
Dengan adanya dorongan investasi ini, diharapkan sektor teknologi di Indonesia akan semakin berkembang, seiring dengan peningkatan kualitas SDM melalui pelatihan dan pendidikan teknologi, yang pada akhirnya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Target Investasi Saham
Warga Korea Selatan (Korsel) telah menyimpan dana setara tunai senilai KRW350 triliun (USD259 miliar/Rp4.133 triliun) seperti dana pasar uang (money market funds/MMF). Penyebabnya, mereka gagal menemukan target investasi di pasar saham dan properti domestik di tengah ketidakpastian penurunan suku bunga dan kebijakan pemerintah.
Menurut Asosiasi Investasi Keuangan Korea, total saldo dana pasar uang yang diinvestasikan dalam surat utang jangka pendek, seperti obligasi negara, serta dalam rekening pengelolaan kas (cash management accounts/CMA), yang berfungsi sebagai gabungan rekening tabungan dan giro dengan bunga serta pilihan investasi, bersama dengan simpanan investor, telah meningkat sebesar KRW48 triliun pada tahun ini.
“Konsekuensinya uang warga Korea Selatan yang menganggur mencapai angka tertinggi sepanjang masa sebesar KRW349,9 triliun per 7 Mei 2024. Namun, saldo gabungan tersebut sedikit menurun menjadi KRW 344,5 triliun pada tanggal 13 Mei,” tulis keterangan asosiasi tersebut.
Situasi Ini terjadi saat investor institusi dan ritel Korea Selatan menjual hampir KRW20 triliun saham domestik sepanjang tahun ini. Ini disebabkan oleh berkurangnya harapan terhadap langkah-langkah pemerintah untuk meningkatkan nilai perusahaan dan menghapus pajak atas keuntungan investasi, menurut sumber industri di pasar keuangan. Ketidakpastian seputar penurunan suku bunga juga membuat investor enggan mencari aset alternatif seperti real estat.
“Ketidakpercayaan terhadap program peningkatan nilai, yang mendorong perusahaan-perusahaan tercatat untuk menerapkan kebijakan yang ramah pemegang saham, berkontribusi terhadap penjualan besar-besaran,” kata kepala unit penelitian sebuah bank penanaman modal asing.
Sementara itu, pada awal tahun ini, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menjanjikan untuk menggalakkan pasar saham melalui kebijakan yang dipimpin oleh pemerintah, yang dikenal sebagai program peningkatan nilai perusahaan.
Yoon juga mengumumkan rencana negaranya untuk menghapus pajak atas keuntungan modal dari investasi keuangan, dengan tujuan merangsang kembali pasar keuangan domestik yang lesu dan memberikan dukungan kepada investor individu dalam meningkatkan portofolio aset mereka.
Namun oposisi utama Partai Demokrat, yang menang telak dalam pemilihan umum terakhir, mendesak pemerintah untuk menerapkan aturan tersebut sesuai jadwal. “Setelah pajak capital gain diterapkan, dana sekitar KRW150 triliun akan keluar dari pasar saham domestik,” kata Korea Corporate Governance Forum.
Sebagian besar saham tersebut telah mengalami kenaikan harga sebesar 10 persen-30 persen sejak pengumuman skema peningkatan nilai oleh negara. Aksi jual tersebut menunjukkan bahwa investor lebih fokus pada pengambilan keuntungan dari kenaikan harga daripada melakukan pembelian lebih lanjut.