Logo
>

Aksi Take Profit Ritel di ESSA

ESSA pun menguat ke 695 pada Senin, 17 November 2025 dengan nilai transaksi Rp42 miliar.

Ditulis oleh Syahrianto
Aksi Take Profit Ritel di ESSA
Saham PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) menguat pada perdagangan Senin, 17 November 2025, ditutup naik 2,21 persen ke level 695 setelah sempat menyentuh harga tertinggi. (Foto: Dok. ESSA Industries)

KABARBURSA.COM – Saham PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) menguat pada perdagangan Senin, 17 November 2025, ditutup naik 2,21 persen ke level 695 setelah sempat menyentuh harga tertinggi intraday di 710. 

Kenaikan ini berlangsung di tengah meningkatnya aksi ambil untung (take profit/TP) dari investor ritel yang mendominasi sisi penjualan.

Data perdagangan menunjukkan nilai transaksi harian mencapai Rp42,4 miliar dengan volume 612 ribu lot, sedikit di bawah rata-rata volume bulanan di kisaran 65 juta saham. 

Meski harga bergerak naik, struktur pergerakan intraday menunjukkan beberapa kali tekanan jual yang menahan penguatan, terutama saat harga mendekati area 700–705.

Data orderbook per 17 November 2025 menunjukkan antrean beli terbesar (bid) berada pada harga 690 sebanyak 8.290 lot, dengan total bid tercatat 273.190 lot. 

Antrean jual (offer) terbesar muncul di harga 700, sebanyak 47.846 lot, dengan total offer mencapai 788.860 lot.

Ritel Sudah Take Profit, Berapa Banyak?

Data broker summary turut menegaskan indikasi tersebut. Beberapa broker ritel menjadi penjual terbesar pada perdagangan hari ini. 

Indo Premier Sekuritas (PD) mencatat penjualan bersih sekitar Rp4,5 miliar dengan volume lebih dari 64 ribu lot pada harga rata-rata 693. Disusul Mirae Asset Sekuritas Indonesia (YP) dengan penjualan Rp3,8 miliar, serta Stockbit Sekuritas Digital (XL) yang melepas 49,3 ribu lot dengan nilai Rp3,4 miliar.

Aksi jual dari ritel juga terlihat pada Yuanta Sekuritas (FS) dan CGS International Sekuritas (YU), yang masing-masing membukukan net sell Rp3,4 miliar dan Rp2,5 miliar. 

Meski nilai penjualan tidak besar secara nominal, tekanan jual yang muncul merata dari beberapa broker ritel memberikan dampak pada pola penguatan harga ESSA yang tidak berjalan mulus.

Secara intraday, harga cenderung bergerak fluktuatif dengan beberapa fase penurunan cepat menuju kisaran 682–688, sebelum kembali pulih menjelang penutupan. 

Grafik pergerakan menunjukkan pola pullback pendek yang konsisten, menggambarkan adanya distribusi gradual di tengah momentum beli yang terbatas.

Meskipun ritel melakukan take profit, tekanan jual tersebut masih dapat terserap oleh permintaan di level bawah. Bid tebal tampak bertahan di 685–690, menopang pemulihan harga menjelang penutupan. 

Penutupan di 695, atau tepat di bawah area psikologis 700, mengindikasikan pasar memasuki fase penentuan arah dengan dominasi jangka pendek oleh trader harian. (*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Syahrianto

Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.