KABARBURSA.COM - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) melaporkan kinerja keuangan yang positif hingga Agustus 2024, dengan laba bersih bank only mencapai Rp4,6 triliun.
Meskipun mengalami penurunan sebesar 6,4 persen secara bulanan (month on month/mom), laba bersih tersebut mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 22 persen dibandingkan Agustus tahun lalu. Secara kumulatif, laba bersih selama delapan bulan pertama 2024 naik 13,5 persen year on year (yoy) menjadi Rp36 triliun sehingga mencerminkan kekuatan fundamental BBCA.
Ramhanto Tyas Raharja, Lead Investment Analyst dari Stockbit Sekuritas, mengungkapkan dalam risetnya, Selasa, 24 September 2024 bahwa kinerja solid ini didukung oleh tiga faktor utama: penguatan kredit, net interest margin (NIM) yang stabil, serta biaya kredit (credit cost) yang terkendali.
“Kinerja BBCA pada Agustus 2024 bisa dibilang sangat baik, terutama dengan pertumbuhan kredit yang lebih kuat dari ekspektasi, NIM yang masih tinggi, dan credit cost yang sangat terjaga. Ini menunjukkan bahwa strategi manajemen berjalan sesuai rencana,” kata Ramhanto.
Pertumbuhan kredit BBCA pada Agustus 2024 mencapai 15,6 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan Juli 2024 yang mencatatkan pertumbuhan 14,5 persen yoy. Secara bulanan, penyaluran kredit juga naik sebesar 1,2 persen.
“Pertumbuhan kredit yang menguat ini mendorong kinerja bank secara keseluruhan, dan yang menarik adalah pencapaiannya sudah melampaui target yang dipatok manajemen untuk sepanjang tahun, yaitu 9–10 persen,” jelas Ramhanto.
Ia menambahkan bahwa penguatan kredit ini memberikan sinyal positif bagi BBCA untuk terus melanjutkan pertumbuhannya hingga akhir tahun. "Kami perkirakan kredit akan terus menguat, sejalan dengan membaiknya kondisi makroekonomi dan meningkatnya permintaan kredit dari sektor bisnis," tuturnya.
Meskipun NIM BBCA sedikit turun menjadi 5,90 persen pada Agustus 2024 dibandingkan bulan sebelumnya (5,96 persen), hasil ini tetap menandai NIM bulanan tertinggi kedua sepanjang tahun. Sepanjang delapan bulan 2024, NIM BBCA tercatat sebesar 5,7 persen, lebih tinggi dari proyeksi manajemen yang ada di kisaran 5,5–5,6 persen. "NIM yang solid ini jelas mendukung profitabilitas bank, dan salah satu kuncinya adalah rasio CASA yang tetap tinggi," ujar Ramhanto.
CASA (Current Account Savings Account) yang terjaga dengan baik membantu BBCA menjaga biaya pendanaan yang rendah, sehingga profitabilitas tetap stabil meski ada sedikit penurunan dalam NIM.
Selain itu, BBCA juga berhasil menjaga credit cost (CoC) pada level yang sangat rendah. Pada Agustus 2024, CoC tercatat sebesar 0,18 persen, naik sedikit 4 basis poin (bps) secara bulanan, namun turun 5 bps dibandingkan tahun lalu. Selama delapan bulan hingga Agustus, CoC mencapai 0,24 persen, jauh lebih baik dibandingkan target manajemen yang berada di kisaran 0,3–0,4 persen. “Manajemen kredit BBCA sangat baik, terlihat dari turunnya beban provisi sebesar 25,2 persen yoy menjadi Rp1,3 triliun. Ini adalah pencapaian yang sangat positif bagi bank,” tambah Ramhanto.
Namun, penurunan laba bersih BBCA secara bulanan pada Agustus 2024 sebagian besar disebabkan oleh tidak adanya penerimaan dividen dari anak usaha, berbeda dengan Juli 2024 ketika bank mencatatkan penerimaan dividen sebesar Rp343 miliar. “Ini hanya masalah timing. Meski Agustus tidak ada dividen, secara keseluruhan kinerja tetap solid karena ini hanya pengaruh dari pendapatan non-operasional," jelas Ramhanto.
Dividen dari anak usaha termasuk dalam pendapatan non-bunga (non-interest income) pada laporan keuangan bank only, namun penerimaan ini tidak berdampak pada laporan keuangan konsolidasi karena akan dieliminasi.
Secara keseluruhan, BBCA menunjukkan kinerja yang kuat hingga Agustus 2024 dengan laba bersih yang terus bertumbuh, didukung oleh penguatan kredit, NIM yang solid, serta manajemen risiko yang baik. Ramhanto menyimpulkan, “BBCA berada dalam posisi yang sangat baik untuk melanjutkan pertumbuhannya hingga akhir tahun, terutama jika melihat tren pertumbuhan kredit yang terus menguat dan pengelolaan biaya yang efektif.”
Dengan fundamental yang kuat, BBCA diperkirakan akan mampu mencapai atau bahkan melampaui target pertumbuhan yang telah ditetapkan oleh manajemen untuk tahun ini.
Pergerakan Harga Saham BBCA
Dari lantai bursa, BBCA mengalami koreksi tipis sebesar 1 persen pada perdagangan Selasa, 24 September 2024. Harga saham BBCA tercatat turun 100 poin, di level Rp10.850 per saham, dibandingkan harga penutupan sebelumnya di Rp10.950. Meskipun terkoreksi, BBCA tetap menjadi saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pada perdagangan hari ini, saham BBCA dibuka di Rp10.775, sedikit lebih rendah dari penutupan hari sebelumnya. Sepanjang sesi perdagangan, saham BBCA bergerak dalam rentang harga Rp10.775 hingga Rp10.950 per saham. Volume perdagangan mencapai 364.214 lembar saham, dengan total nilai transaksi yang cukup signifikan, mencapai Rp394,9 miliar. Aktivitas perdagangan yang cukup aktif terlihat dari frekuensi transaksi sebanyak 7.923 kali.
Dalam industri perbankan, BBCA tetap mempertahankan posisinya sebagai perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar, yakni Rp1.337 triliun, menduduki peringkat pertama dari 47 perusahaan di sektor ini. Selain itu, secara keseluruhan di BEI, BBCA juga menempati posisi teratas dari 936 perusahaan tercatat, menunjukkan dominasinya di pasar modal Indonesia.
Penurunan harga saham BBCA kali ini bisa disebabkan oleh aksi ambil untung (profit taking) dari para investor setelah saham ini mencatatkan kenaikan dalam beberapa hari terakhir. Meskipun demikian, saham BBCA tetap menjadi pilihan utama bagi para investor yang mengincar stabilitas di tengah volatilitas pasar.
Saham BBCA seringkali menjadi andalan karena fundamental perusahaannya yang kuat serta kinerja keuangan yang stabil, seperti terlihat dari laporan keuangan terbaru yang menunjukkan pertumbuhan laba bersih di tengah kondisi ekonomi yang menantang. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.