KABARBURSA.COM - PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) saat ini sedang menjajaki kemungkinan kolaborasi dengan BYD, produsen kendaraan listrik asal China, untuk memasuki segmen kendaraan listrik (xEV) di Indonesia. Langkah ini sejalan dengan tren meningkatnya permintaan untuk kendaraan listrik dan kepatuhan terhadap peraturan pemerintah mengenai kandungan lokal.
Menurut RHB Sekuritas, pendapatan Astra Otoparts diperkirakan tetap solid pada kuartal III-2024, dengan rata-rata pendapatan bulanan dari perdagangan mencapai sekitar Rp800 miliar pada Juli dan Agustus 2024. Ini menunjukkan pertumbuhan sekitar 10-15 persen dibandingkan rata-rata pendapatan bulanan pada 2023 yang sebesar Rp700 miliar. Untuk periode Januari hingga September 2024, pendapatan diperkirakan mencapai Rp6,9 triliun, meningkat 8,4 persen year-over-year (yoy), yang setara dengan 82 persen dari proyeksi tahunan.
Neraca keuangan Astra Otoparts diperkirakan tetap kuat, dengan proyeksi net cash pada 2024-2025, mendukung kemungkinan pembayaran dividen.
RHB Sekuritas mempertahankan rekomendasi "buy" untuk saham AUTO dengan target harga Rp2.800. Target harga ini mencerminkan potensi dividend yield 2025 sebesar 5 persen dan P/E 2025 sebesar 7 kali, yang sesuai dengan rata-rata 3 tahun. Saat ini, saham AUTO diperdagangkan pada P/E 2024-2025 sebesar 5,9-5,6 kali, yang berada di bawah rata-rata 3 tahun.
Namun, ada beberapa risiko yang perlu diperhatikan, seperti kemungkinan volume penjualan mobil domestik yang lebih rendah dari perkiraan, kenaikan biaya bahan baku, dan perubahan regulasi pemerintah yang dapat mempengaruhi kinerja dan biaya. Kolaborasi dengan BYD dan proyek-proyek terkait diharapkan dapat memberikan dorongan positif bagi posisi Astra Otoparts di pasar xEV dan kinerja keuangan perusahaan di masa depan.
Tentang BYD
BYD, pabrikan otomotif asal Tiongkok, semakin mencuri perhatian di pasar global dengan perkembangan pesatnya. Pada Juli 2024, BYD mencatatkan penjualan sebanyak 315.600 unit, menempatkannya di posisi ketiga dalam daftar merek mobil terlaris dunia menurut data Yiche. Angka ini menempatkan BYD di belakang Toyota yang menjual 651.200 unit dan Volkswagen dengan 346.200 unit. BYD hanya tertinggal sekitar 30.000 unit dari Volkswagen, memperkuat posisinya sebagai salah satu merek teratas.
Walaupun BYD tampil kuat pada bulan Juli, secara kumulatif dari Januari hingga Juli 2024, mereka berada di peringkat kedelapan dengan total penjualan 1.714.100 unit. Toyota dan Volkswagen masih mendominasi posisi pertama dan kedua dengan penjualan masing-masing 4.594.000 dan 2.613.600 unit. BYD adalah satu-satunya merek asal Tiongkok yang berhasil masuk dalam sepuluh besar penjualan global pada bulan Juli, sedangkan merek Tiongkok lainnya seperti Chery dan Geely berada di urutan ke-18 dan ke-20 dengan penjualan masing-masing 71.100 dan 63.800 unit.
Dalam daftar tahunan dari Januari hingga Juli, Geely dan merek Tiongkok lainnya menghadapi tantangan besar, dengan Geely hanya mencapai penjualan 577.700 unit, menempatkannya di posisi ke-18. Dominasi merek global seperti Toyota, Volkswagen, dan Honda tetap sangat kuat di pasar otomotif dunia.
Keberhasilan BYD dalam menembus posisi ketiga pada bulan Juli menunjukkan potensi besar mereka untuk terus berkembang di industri otomotif global. Jika tren positif ini berlanjut, BYD berpotensi mengukuhkan dirinya sebagai salah satu pemain utama di pasar internasional.
Kinerja AUTO
Bisnis trading PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) cemerlang meski di tengah penurunan daya beli masyarakat yang disebabkan oleh beberapa hal. Direktur AUTO, Tujuh Martogi Siahaan mengatakan peningkatan tersebut berkaca dari bertambahnya jumlah jaringan penjualan dan brand awareness yang kuat.
“Seperti GS Battery dengan performa yang cukup baik dan kami berhasil memperluas jangkauan pemasaran ke Indonesia bagian timur” ujar dia dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip, Kamis, 5 September 2024.
Martogi juga menyebut, AUTO berhasil mengembangkan program-program yang dilakukan ke retailer maupun ke end customer sehingga program tersebut berhasil diterima dengan baik.
Di sisi lain, Presiden Direktur AUTO, Hamdhani Dzulkarnaen Salim menyampaikan bisnis OEM (Original Equipment Manufacturer) saat ini cenderung stagnan atau bahkan menurun. Dia bilang, hal ini membuat komponen after market AUTO mampu bertumbuh.
“Customer berpandangan bahwa daripada membeli mobil, mereka lebih menyukai perawatan mobil sehingga menguntungkan bisnis kami secara keseluruhan,” ungkap dia.
Lebih lanjut dia menuturkan, AUTO juga selalu menambah jumlah destinasi untuk ekspor. Kondisi inilah yang menyebabkan bisnis trading AUTO terus tumbuh.
Laba bersih konsolidasian PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) tumbuh sebesar 26,5 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023, yakni sebesar Rp0,80 triliun.
AUTO juga membukukan pertumbuhan aset sebesar Rp20,4 triliun atau tumbuh sebesar 4,1 persen pada akhir Juni 2024. Sementara untuk aset pada akhir Desember 2023 sebesar Rp19,6 triliun.
Dari sisi liabilitas terjadi kenaikan sebesar Rp5,6 triliun atau sebesar 10,1 persen pada akhir Juni 2024 dibandingkan dengan periode Desember 2023, yakni sebesar Rp5,1 triliun.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.