KABARBURSA.COM - PT Bank Mega Tbk (MEGA) melaporkan kinerja keuangan yang menurun sepanjang 2024, setelah mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 25 persen dari tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dirilis Senin, 10 Februari 2025, MEGA membukukan pendapatan sebesar Rp5,1 triliun, turun 7,8 persen secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp5,5 triliun.
Rinciannya, pendapatan operasional menyusut sebesar 20,66 persen yoy, sedangkan beban operasional meningkat 5,6 persen, yang memperburuk kinerja perseroan sepanjang tahun lalu.
Hasil ini membuat laba bersih sebelum pajak MEGA turun 25 persen menjadi Rp3,3 triliun. Adapun laba bersihnya hingga Desember 2024 sebesar Rp2,6 triliun, dibandingkan Rp3,51 triliun pada 2023.
Dari sisi keuangan, aset Bank Mega hanya naik tipis 2,2 persen yoy menjadi Rp134,9 triliun.
Sepanjang 2024, total kredit yang tersalurkan sebesar Rp63,9 triliun, turun 2,59 persen dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp65,6 triliun.
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun oleh MEGA mencapai Rp64,09 triliun pada 2024, meningkat sebesar 0,70 persen yoy dibandingkan Rp63,64 triliun pada 2023.
Adapun jumlah liabilitas dan ekuitas MEGA masing-masing sebesar Rp113,73 triliun dan Rp21,18 triliun.
Pada kuartal III 2024, MEGA membukukan laba bersih sebesar Rp1,99 triliun pada kuartal III-2024. Bank yang berada di bawah naungan CT Corp ini mencatatkan pendapatan bunga bersih sebesar Rp4,02 triliun hingga September 2024.
Net interest margin (NIM) perseroan tercatat sebesar 4,91 persen dalam sembilan bulan pertama 2024. Selain itu, pendapatan lainnya mencapai Rp61,08 miliar pada kuartal III 2024, sementara beban operasional lainnya tercatat sebesar Rp891,39 miliar. Dengan demikian, laba operasional Bank Mega mencapai Rp1,56 triliun per akhir September 2024.
Dari sisi intermediasi, Bank Mega telah menyalurkan kredit sebesar Rp60,85 triliun pada kuartal III-2024. Kualitas aset tetap terjaga dengan rasio kredit bermasalah (NPL) gross di level 1,78 persen dan NPL net sebesar 1,63 persen.
Pada sektor pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun mencapai Rp84,2 triliun, tumbuh 4,96 persen secara tahunan (yoy) dari Rp80,23 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Porsi dana murah atau current account savings account (CASA) mengalami kenaikan 15,56 persen yoy menjadi Rp27,33 triliun.
Sementara itu, rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) tercatat sebesar 72,25 persen per September 2024. Total aset Bank Mega pun mencapai Rp129,42 triliun pada akhir kuartal III-2024.
Wakil Direktur Utama MEGA Mundur
Bank Mega mengumumkan bahwa Wakil Direktur Utama, Lay Diza Larentie, telah mengajukan pengunduran diri dari jabatannya.
Dalam keterangan tertulis pada Kamis, 16 Januari 2025, Direktur MEGA, Yuni Lastianto, menyampaikan bahwa perseroan telah menerima surat pengunduran diri Lay Diza Larentie pada 14 Januari 2025.
Sebagai informasi, Lay Diza Larentie menjabat sebagai Wakil Direktur Utama Bank Mega dengan lingkup koordinasi di bidang Consumer Banking & Credit, berdasarkan keputusan RUPS Tahunan pada 24 Februari 2023 dan mulai efektif pada 12 Juni 2023.
Permohonan pengunduran diri ini akan dibahas dan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Mega Tbk., yang dijadwalkan berlangsung pada Kamis, 27 Maret 2025.
"Pelepasan jabatan ini tidak berdampak material terhadap kelangsungan usaha, dan operasional Bank Mega tetap berjalan seperti biasa," ujar Yuni Lastianto.
Bank Mega Pinjamkan USD100 Juta ke BYAN
Sementara sebelumnya, Bank Mega memberikan pinjaman senilai USD100 juta kepada PT Bayan Resources Tbk (BYAN) pada 13 Desember 2024.
Dalam keterangan tertulis pada Senin, 16 Desember 2024, Direktur BYAN, Jenny Quantero, mengungkapkan bahwa perseroan mendapatkan fasilitas kredit demand loan dengan sublimit untuk bank guarantee/SBLC senilai USD 100 juta.
Selain itu, BYAN juga memperoleh fasilitas bank guarantee/SBLC tambahan sebesar USD 25 juta. Kedua fasilitas ini memiliki jangka waktu 36 bulan sejak penandatanganan perjanjian. Jenny menegaskan bahwa tidak terdapat hubungan afiliasi antara BYAN dan Bank Mega.
Pinjaman ini dijamin oleh jaminan perusahaan yang diberikan oleh PT Bara Tabang, anak usaha BYAN.
"Fasilitas ini akan digunakan untuk pembiayaan modal kerja serta mendukung operasional BYAN dan entitas anaknya," ujar Jenny.
Ia menambahkan bahwa dengan adanya fasilitas pinjaman ini, BYAN memiliki peluang lebih besar untuk mengoptimalkan alokasi dana dalam rangka mendukung kegiatan operasional perusahaan dan anak usahanya. (*)
Disclaimer: Artikel ini bukan merupakan rekomendasi untuk membeli atau menjual saham tertentu. Informasi yang disajikan hanya untuk tujuan edukasi dan referensi berdasarkan analisis teknikal. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan investor dan setiap transaksi yang dilakukan merupakan tanggung jawab pribadi. Selalu lakukan riset dan konsultasi dengan penasihat keuangan sebelum mengambil keputusan investasi.