KABARBURSA.COM - PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) menyiapkan dana sebesar Rp20 miliar untuk pembelian kembali saham atau buyback. Dana ini akan digunakan setelah mendapatkan persetujuan dari para pemegang saham.
Perkiraan biaya untuk buyback, termasuk komisi perantara dan biaya lainnya, diperkirakan mencapai sekitar 7 persen dari total nilai buyback, jika buyback dilakukan sepenuhnya. Jumlah keseluruhan saham treasuri yang dimiliki perusahaan tidak akan melebihi 10 persen dari total modal ditempatkan.
Jumlah saham yang beredar di publik tidak akan kurang dari 7,5 persen dari total saham tercatat, sesuai dengan peraturan yang berlaku. Buyback ini dilakukan dengan berbagai tujuan, salah satunya adalah untuk meningkatkan keterlibatan dan kepemilikan pekerja terhadap perusahaan.
Program buyback ini akan diimplementasikan dalam bentuk program kepemilikan saham manajemen dan/atau pekerja, yang merupakan bagian dari skema remunerasi variabel bagi manajemen dan pekerja. Dengan demikian, diharapkan pekerja akan lebih termotivasi untuk berkontribusi secara optimal terhadap pencapaian target perusahaan.
Selain untuk pekerja, program kepemilikan saham juga direncanakan untuk direksi dan dewan komisaris, kecuali komisaris independen. "Program ini diimplementasikan dalam bentuk Program Kepemilikan Saham Manajemen dan/atau Pekerja, yang merupakan bagian dari skema remunerasi variabel untuk Manajemen dan/atau Pekerja," jelas manajemen perusahaan.
Manajemen juga menyatakan bahwa buyback tidak akan berdampak negatif secara material terhadap kegiatan usaha perusahaan. "Modal kerja, cash flow, dan Capital Adequacy Ratio (CAR) perusahaan cukup untuk membiayai buyback ini bersamaan dengan kegiatan usaha perusahaan," tambahnya.
Selain itu, program buyback ini didasarkan pada keyakinan manajemen bahwa kinerja dan prospek perusahaan akan terus membaik, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan. Buyback ini akan dilaksanakan secara bertahap, paling lambat 12 bulan setelah RUPSLB pada 21 Agustus 2024 untuk menyetujui buyback tersebut.
Fokus AGRO 2024
AGRO akan berfokus pada pertumbuhan bisnis digital. Ida Bagus Ketut Subagia, Direktur Utama Bank Raya mengatakan pihaknya akan terus berinovasi untuk memberikan akses perbankan digital terluas untuk segmen mikro dan kecil di Indonesia.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun 2024, memutuskan penggunaan laba tahun 2023 sebesar Rp24,35 miliar atau tercatat tumbuh 112,47 persen sebagai laba ditahan atau retained earning.
"Kami meyakini keputusan Pemegang Saham ini akan mampu membawa Bank Raya menjadi bank digital yang tangguh dan tumbuh sehat, serta semakin berperan dalam mendorong percepatan inklusi keuangan digital di Indonesia," ujarnya.
Pada tahun 2024, Bank Raya telah melakukan penajaman strategi bisnis guna meraih market dominance yang berfokus pada 5 (lima) strategi utama pengembangan bisnis yaitu pertama fokus pada kekuatan jaringan Online to Offline (O2O) terluas di seluruh Indonesia untuk menjangkau pasar potensial.
Kedua fokus pada inovasi berkelanjutan dan produk digital Bank Raya yang komprehensif (cross segment digital product). Ketiga fokus pada eksploitasi potensi bisnis di ekosistem BRI dan ekosistem digital lainnya, dan eksplorasi untuk perluasan pasar potensial bisnis digital. Keempat fokus pada optimalisasi sinergi BRI Grup melalui produk dan jasa perbankan digital yang smaller, shorter, faster; dan kelima fokus pada komitmen untuk perbaikan business enabler secara berkesinambungan.
Kinerja AGRO 2023
AGRO, yang merupakan entitas anak dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) memiliki kinerja fundamental cukup baik pada 2023. AGRO mampu membukukan pendapatan sebesar Rp746,14 miliar dengan kenaikan 7,55 persen dari tahun sebelumnya (Rp694,75 miliar).
Hal tersebut sejalan dengan laba bersih perusahaan yang bertumbuh secara impresif sebesar 112,48 persen. Pada tahun 2023, AGRO mencetak laba bersih Rp24,35 miliar, sedangkan pada 2022, Bank Raya Indonesia membukukan net income Rp11,46 miliar. Alhasil, margin laba bersih perseroan melonjak 97,58 persen menjadi 3,26 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 1,11 persen.
Namun demikian, biaya operasional perusahaan ikut naik 5,61 persen menjadi Rp605,74 pada 2023.
Adapun, penyaluran kredit turun tipis 1,60 persen yoy menjadi Rp6,76 triliun dari sebelumnya Rp6,87 triliun. Ida Bagus Ketut Subagia mengatakan pada tahun 2024, AGRO telah melakukan penajaman strategi bisnis untuk meraih market dominance, termasuk berfokus pada inovasi berkelanjutan dan produk digital Bank Raya yang komprehensif (cross segment digital product).
Lalu, fokus pada eksploitasi potensi bisnis di ekosistem BRI dan ekosistem digital lainnya, dan eksplorasi untuk perluasan pasar potensial bisnis digital. Kemudian, fokus pada optimalisasi sinergi BRI Grup melalui produk dan jasa perbankan digital yang smaller, shorter, faster, serta fokus pada komitmen untuk perbaikan business enabler secara berkesinambungan.
“Sinergi Bank Raya dengan ekosistem BRI Group yang semakin kuat juga akan terus menjadi keunggulan kami, dan mendukung strategi bisnis jangka panjang Perseroan,” tuturnya.
Di sisi lain, aset AGRO berkurang 10,49 pada 2023 menjadi Rp12,44 triliun dari tahun sebelumnya Rp13,90 triliun. Akan tetapi, penurunan ini sudah menjadi tren sejak 2021 ketika asetnya susut menjadi Rp16,87 triliun dari sebelumnya Rp28,02 triliun. Namun utang perusahaan mengalami penurunan 14,17 persen menjadi Rp9,02 triliun dari sebelumnya Rp10,51 triliun (2022).
Pada gilirannya, dari sisi solvabilitasnya, rasio utang terhadap modal atau Debt Equity Ratio (DER) berkurang 14,95 persen pada 2023 sebesar 2,64 kali, sedangkan pada 2022 adalah 3,10 kali.
Adapun dari performa sahamnya, AGRO tampak menunjukkan capaian positif. Soalnya, laba per saham perusahaan itu meroket 112,48 persen menjadi Rp0,99 dari sebelumnya Rp0,47.
Pergerakan Saham AGRO
Harga saham AGRO naik 1,67 persen ke level Rp244 pada sesi I perdagangan hari ini, Selasa, 16 Juli 2024. Dalam sepekan, harga saham AGRO terkoreksi 1,61 persen dan sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) turun 21,29 persen. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.