Logo
>

Beban Bunga Membengkak, Pendapatan CIMB Turun Tipis

Ditulis oleh Yunila Wati
Beban Bunga Membengkak, Pendapatan CIMB Turun Tipis

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pendapatan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) mencatatkan pendapatan bunga yang menurun tipis lantaran beban bunga yang membengkak. Berdasarkan laporan keuangan yang berakhir para periode 30 Juni 2024, pendapatan bunga naik 7,68 persen yoy menjadi Rp11,85 triliun dari sebelumnya Rp11,00 triliun.

    Sayangnya, beban bunga ikut membengkak sebesar 24,5 persen yoy, menjadi Rp5,19 triliun. Ini berakibat pada penurunan pendapatan bunga bersih sebesar 2,62 persen yoy, dari Rp6,83 triliun menjadi Rp6,65 triliun di paruh pertama tahun ini.

    PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp3,4 triliun pada semester I-2024, naik 5,37 persen dari Rp3,23 triliun setahun sebelumnya.

    Pendapatan komisi, provisi, fee, dan administrasi mencapai Rp1,63 triliun, turun 8,94 persen dari Rp1,79 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Namun, pendapatan lainnya melonjak 72,61 persen menjadi Rp430,23 miliar. Salah satu faktor yang menopang kinerja bank ini adalah keuntungan dari transaksi valuta asing sebesar Rp1,1 triliun, naik signifikan 163,19 persen dari Rp418,03 miliar pada semester I-2023.

    CIMB Niaga menyalurkan kredit sebesar Rp158,99 triliun, tumbuh 3,88 persen dari Rp153,04 triliun setahun sebelumnya. Pembiayaan syariah juga mengalami pertumbuhan double digit sebesar 11,62 persen dari Rp52,03 triliun menjadi Rp58,08 triliun.

    Kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio kredit bermasalah (NPL) gross di posisi 2,18 persen, turun dari 2,56 persen pada akhir 2022. NPL net stabil di angka 0,781 persen, sedikit naik dari 0,75 persen.

    Di sisi pendanaan, CIMB Niaga berhasil menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp249,84 triliun, meningkat 5,96 persen dari Rp235,79 triliun setahun sebelumnya. Dana murah atau current account savings account (CASA) naik 7,44 persen menjadi Rp162,86 triliun. Rasio pinjaman terhadap simpanan menyusut menjadi 82,04 persen pada Juni 2024 dari 83,13 persen setahun sebelumnya.

    Total aset konsolidasi CIMB Niaga juga meningkat menjadi Rp346,69 triliun dari Rp329,68 triliun pada tahun sebelumnya.

    Laba Bersih

    PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) telah mencatat kinerja yang mengesankan dengan laba bersih sepanjang 2023 mencapai Rp6,47 triliun, meningkat 28,42 persen secara tahunan (YoY).

    Kinerja ini sejalan dengan pertumbuhan penyaluran kredit yang dilakukan oleh CIMB Niaga selama periode tersebut. Bank tersebut mencatat peningkatan kredit sebesar 8,5 persen YoY atau mencapai Rp213,4 triliun.

    Kredit korporasi memberikan kontribusi terbesar dengan jumlah Rp83,4 triliun, yang juga mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 11,7 persen YoY.

    Pertumbuhan kredit tertinggi terjadi di segmen syariah, mencapai 17 persen, dengan pembiayaan sebesar Rp 55,2 triliun.

    Namun, kredit konsumer mengalami pertumbuhan paling lambat, hanya sebesar 6,9 persen YoY dengan nilai mencapai Rp71,8 triliun.

    Meskipun kredit tumbuh, pendapatan bunga bersih bank tersebut turun tipis 0,92 persen YoY menjadi Rp 13,35 triliun. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh era suku bunga tinggi yang meningkatkan beban bunga sebesar 58,79 persen YoY menjadi Rp13,35 triliun.

    Untungnya, CIMB Niaga berhasil meningkatkan rasio dana murahnya menjadi 63,9 persen dari tahun sebelumnya sebesar 63,6 persen. Dana Pihak Ketiga (DPK) CIMB Niaga juga tumbuh sebesar 3,8 persen YoY atau mencapai Rp 235,9 triliun.

    Pendapatan berbasis komisi juga menjadi penopang pertumbuhan laba dengan meningkat 30,7 persen menjadi Rp 3,15 triliun.

    Dari sisi kualitas kredit, CIMB Niaga berhasil menurunkan rasio gross NPL-nya menjadi lebih baik, dari 2,8 persen di tahun 2022 menjadi 2 persen di tahun 2023.

    Unit Usaha Syariah

    Unit Usaha Syariah PT Bank CIMB Niaga Tbk, atau yang dikenal sebagai CIMB Niaga Syariah, tengah merancang strategi bisnisnya menyongsong tahun 2024 di tengah wacana persiapan spin-off.

    Direktur Syariah CIMB Niaga, Pandji P Djajanegara, menyatakan fokus utama mereka pada bisnis pembiayaan di segmen konsumer dan SME di tahun 2024.

    Namun, dalam langkah persiapannya, CIMB Niaga Syariah berencana mengurangi portofolio korporasi sebagai respons terhadap rencana spin-off. Hal ini dilakukan untuk menjaga modal CIMB Niaga Syariah yang mungkin akan mengalami penyusutan ketika lepas dari bank induk. Spin-off ini sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 12 Tahun 2023 yang mengharuskan bank umum melakukan spin-off unit usaha syariah jika asetnya mencapai minimal Rp50 triliun atau setidaknya 50 dari aset bank umum tersebut.

    Dengan total aset mencapai Rp61,46 triliun per September 2023, CIMB Niaga Syariah telah memenuhi syarat untuk melaksanakan spin-off. Pandji memperkirakan aset pembiayaan hingga laba CIMB Niaga Syariah akan tetap tumbuh di tahun 2024, walaupun tidak signifikan. Ini disebabkan oleh tahun politik dan fokus pada persiapan spin-off.

    Pada segmen konsumer, pembiayaan akan difokuskan pada Kredit Pemilikan Rumah (KPR), kartu kredit, dan pembiayaan pribadi. Hingga September 2023, laba CIMB Niaga Syariah mencapai Rp136 triliun, meningkat 18,73 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

    Dalam konteks pertumbuhan aset, pembiayaan syariah CIMB Niaga meningkat 16,98 persen YoY menjadi Rp 5,289 triliun. Kualitas aset juga terjaga dengan baik, terlihat dari rasio non-performing finance (NPF) gross yang turun menjadi 1,11 persen per September 2023. NPF nett juga menurun menjadi 0,43 persen dari sebelumnya 0,49 persen.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79