KABARBURSA.COM - Harga Bitcoin (BTC) diperdagangkan di USD97.065,45 (sekitar Rp1.533.631.110) pada Rabu, 11 Desember 2024, dengan mengalami koreksi tipis sebesar 0,17 persen dalam 24 jam terakhir. Mengacu data Coinmarketcap pukul 06.10 WIB, kapitalisasi pasar BTC tetap dominan di posisi tertinggi, yakni USD1,92 triliun (sekitar Rp30.336 triliun), menguasai 55,74 persen pangsa pasar kripto global.
Meskipun terkoreksi, harga Bitcoin masih berada dalam tren positif setelah menyentuh level historisnya di 2024. Pelaku pasar terus memantau arah pergerakan BTC yang menjadi indikator utama sentimen di pasar kripto.
Pasar kripto global juga mencatat kenaikan kecil sebesar 0,08 persen, dengan kapitalisasi total mencapai USD3,45 triliun (sekitar Rp54.510 triliun). Sentimen positif ini didukung oleh indeks Fear & Greed yang berada di level 76, menunjukkan kepercayaan investor yang cukup tinggi.
XRP dan SOL Jadi Sorotan di Tengah Pasar Kripto yang Menguat
Bukan hanya Bitcoin yang menjadi perhatian. XRP juga mencatat lonjakan signifikan sebesar 6,97 persen, diperdagangkan di USD2,36 (sekitar Rp37.288). Kenaikan ini menjadikannya salah satu performa terbaik di antara 5 besar kripto, dengan kapitalisasi pasar USD133,68 miliar (sekitar Rp2.112 triliun).
Di sisi lain, Ethereum (ETH) justru melemah 1,75 persen menjadi USD3.651,15 (sekitar Rp57.693.170). Meski terkoreksi, ETH tetap menjadi kripto terbesar kedua dengan kapitalisasi pasar USD438,06 miliar (sekitar Rp6.922 triliun).
Solana (SOL), salah satu aset kripto yang mencatat pertumbuhan kuat sepanjang tahun, mengalami penurunan tipis 1,02 persen. SOL diperdagangkan di USD215,18 (sekitar Rp3.400.844), dengan kapitalisasi pasar USD102,14 miliar (sekitar Rp1.614 triliun).
USDT, stablecoin terbesar, tetap dipatok di USD1,00 (sekitar Rp15.800) dengan pergerakan yang stabil, naik 0,04 persen. Kapitalisasi pasarnya mencapai USD138,41 miliar (sekitar Rp2.186 triliun), menunjukkan peran pentingnya dalam menjaga likuiditas pasar kripto.
Rusia Lirik Bitcoin Jadi Cadangan Strategis
Baru-baru ini berita menarik datang dari Negeri Beruang Merah. Wakil Duma Negara Rusia (setara dengan DPR kalau di Indonesia), Anton Tkachev, melontarkan usulan yang tak biasa. Melalui dokumen resmi yang dilaporkan oleh kantor berita Rusia, RIA Novosti, Tkachev mengajukan ide untuk membuat cadangan strategis Bitcoin bagi Rusia. Dokumen ini sudah ia kirimkan ke Menteri Keuangan Anton Germanovich Siluanov, meminta agar usulan tersebut dipertimbangkan.
Dalam dokumen itu, Tkachev, yang berasal dari partai New People, meminta agar pemerintah Rusia membuat cadangan Bitcoin dengan pola yang mirip cadangan mata uang asing tradisional seperti dolar, euro, atau yuan. “Saya meminta Anda, Anton Germanovich, untuk menilai kelayakan menciptakan cadangan strategis Bitcoin di Rusia, serupa dengan cadangan negara dalam mata uang tradisional,” demikian bunyi dokumen tersebut, seperti dilaporkan di laman ria.ru, Senin, 9 Desember 2024.
Jika disetujui, Tkachev meminta usulan itu diajukan ke pemerintah untuk implementasi lebih lanjut.
Menurut Tkachev, kebutuhan ini mendesak karena kondisi geopolitik yang membuat Rusia sulit mengakses sistem pembayaran internasional tradisional. Dengan sanksi ekonomi yang membatasi ruang gerak Rusia, mata uang kripto atau cryptocurrency seperti Bitcoin dianggap sebagai alat transaksi yang lebih independen. Bahkan, Bank Sentral Rusia sendiri sudah bersiap untuk melakukan eksperimen pembayaran lintas negara menggunakan cryptocurrency.
Mengamankan Stabilitas Keuangan Rusia
Tkachev berpendapat cadangan strategis Bitcoin bisa menjadi solusi untuk meningkatkan stabilitas keuangan Rusia. Ia menyoroti cadangan mata uang tradisional seperti dolar, euro, dan yuan tidak lepas dari ancaman inflasi dan sanksi ekonomi. Oleh karena itu, Bitcoin dianggap sebagai alternatif baru yang tidak bergantung pada otoritas negara mana pun.
Langkah ini, jika diwujudkan, akan membawa Rusia ke dalam daftar negara yang mulai melirik Bitcoin sebagai aset strategis. Sebelumnya, negara-negara seperti Amerika Serikat, El Salvador, Brasil, dan Polandia sudah lebih dulu mengambil langkah serupa. Bahkan, di bawah Presiden terpilih Donald Trump, Amerika sedang merancang rencana membangun cadangan strategis lebih dari 1 juta Bitcoin, yang tampaknya mulai menarik perhatian pejabat Rusia.
Putin: Bitcoin tak Bisa Dilarang
Langkah Tkachev ini sejalan dengan sikap Presiden Rusia Vladimir Putin yang baru saja menyatakan bahwa Bitcoin tidak bisa dilarang atau dihentikan. Beberapa hari lalu, Putin menegaskan Bitcoin akan terus berkembang sebagai bagian dari ekosistem keuangan global. Awal tahun ini, ia juga menandatangani undang-undang yang mengesahkan aktivitas penambangan Bitcoin dan cryptocurrency di Rusia.
Melihat perkembangan ini, tak heran jika Rusia mulai serius mempertimbangkan Bitcoin sebagai bagian dari strategi keuangannya. Apakah ini langkah berani atau sekadar strategi menghadapi sanksi, hanya waktu yang akan menjawab. Yang jelas, Bitcoin semakin menancapkan kukunya di kancah geopolitik global.(*)