KABARBURSA.COM – PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk (BMSR) berencana melakukan pembangunan pabrik hidrogen peroksida (H₂O₂) di Banten.
Perseroan mengumumkan telah mendapatkan fasilitas kredit sindikasi senilai Rp600 miliar dari delapan bank nasional untuk mendanai proyek tersebut.
Dalam keterbukaan informasi, BMSR menyebut pembiayaan dilakukan melalui anak usahanya, PT Hidrogen Peroxida Indonesia (HPI), yang 46 persen sahamnya dimiliki BMSR.
Pada Selasa, 26 Agustus 2025, HPI menandatangani perjanjian perubahan kredit dengan nilai pinjaman yang meningkat dari semula Rp350 miliar menjadi Rp600 miliar.
Adapun, kredit sindikasi ini berasal dari delapan bank nasional. Masing-masing adalah PT Bank Victoria International Tbk (BVIC), PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah, PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan, PT Bank Sinarmas Tbk (BSIM), PT Bank Index Selindo, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR), PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA), serta PT Bank Nagari.
Direktur Utama Bintang Mitra Semestaraya Hermawan mengatakan, dana hasil pinjaman tersebut akan dipakai untuk membiayai pembangunan pabrik hidrogen peroksida di Desa Mangunreja, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Banten.
“Proyek ini diharapkan memperkuat rantai pasok kimia dasar di dalam negeri sekaligus mendukung substitusi impor,” ujarnya, melalui keterangan tertulis, Kamis, 28 Agustus 2025.
Kapasitas Pabrik 40 Ribu Ton per Tahun
Berdasarkan dokumen resmi, pabrik H₂O₂ tersebut dirancang dengan kapasitas produksi 20.000 metrik ton per tahun untuk konsentrasi 100 persen, dan 40.000 metrik ton per tahun untuk konsentrasi 50 persen.
Hermawan, menegaskan bahwa investasi ini berorientasi pada ketahanan industri. “Pabrik hidrogen peroksida ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor H₂O₂ yang pada 2023 mencapai sekitar 40.000 metrik ton," terangnya, menambahkan.
Lebih lanjut, dengan adanya fasilitas baru, perseroan sekaligus memperkuat diversifikasi bisnis di bidang perdagangan bahan dan barang kimia.
Adapun, hidrogen peroksida merupakan bahan kimia penting yang banyak dipakai di industri pulp & paper, tekstil, makanan, hingga perawatan kesehatan.
Selama ini, pasokan dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan industri sehingga ketergantungan impor masih tinggi.
Dengan kapasitas yang disiapkan, BMSR optimistis pabrik barunya mampu menggantikan sebagian besar pasokan impor.
“Kami menargetkan produk ini dapat menjadi substitusi impor yang signifikan dan memberi nilai tambah bagi industri nasional,” ujar Hermawan.
Komitmen Ekspansi Jangka Panjang BMSR
Perseroan menegaskan pembangunan pabrik hidrogen peroksida merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk memperluas portofolio bisnis.
Selain memperkuat posisi di perdagangan kimia, BMSR juga ingin menciptakan nilai tambah dari hilirisasi bahan baku di sektor kimia dasar.
Manajemen menilai dukungan pembiayaan sindikasi dari delapan bank menjadi bukti kepercayaan perbankan terhadap prospek proyek ini.
Dengan kepemilikan hampir separuh saham HPI, BMSR akan memegang peran penting dalam pengembangan, manajemen, serta komersialisasi produk hidrogen peroksida di dalam negeri. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.