Logo
>

Curhat Dapur Rumah hingga Efek Pertumbuhan Ekonomi

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Curhat Dapur Rumah hingga Efek Pertumbuhan Ekonomi

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi rumah tangga pada kuartal I 2024 tumbuh sebesar 4,91 persen. Angka ini menjadi yang terbesar dalam menopang pertumbuhan ekonomi sebanyak 54,93 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

    Pelaksana Tugas (Plt) Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A. Widyasanti mengungkapkan momen Ramadan menjadi faktor pendorong terbesar pertumbuhan tersebut.

    “Konsumsi rumah tangga pada kuartal I-2024 tumbuh 4,91 persen, mencatatkan angka tertinggi sejak pandemi COVID-19 yang hanya mencapai 2,83 persen dibandingkan sebelum pandemi COVID-19 sebesar 5,02 persen,” ujarnya.

    Melihat data tersebut, tren belanja masyarakat memang mengalami peningkatan, khususnya pada Ramadan tahun ini. Fabiola Rizky, seorang ibu rumah tangga menyebut, catatan belanja yang dimilikinya pada bulan puasa tahun ini meningkat dibandingkan tahun lalu.

    "Tentunya meningkat, karena saat puasa stok untuk bahan makanan untuk kebutuhan sehari-hari dan bertambah buat sahur. Apalagi untuk lebaran," kata dia kepada Kabar Bursa, Rabu, 8 Mei 2024.

    Namun, pada saat itu, beberapa bahan pokok seperti beras dan telur ayam mengalami peningkatan harga yang signifikan.

    Ini berdampak pada anggaran bulanan yang telah ditetapkan oleh Fabiola, sehingga akhirnya memberatkan situasi pengeluaran rumah tangga.

    Sebabnya, ia telah menetapkan bahwa 60 hingga 70 persen dari pendapatan rumah tangganya digunakan untuk belanja rutin setiap bulan.

    "Harga beras dan telur lumayan naik, kalau untuk daging kenaikannya masih wajar, tetapi dengan adanya kenaikan harga tersebut cukup memberatkan. Sehingga perhitungan pengeluaran bulanan cukup di luar budget yang sudah ditentukan sebelumnya," ungkap ibu rumah tangga asal Lebak Bulus, Jakarta Selatan itu.

    Hal serupa juga dialami ibu rumah tangga lainnya, Fauziah Zahra. Dia menuturkan belanja rumah tangga pada Ramadan tahun ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

    Kebutuhan Rumah Tangga

    Ia merinci, pendapatan rumah tangganya setiap bulan pada periode Ramadan digelontorkan untuk membeli bapok, kebutuhan anak, zakat fitrah, hingga bersedekah. Tak hanya itu, menurutnya, momen pulang kampung atau mudik juga memberi andil beban pengeluaran rutin tersebut.

    "Bulan Ramadan waktunya kita bersedekah maupun bayar zakat fitrah. Untuk pengeluaran rumah tangga sih kami anggarkan 80 persen dari pendapatan, jadi meningkat tahun ini, karena kita pulang kampung kan, otomatis belanja juga meningkat," ucap dia.

    Zahra mengaku, harga kebutuhan pokok selama puasa tahun ini bervariasi. Namun untuk beras, ia melihat ada peningkatan harga.

    "Untuk harga, ada yang meningkat ada yang tetap. Yang meningkat tuh beras, tepung dan lain lain," tandas dia.

    Peneliti ekonomi makro dan keuangan Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Riza Annisa Pujarama, menyoroti pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal I 2024 ini.

    Riza mengatakan, jika daya beli masyarakat baik-baik saja, pertumbuhan konsumsi rumah tangga seharusnya bisa mendongkrak dari pertumbuhan nasional yang sebesar 5,11 persen. Kondisi tersebut tidak lepas dari inflasi yang melanda Indonesia beberapa waktu lalu. Sebab itu, ia berpandangan masih banyak masyarakat, terutama kelas pendapatan menengah yang menahan daya beli konsumsinya.

    "Kita runut dari inflasi. Bahan pangan terutama beras kan harganya sudah meningkatkan sejak 2023 semester 2, dan itu berlanjut kemudian inflasi tinggi. Komponen inflasi barang bergejolak itu masih tinggi meski sudah turun dari 10 persen year on year (yoy)," jelas Riza, Selasa, 7 Mei 2024.

    Kejar Target Pertumbuhan

    Sementara itu Peneliti Pusat Industri Perdagangan dan Investasi Indef, Ahmad Heri Firdaus mengatakan pertumbuhan konsumsi rumah tangga seharusnya bisa ditingkatkan.

    "Kontributor utama ekonomi kita yaitu konsumsi rumah tangga, ini melajunya menurut saya kurang. Kalau angkanya 4,9 persen itu masih bisa ditingkatkan lagi," ujar dia.

    Ahmad bilang, jika kontributor utama itu tumbuhnya masih di bawah pertumbuhan ekonomi secara umum (5,11 persen), maka akan sulit untuk terealisasi.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.